Pelita Harapan di Kaki Penanggungan: PNM Wujudkan Impian Pendidikan Anak Lereng Mojokerto melalui Ruang Pintar Majada AL-Hidayah

Di jantung Kabupaten Mojokerto, tersembunyi sebuah dusun yang menyimpan keindahan alam sekaligus tantangan pendidikan yang mendalam. Dusun Kandangan, yang merupakan bagian dari Desa Kunjorowesi di Kecamatan Ngoro, adalah permata terpencil yang dikelilingi hijaunya lereng Gunung Penanggungan. Jauh dari hiruk-pikuk dan gemerlap kota, kehidupan di sini berjalan dalam irama yang lebih tenang, namun di balik ketenangan itu, tersimpan kerinduan akan akses pendidikan yang lebih merata dan berkualitas bagi generasi penerus. Anak-anak Kandangan, yang setiap hari menghirup udara pegunungan yang segar dan bermain di alam yang asri, seringkali harus berhadapan dengan keterbatasan fasilitas pendidikan formal. Jarak sekolah yang jauh, medan yang sulit, serta keterbatasan biaya seringkali menjadi penghalang utama bagi mereka untuk meraih impian pendidikan.
Namun, di tengah keterbatasan tersebut, secercah harapan kini menyala terang. Sebuah bangunan sederhana namun sarat makna telah berdiri kokoh: Ruang Pintar Majada AL-Hidayah. Fasilitas belajar gratis ini bukan sekadar sebuah gedung, melainkan simbol komitmen terhadap masa depan anak-anak di lereng Penanggungan. Inisiatif mulia ini diresmikan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Mojokerto, sebagai bagian integral dari program PNM Peduli yang berfokus pada Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Kehadiran Ruang Pintar ini menandai babak baru dalam upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya melalui jalur pendidikan, yang diyakini sebagai kunci utama untuk memutus mata rantai kemiskinan dan ketertinggalan.
Ruang Pintar Majada AL-Hidayah dirancang bukan hanya sebagai tempat untuk menimba ilmu, melainkan sebagai pusat komunitas yang hangat dan inklusif. Di sinilah anak-anak dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung tanpa harus menempuh perjalanan jauh yang melelahkan atau menghadapi kendala biaya. Pentingnya fasilitas semacam ini semakin terasa mengingat data yang dirilis UNICEF, yang menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen anak di daerah terpencil Indonesia masih belum sepenuhnya menikmati pendidikan berkualitas. Angka ini menggambarkan betapa krusialnya peran inisiatif seperti Ruang Pintar ini dalam mengisi kekosongan dan menjembatani kesenjangan akses pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. PNM melihat ini bukan hanya sebagai statistik, melainkan sebagai panggilan untuk bertindak, untuk memastikan bahwa setiap anak, di mana pun mereka berada, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
Pimpinan PNM Cabang Mojokerto, Arif Sulistyantoro, dengan penuh keyakinan menegaskan bahwa keberadaan Ruang Pintar ini adalah wujud nyata kepedulian BUMN pada sektor pendidikan di pelosok negeri. "Kami percaya pendidikan adalah kunci masa depan yang lebih baik, dan kami berharap anak-anak di Kandangan bisa mendapatkan akses pengetahuan yang layak dan berkualitas," tutur Arif, penuh optimisme, pada Selasa, 16 September 2025. Pernyataan ini bukan sekadar retorika, melainkan cerminan dari filosofi PNM yang lebih luas, bahwa investasi pada sumber daya manusia adalah investasi terbaik untuk pembangunan bangsa. Program TJSL PNM Peduli tidak hanya berfokus pada pemberian modal usaha mikro, tetapi juga menyentuh aspek-aspek vital lain seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan, demi menciptakan ekosistem sosial-ekonomi yang lebih seimbang dan berkelanjutan.
Lebih dari sekadar memfasilitasi pembelajaran dasar, Ruang Pintar ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat juang pada anak-anak. Mereka akan diajarkan bahwa keterbatasan geografis bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita. Kurikulum informal yang diterapkan di Ruang Pintar ini dirancang agar interaktif dan menyenangkan, jauh dari kesan kaku sekolah formal, sehingga anak-anak merasa nyaman dan antusias untuk datang setiap hari. Para relawan dan pendidik lokal yang berdedikasi membimbing mereka dalam memahami konsep dasar, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, serta menumbuhkan minat baca melalui cerita-cerita inspiratif dan permainan edukatif. Ini adalah upaya holistik untuk membentuk karakter dan potensi mereka secara maksimal.
Dampak positif dari Ruang Pintar ini diyakini tidak hanya akan dirasakan oleh anak-anak, tetapi juga oleh masyarakat sekitar secara keseluruhan. Dengan adanya pendidikan informal yang inklusif dan mudah diakses, PNM berharap dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial yang seringkali menjadi penghalang utama mobilitas vertikal di masyarakat. Ketika anak-anak memiliki pondasi pendidikan yang kuat, mereka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau mengembangkan keterampilan yang relevan, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan komunitas mereka. Ini adalah langkah strategis untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat dari akarnya, menciptakan agen-agen perubahan dari dalam desa itu sendiri.
Arif Sulistyantoro menambahkan, visi besar dari program ini adalah ikut mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan, selaras dengan cita-cita Indonesia Emas 2045. "Kami ingin hadir bukan hanya sebagai lembaga keuangan, tetapi juga bagian dari perjalanan masyarakat Kandangan menuju masa depan yang lebih cerah, masa depan di mana setiap anak memiliki kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi bagi bangsa," katanya. Ini menunjukkan bahwa PNM tidak hanya memandang perannya dari sudut pandang ekonomi semata, melainkan juga sebagai entitas yang bertanggung jawab secara sosial untuk membentuk fondasi yang kokoh bagi kemajuan bangsa. Dukungan terhadap pendidikan di daerah terpencil adalah investasi jangka panjang yang akan membuahkan hasil berupa sumber daya manusia unggul yang siap bersaing di kancah global.
Peresmian Ruang Pintar Majada AL-Hidayah pun disambut hangat oleh warga setempat. Suasana haru dan gembira menyelimuti Dusun Kandangan. Senyum ceria anak-anak yang berlarian di halaman TPQ, tempat Ruang Pintar ini berlokasi, seakan menjadi simbol bahwa pendidikan bisa dimulai dari mana saja, bahkan dari dusun kecil di lereng gunung yang jauh dari pusat kota. Ibu Sumiati, salah seorang warga Kandangan, dengan mata berkaca-kaca mengungkapkan perasaannya, "Dulu, anak-anak kami harus berjalan kaki berkilo-kilometer atau bahkan tidak bisa bersekolah karena jarak dan biaya. Sekarang, dengan Ruang Pintar ini, mereka bisa belajar dekat rumah, gratis, dan semangat mereka terlihat sekali. Kami sangat bersyukur." Kesaksian semacam ini menegaskan bahwa PNM telah menyentuh hati masyarakat dan membawa perubahan nyata dalam kehidupan mereka.
Melalui ruang sederhana ini, PNM ingin menyalakan pelita pengetahuan yang akan menjadi bekal tak ternilai bagi generasi mendatang. Ini adalah harapan yang tumbuh dari tanah, dari semangat gotong royong, dan dari keyakinan akan kekuatan pendidikan. Di balik dinding-dinding Ruang Pintar Majada AL-Hidayah, tersimpan mimpi besar untuk melahirkan anak-anak desa yang percaya diri, cerdas, dan siap menatap masa depan dengan optimisme. Mereka adalah bibit-bibit unggul yang suatu hari nanti akan tumbuh menjadi pemimpin, inovator, dan pelita bagi komunitas mereka sendiri, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk mencapai kemajuan. Ini adalah bukti nyata bahwa dengan kolaborasi dan kepedulian, perubahan positif yang signifikan dapat diwujudkan, bahkan di sudut-sudut paling terpencil sekalipun.
rakyatindependen.id