Nasional

Pamekasan Darurat Kebakaran: 64 Insiden Landa Wilayah Sejak Awal 2025, Kerugian Miliaran Rupiah Mengintai

Pamekasan, sebuah kabupaten yang dikenal dengan produksi tembakaunya, kini dihadapkan pada ancaman serius akibat peningkatan insiden kebakaran. Sejak awal Januari hingga pertengahan September 2025, tercatat sebanyak 64 peristiwa kebakaran telah mencengkeram berbagai sudut wilayah ini, menimbulkan kerugian material yang diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Data mengejutkan ini dirilis setelah insiden terbaru yang melanda gudang tembakau PT SHM Jaya di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Pamekasan, pada Kamis malam, 18 September 2025. Peristiwa ini menjadi pengingat pahit akan kerentanan daerah terhadap bencana api, sekaligus menyoroti perlunya kewaspadaan kolektif dan langkah-langkah mitigasi yang lebih komprehensif.

Kasi Ops Damkar Satpol-PP dan Damkar Pamekasan, Zainuddin, dalam keterangannya kepada awak media pada Jumat, 19 September 2025, mengungkapkan data statistik yang mengkhawatirkan tersebut. "Terhitung sejak Januari hingga pertengahan September 2025, total data kebakaran di Pamekasan, tercatat sebanyak 64 kejadian," ujarnya, menegaskan skala masalah yang dihadapi. Angka ini mengindikasikan bahwa rata-rata terjadi lebih dari tujuh insiden per bulan, sebuah frekuensi yang jauh dari ideal dan menuntut perhatian serius dari semua pihak.

Penyebaran kebakaran tidak terbatas pada satu titik saja, melainkan meluas di beberapa kecamatan berbeda, khususnya di wilayah tengah dan selatan Pamekasan. Area-area seperti Kecamatan Larangan, Pademawu, Palengaan, Pamekasan (Kota), dan Proppo, seringkali menjadi lokasi kejadian. Distribusi geografis ini menunjukkan bahwa masalah kebakaran bukan hanya isu lokalistik, tetapi telah menjadi persoalan regional yang membutuhkan pendekatan terpadu.

Dari total 64 insiden, mayoritas merupakan kebakaran lahan kosong, sebuah fenomena yang lazim terjadi terutama selama musim kemarau. Lahan-lahan kering yang tidak terurus, semak belukar, dan sampah yang dibakar sembarangan seringkali menjadi pemicu utama. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah insiden kebakaran pada unit bangunan, yang terdata sebanyak 4 unit. Tiga di antaranya merupakan bangunan penyimpanan tembakau, sebuah komoditas vital bagi ekonomi Pamekasan, sementara satu unit lainnya merupakan bangunan kosong di Palengaan. Kerentanan gudang tembakau menjadi sorotan khusus, mengingat nilai ekonomi yang tinggi dan risiko besar terhadap mata pencarian petani serta stabilitas industri lokal.

Insiden kebakaran gudang tembakau PT SHM Jaya adalah contoh nyata dari kerugian besar yang bisa ditimbulkan. Meskipun tidak ada korban jiwa maupun korban luka-luka dalam seluruh peristiwa kebakaran ini, kerugian material ditaksir mencapai miliaran rupiah, terutama untuk unit bangunan gudang tembakau yang menyimpan stok komoditas berharga. Sebuah gudang tembakau dapat menyimpan berton-ton tembakau kering yang siap olah, dan kerugian satu gudang saja bisa berdampak signifikan pada rantai pasok dan perekonomian perusahaan serta para petani yang memasok. Kerugian finansial ini tidak hanya memukul pemilik gudang, tetapi juga berpotensi menciptakan efek domino yang merugikan sektor pertanian dan perdagangan tembakau di Pamekasan secara keseluruhan.

Pamekasan Darurat Kebakaran: 64 Insiden Landa Wilayah Sejak Awal 2025, Kerugian Miliaran Rupiah Mengintai

Faktor pemicu kebakaran di Pamekasan sangat beragam, namun dapat dikelompokkan berdasarkan jenis kejadian. Untuk kebakaran lahan kosong, penyebab umumnya meliputi:

  1. Pembakaran sampah yang tidak terkontrol: Banyak masyarakat masih memiliki kebiasaan membakar sampah di pekarangan atau lahan kosong, yang seringkali merembet ke area sekitarnya, terutama saat angin kencang.
  2. Puntung rokok: Puntung rokok yang dibuang sembarangan di area kering dapat dengan mudah menyulut api.
  3. Gesekan alami: Pada musim kemarau ekstrem, gesekan ranting pohon atau daun kering dapat memicu percikan api.
  4. Aktivitas pertanian: Pembakaran sisa-sisa pertanian atau pembukaan lahan dengan cara membakar, meskipun dilarang, masih kerap terjadi.

Sementara itu, untuk kebakaran bangunan, terutama gudang tembakau, penyebabnya bisa lebih kompleks:

  1. Korsleting listrik: Instalasi listrik yang usang atau tidak sesuai standar seringkali menjadi biang keladi kebakaran bangunan.
  2. Panas berlebih: Proses pengeringan tembakau, jika tidak diatur dengan baik, dapat menghasilkan panas berlebih yang memicu kebakaran.
  3. Penyimpanan bahan mudah terbakar: Tembakau kering adalah bahan yang sangat mudah terbakar. Penyimpanan yang padat dan kurangnya ventilasi dapat meningkatkan risiko.
  4. Kelalaian manusia: Seperti lupa mematikan peralatan listrik, kompor, atau lilin.
  5. Pamekasan Darurat Kebakaran: 64 Insiden Landa Wilayah Sejak Awal 2025, Kerugian Miliaran Rupiah Mengintai

  6. Potensi kesengajaan: Meskipun jarang, faktor kesengajaan atau sabotase tidak bisa sepenuhnya dikesampingkan.

Dampak dari 64 insiden kebakaran ini melampaui kerugian material semata. Secara lingkungan, asap tebal yang dihasilkan dari kebakaran lahan maupun bangunan mencemari udara, mengurangi kualitas pernapasan, dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan bagi warga sekitar. Flora dan fauna di area yang terbakar juga mengalami kerusakan atau kehilangan habitat. Dari segi sosial, masyarakat yang tinggal di dekat lokasi kebakaran seringkali mengalami trauma, ketakutan, dan gangguan aktivitas sehari-hari. Beberapa bahkan mungkin harus mengungsi sementara waktu.

Respon cepat dari Tim Damkar Pamekasan patut diacungi jempol, namun mereka juga menghadapi berbagai tantangan. Keterbatasan jumlah unit armada pemadam, pasokan air yang tidak selalu mudah dijangkau di area terpencil, serta akses jalan yang sempit atau rusak, seringkali memperlambat proses pemadaman. Zainuddin menekankan bahwa meskipun timnya selalu berupaya maksimal, pencegahan adalah kunci utama. "Kami selalu berupaya merespons secepat mungkin, namun tantangan di lapangan cukup besar. Oleh karena itu, langkah antisipatif dari masyarakat sangatlah penting," katanya.

Menyikapi peningkatan frekuensi kebakaran, Zainuddin kembali mengingatkan sekaligus mengimbau masyarakat agar selalu mawas diri dan berhati-hati terhadap berbagai jenis bencana, termasuk kebakaran. "Selalu mawas diri dan melakukan berbagai langkah antisipatif untuk menghindari peristiwa ini," imbaunya dengan nada serius. Edukasi dan sosialisasi mengenai pencegahan kebakaran harus digencarkan secara masif. Beberapa langkah antisipatif yang dapat dilakukan masyarakat antara lain:

  1. Tidak membakar sampah sembarangan: Gunakan metode pengelolaan sampah yang lebih aman, seperti daur ulang atau pengomposan.
  2. Memastikan puntung rokok padam sempurna: Jangan membuang puntung rokok di area kering atau semak belukar.
  3. Rutin memeriksa instalasi listrik: Pastikan instalasi listrik di rumah atau tempat kerja dalam kondisi baik dan tidak ada kabel yang terkelupas atau usang.
  4. Mematikan peralatan elektronik dan kompor saat tidak digunakan: Kelalaian kecil dapat berakibat fatal.
  5. Menjauhkan bahan mudah terbakar dari sumber api: Pastikan area penyimpanan bahan seperti kayu, kain, atau tembakau kering terpisah dari potensi sumber api.
  6. Memiliki alat pemadam api ringan (APAR): APAR dapat sangat membantu dalam memadamkan api pada tahap awal.

Khusus untuk industri tembakau, Zainuddin juga menyarankan agar pemilik gudang dan pekerja lebih meningkatkan standar keamanan. Proses pengeringan tembakau harus diawasi ketat, instalasi listrik di gudang harus diperiksa secara berkala, dan tersedia jalur evakuasi serta alat pemadam yang memadai. Penyimpanan tembakau juga harus memperhatikan sirkulasi udara dan tidak terlalu padat untuk menghindari potensi panas internal.

Pemerintah daerah diharapkan dapat mengintensifkan kampanye kesadaran publik, bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk lembaga pendidikan, tokoh agama, dan organisasi kemasyarakatan. Pelatihan penanggulangan kebakaran dasar bagi masyarakat umum juga bisa menjadi inisiatif yang sangat bermanfaat. Selain itu, peningkatan kapasitas Damkar Pamekasan, baik dari segi jumlah personel, peralatan, maupun armada, menjadi kebutuhan mendesak untuk menghadapi tantangan ini di masa depan. Anggaran yang memadai harus dialokasikan untuk memastikan kesiapan Damkar dalam merespons setiap insiden.

Penting untuk diingat bahwa kebakaran tidak memandang musim, apakah itu musim penghujan ataupun musim kemarau. Meskipun risiko cenderung meningkat di musim kemarau karena kondisi yang kering, insiden kebakaran tetap bisa terjadi kapan saja akibat kelalaian atau faktor teknis. Oleh karena itu, kewaspadaan harus selalu dijaga sepanjang tahun. "Sehingga kita harus selalu waspada agar terhindar dari peristiwa ini," pungkas Zainuddin, menekankan bahwa pencegahan adalah tanggung jawab bersama. Pamekasan harus belajar dari 64 insiden yang telah terjadi ini dan mengambil langkah proaktif untuk membangun komunitas yang lebih tangguh dan aman dari ancaman kebakaran. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan di masa depan.

[pin/but] rakyatindependen.id

Related Articles