Nasional

Pemkot Blitar Siapkan Rp30 M, 480 RT Berlomba Ajukan Pencairan

Pemkot Blitar, dalam komitmennya yang teguh terhadap pemberdayaan masyarakat, telah mengalokasikan anggaran kolosal sebesar Rp30 miliar untuk program ambisius ini. Dana tersebut, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dirancang untuk menjadi katalisator bagi perbaikan infrastruktur esensial di tingkat RT, serta berbagai inisiatif pemberdayaan lainnya. Anggaran sebesar Rp50 juta yang dialokasikan untuk setiap RT bukan sekadar angka, melainkan sebuah investasi signifikan yang dipercaya mampu mentransformasi wajah lingkungan, meningkatkan kualitas hidup warga, dan memperkuat fondasi sosial ekonomi komunitas.

Fredy Hermawan, Kepala Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah (Sekda) Kota Blitar, dengan optimisme yang tinggi mengonfirmasi bahwa mayoritas RT telah menunaikan kewajiban administratif dengan menyerahkan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP). Ini adalah indikator kuat bahwa program ini tidak hanya diterima dengan baik, tetapi juga direspon dengan keseriusan dan persiapan matang oleh warga. Fredy menyoroti pola pengajuan yang dominan, yang secara jelas mencerminkan prioritas utama masyarakat saat ini. "Dari data yang masuk, mayoritas pengajuan digunakan untuk pembangunan fisik. Banyak RT yang memilih untuk membangun saluran drainase, pavingisasi, dan perbaikan jalan lingkungan sebagai prioritas utama mereka," ujarnya pada Selasa (16/9/2025), menggarisbawahi urgensi pemenuhan kebutuhan dasar infrastruktur di banyak lingkungan.

Fokus pada infrastruktur fisik seperti saluran drainase adalah cerminan dari tantangan lingkungan yang sering dihadapi perkotaan, termasuk Kota Blitar. Pembangunan atau perbaikan drainase menjadi krusial untuk mengatasi masalah banjir lokal, genangan air yang mengganggu aktivitas sehari-hari, serta menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Sistem drainase yang baik tidak hanya mencegah kerusakan properti dan infrastruktur lainnya, tetapi juga meminimalisir risiko penyebaran penyakit yang seringkali muncul akibat sanitasi yang buruk. Dengan demikian, investasi pada drainase adalah investasi jangka panjang untuk kualitas hidup dan keberlanjutan lingkungan.

Demikian pula, pavingisasi dan perbaikan jalan lingkungan memegang peranan vital dalam meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas warga. Jalan yang mulus dan terawat tidak hanya memudahkan pergerakan orang dan barang, tetapi juga meningkatkan nilai estetika lingkungan, menciptakan suasana yang lebih nyaman dan aman. Jalan yang baik mendukung aktivitas ekonomi lokal, seperti pedagang keliling atau usaha rumahan, serta memfasilitasi akses ke fasilitas umum. Ini adalah langkah nyata menuju terciptanya lingkungan permukiman yang modern, tertata, dan layak huni, yang secara langsung berdampak pada kebanggaan dan kesejahteraan warga RT.

Program "RT Keren" bukanlah inisiatif dadakan, melainkan sebuah manifestasi dari visi pembangunan berkelanjutan yang telah digulirkan sejak era kepemimpinan Wali Kota Santoso dan kini terus dilanjutkan dengan semangat yang sama oleh Wali Kota Syauqul Muhibbin. Keberlanjutan program lintas kepemimpinan ini menjadi bukti nyata komitmen politik dan dukungan luas terhadap pendekatan pembangunan yang memberdayakan. Filosofi inti program ini adalah memberikan otonomi dan kepercayaan penuh kepada warga RT untuk secara langsung mengidentifikasi kebutuhan mereka, merencanakan solusi, dan mengelola implementasi pembangunan. Model ini jauh lebih efektif dibandingkan pendekatan top-down tradisional, karena memastikan bahwa setiap proyek yang dilaksanakan benar-benar relevan dan sesuai dengan konteks lokal.

Pemkot Blitar Siapkan Rp30 M, 480 RT Berlomba Ajukan Pencairan

Dana sebesar Rp50 juta yang dialokasikan untuk setiap RT memiliki sifat yang sangat fleksibel. Meskipun saat ini mayoritas pengajuan berfokus pada pembangunan fisik, dana tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya. Potensi penggunaannya mencakup, namun tidak terbatas pada, program pelatihan keterampilan, pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal, kegiatan sosial dan budaya, peningkatan keamanan lingkungan melalui pemasangan CCTV atau pos ronda, hingga inisiatif pengelolaan sampah berbasis komunitas. Fleksibilitas ini memungkinkan setiap RT untuk beradaptasi dengan kebutuhan unik mereka, entah itu memperkuat infrastruktur fisik, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, atau menciptakan lingkungan sosial yang lebih dinamis dan inklusif.

Namun, tingginya angka pengajuan untuk perbaikan infrastruktur pada termin pertama ini secara jelas mengindikasikan adanya kebutuhan mendesak yang telah lama tertunda. Banyak RT yang mungkin selama ini kesulitan mendapatkan alokasi dana untuk perbaikan dasar, kini melihat "RT Keren" sebagai peluang emas untuk mengatasi permasalahan yang selama ini menjadi keluhan utama warga. Ini adalah sinyal positif bahwa program ini benar-benar menjawab aspirasi riil masyarakat dan bukan sekadar proyek pembangunan tanpa arah.

Untuk memastikan bahwa program sebesar ini berjalan lancar, transparan, dan akuntabel, Pemerintah Kota Blitar telah menyiapkan serangkaian mekanisme pendukung yang kuat. Fredy Hermawan menegaskan komitmen Pemkot: "Kami memastikan pelaksanaannya berjalan sesuai rencana. Pemkot juga telah merekrut tenaga pendamping RT Keren yang bertugas mendampingi setiap tahapan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan kegiatan di masing-masing RT." Keberadaan tenaga pendamping ini sangat vital. Mereka adalah jembatan antara pemerintah daerah dan komunitas, bertugas memberikan bimbingan teknis, membantu dalam penyusunan laporan keuangan, memastikan kepatuhan terhadap regulasi, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif. Peran ini tidak hanya memitigasi risiko penyalahgunaan dana, tetapi juga meningkatkan kapasitas manajemen dan tata kelola di tingkat RT, menjadikan program ini sebagai ajang pembelajaran bagi seluruh komunitas.

Total alokasi dana Rp30 miliar dari APBD untuk 600 RT yang tersebar di 21 kelurahan di Kota Blitar adalah cerminan dari komitmen besar Pemkot Blitar untuk meratakan pembangunan dan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Angka pengajuan yang mencapai 80 persen pada termin pertama ini bukan hanya sekadar statistik, melainkan sebuah indikasi kuat bahwa program "RT Keren" berjalan efektif, tepat sasaran, dan selaras dengan aspirasi kolektif masyarakat. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam mewujudkan Kota Blitar yang lebih mandiri, maju, dan sejahtera, di mana setiap warga merasa memiliki dan terlibat dalam pembangunan lingkungannya. Program ini menjadi model percontohan bagaimana pemerintah daerah dapat secara cerdas dan efektif memberdayakan komunitas terkecil untuk menjadi agen perubahan utama dalam pembangunan kota.

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id

Pemkot Blitar Siapkan Rp30 M, 480 RT Berlomba Ajukan Pencairan

Related Articles