Nasional

2 Truk Penambang Pasir Terjebak Banjir Lahar Semeru di Lumajang

Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), banjir lahar kali ini tercatat memiliki amplitudo maksimal (Amak) 25 milimeter. Angka ini mengindikasikan volume dan kekuatan aliran lahar yang cukup signifikan untuk menimbulkan dampak serius di sepanjang alirannya. Amak 25 milimeter menandakan getaran tanah yang kuat akibat pergerakan massa lahar, sebuah peringatan dini yang seringkali terlambat disadari oleh mereka yang berada di titik rawan.

Kedatangan banjir lahar yang mendadak ini sontak menyulut kepanikan di antara para penambang pasir dan warga lokal yang beraktivitas di sekitar aliran Sungai Kaliregoyo. Teriakan histeris dan langkah kaki yang bergegas memenuhi udara saat mereka berjuang menyelamatkan diri dari terjangan lumpur pekat dan bebatuan yang bergerak cepat. Pemandangan mengerikan ini menjadi saksi bisu betapa rentannya kehidupan di bawah bayang-bayang keganasan Semeru.

Pantauan langsung di lokasi kejadian menunjukkan dua truk milik penambang pasir terperangkap tak berdaya di tengah derasnya arus lahar. Roda-roda besar mereka terbenam dalam lumpur, sementara bodi truk terhantam material vulkanik yang terbawa arus. Truk-truk tersebut tidak sempat menepi atau menyelamatkan diri karena lahar Gunung Semeru melanda dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, menyapu bersih apa pun yang menghalangi jalannya.

Erik, seorang warga yang menyaksikan langsung kejadian tersebut, menceritakan detik-detik mencekam saat lahar dingin datang secara tiba-tiba. "Ceritanya itu banjir datang, terus truk terjebak waktu proses menaikkan pasir saat menambang. Untuk sopir alhamdulillah selamat," terang Erik di lokasi kejadian pada Rabu (5/11/2025). Erik menjelaskan bahwa para penambang, yang tengah sibuk memuat pasir ke dalam truk, tidak memiliki cukup waktu untuk bereaksi. Mereka hanya bisa menyaksikan kendaraan mereka perlahan-lahan terperangkap dalam lumpur pekat, sementara mereka sendiri berjuang menyelamatkan nyawa dengan berlari menjauh dari aliran sungai yang meluap.

Beruntung, dalam insiden ini, sopir truk dan para penambang yang berada di lokasi berhasil menyelamatkan diri. Mereka berhasil meloloskan diri dari kepungan lahar dingin yang mematikan, meskipun harus meninggalkan aset berharga mereka. Keberuntungan ini tak lepas dari kewaspadaan mereka terhadap tanda-tanda alam, serta naluri bertahan hidup yang kuat di tengah ancaman yang sudah menjadi bagian dari keseharian mereka.

2 Truk Penambang Pasir Terjebak Banjir Lahar Semeru di Lumajang

Menurut Erik, awalnya ada tiga truk yang terjebak saat lahar tiba-tiba melanda. Namun, satu truk berhasil menepi sesaat sebelum air sungai benar-benar diterjang lahar. "Awalnya ada tiga armada truk yang terjebak, tapi yang satu lolos yang dua terjebak. Beruntung tidak ada korban jiwa," tambah Erik. Satu truk yang berhasil selamat ini menjadi bukti bahwa kecepatan reaksi dan sedikit keberuntungan dapat menjadi penentu antara selamat dan terjebak dalam bahaya. Sopir truk yang lolos kemungkinan besar menyadari tanda-tanda awal datangnya lahar, seperti suara gemuruh atau perubahan warna air sungai, dan segera mengambil tindakan.

Kevin, salah satu pemilik truk yang terjebak, mengaku bahwa truknya bisa selamat dari terjangan banjir lahar berkat bantuan dan solidaritas dari penambang lain. Dalam situasi darurat, semangat gotong royong dan saling membantu di antara komunitas penambang menjadi kunci. "Truk saya harus ditarik pakai armada lain buat bisa naik, kan banjirnya tiba-tiba besar tadi," ungkap Kevin dengan nada lega namun juga prihatin. Proses evakuasi truk Kevin berlangsung dramatis, di mana beberapa armada penambang lainnya dikerahkan untuk menarik truk yang terperangkap keluar dari lumpur pekat. Dengan menggunakan rantai baja yang kuat dan mesin derek tambahan, mereka berjuang melawan derasnya arus dan daya hisap lumpur vulkanik. Upaya ini memakan waktu dan tenaga, namun akhirnya membuahkan hasil, menyelamatkan satu dari dua truk yang terjebak sepenuhnya.

Kejadian ini bukan kali pertama Sungai Kaliregoyo menjadi jalur lahar dingin Gunung Semeru. Sebagai salah satu sungai yang berhulu langsung di puncak Mahameru, Kaliregoyo, bersama dengan Besuk Kobokan, Besuk Sat, dan Besuk Kembar, memang menjadi langganan jalur aliran material vulkanik saat terjadi erupsi atau hujan deras di puncak. Topografi Lumajang yang berbukit-bukit dan dilintasi banyak sungai dari gunung berapi aktif menjadikannya daerah yang sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologi, terutama banjir lahar dingin.

Aktivitas penambangan pasir di Lumajang, khususnya di sekitar kaki Semeru, telah menjadi tulang punggung perekonomian bagi ribuan keluarga. Pasir dan bebatuan vulkanik dari Semeru dikenal memiliki kualitas yang baik dan sangat diminati untuk bahan bangunan. Namun, mata pencarian ini datang dengan risiko yang sangat tinggi. Para penambang dan sopir truk setiap hari mempertaruhkan nyawa mereka di area yang bisa sewaktu-waktu diterjang lahar. Peringatan dari PVMBG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seringkali tidak sepenuhnya diindahkan, bukan karena ketidakpedulian, melainkan karena desakan ekonomi.

Kepala BPBD Lumajang, Bapak Suroso, dalam keterangannya pasca-insiden, menyampaikan keprihatinannya. "Kami terus mengimbau masyarakat, khususnya para penambang, untuk selalu waspada dan mematuhi zona bahaya. Sistem peringatan dini kami terus kami tingkatkan, namun kecepatan lahar seringkali melebihi kecepatan reaksi manusia," ujarnya. BPBD secara rutin melakukan sosialisasi mitigasi bencana, pemasangan rambu peringatan, dan pemantauan debit air sungai. Namun, tantangan terbesar adalah mengubah perilaku dan persepsi risiko di kalangan masyarakat yang sudah terbiasa hidup berdampingan dengan ancaman Semeru.

Di sisi lain, PVMBG juga terus memantau aktivitas Semeru secara ketat. Dr. Ahmad Ridwan, seorang vulkanolog dari Universitas Brawijaya, menjelaskan bahwa peningkatan curah hujan di puncak Semeru akan selalu berpotensi memicu lahar dingin. "Material vulkanik sisa erupsi yang menumpuk di kawah dan lereng gunung akan mudah tergerus oleh air hujan, membentuk aliran lahar yang sangat destruktif. Amak 25 milimeter ini sudah cukup untuk menyeret material besar dan merusak infrastruktur," jelasnya. Ia menambahkan bahwa perlu ada kajian lebih mendalam mengenai relokasi area penambangan yang lebih aman atau pengembangan teknologi peringatan dini yang lebih efektif dan dapat diakses secara real-time oleh seluruh masyarakat, terutama mereka yang beraktivitas di zona merah.

Insiden terjebaknya truk penambang pasir ini menjadi pengingat pahit akan betapa rentannya manusia di hadapan kekuatan alam. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian materiil yang diderita penambang dan pemilik truk tidaklah sedikit. Perbaikan truk, penundaan pekerjaan, dan hilangnya pendapatan menjadi beban tambahan bagi mereka yang sudah hidup dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan. Peristiwa ini juga memicu diskusi lebih lanjut mengenai keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan keselamatan jiwa di wilayah rawan bencana seperti Lumajang. Apakah pemerintah perlu memberlakukan zona larangan tambang permanen di area tertentu, ataukah perlu ada program pemberdayaan ekonomi alternatif bagi masyarakat agar tidak lagi bergantung pada mata pencarian berisiko tinggi ini? Pertanyaan-pertanyaan ini akan terus menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan di Lumajang.

Masyarakat Lumajang, khususnya mereka yang tinggal di lereng Semeru, telah menunjukkan ketangguhan yang luar biasa dalam menghadapi berbagai ancaman bencana. Namun, setiap insiden seperti ini adalah pengingat bahwa kewaspadaan tidak boleh kendur. Pendidikan mitigasi bencana yang berkelanjutan, penguatan infrastruktur penahan lahar, serta pengembangan sistem peringatan dini yang terintegrasi dan mudah dipahami adalah langkah-langkah krusial untuk meminimalkan risiko di masa depan. Banjir lahar dingin Semeru akan terus menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap Lumajang, dan adaptasi serta kesiapsiagaan adalah kunci untuk hidup berdampingan dengan gunung api yang perkasa ini.

(has/but)

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id

2 Truk Penambang Pasir Terjebak Banjir Lahar Semeru di Lumajang

Related Articles