Jumbara 2025: Ratusan Pelajar PMR Se-Jatim Tanam Tabebuya dan Sebarkan Kebaikan di Gresik, Wujudkan Generasi Peduli Lingkungan dan Sosial.

Semangat kemanusiaan dan kepedulian lingkungan berkobar di Gresik, Jawa Timur, ketika ratusan anggota Palang Merah Remaja (PMR) dari berbagai penjuru provinsi berkumpul untuk Jumpa Bhakti Gembira (Jumbara) 2025. Di sela-sela jadwal kegiatan yang padat, para pelajar SMP dan SMA yang merupakan bagian integral dari gerakan kepalangmerahan ini mengukir jejak hijau dengan menanam 200 pohon, termasuk jenis Tabebuya yang indah, di area Kompleks Stadion Gelora Joko Samudro (Gejos) Gresik. Aksi ini tidak hanya menjadi simbol komitmen terhadap kelestarian alam, tetapi juga cerminan nyata dari pendidikan karakter dan tanggung jawab sosial yang diemban oleh PMR.
Pagi itu, suasana di sekitar Gejos Gresik dipenuhi dengan antusiasme yang membara. Para peserta Jumbara, baik laki-laki maupun perempuan, tampak bersemangat saat diangkut menuju lokasi penanaman menggunakan truk milik Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur. Setibanya di area yang telah ditentukan, tanpa membuang waktu, mereka langsung memulai aksi penghijauan. Dengan cangkul dan bibit pohon di tangan, para remaja ini menunjukkan dedikasi tinggi, menggali lubang, menanam bibit, dan menyiramnya dengan penuh harap, membayangkan masa depan di mana pohon-pohon ini akan tumbuh besar, memberikan keteduhan, serta mempercantik wajah kota Gresik.
Ketua PMI Jawa Timur, Imam Utomo, yang turut hadir dan memberikan dukungan penuh, menegaskan pentingnya kegiatan semacam ini. Menurutnya, aksi tanam pohon adalah bagian esensial dari upaya menanamkan rasa peduli terhadap lingkungan kepada generasi muda sejak dini. "Pelajar harus memiliki kepedulian, salah satunya melalui penghijauan. Kegiatan ini bukan sekadar seremoni belaka, tetapi merupakan cara yang sangat efektif untuk memberikan pemahaman mendalam tentang urgensi lahan hijau sebagai area resapan air alami dan sarana untuk mengembalikan fungsi ekologis alam yang kian tergerus pembangunan," ujarnya dengan nada penuh harap, Senin (22/9/2025).
Mantan Gubernur Jawa Timur tersebut melanjutkan penjelasannya, menekankan bahwa kondisi lingkungan global saat ini menuntut partisipasi aktif dari semua lapisan masyarakat, terutama kaum muda, untuk menjaga keberlanjutan bumi. Penanaman pohon di area publik seperti stadion, yang kerap menjadi pusat aktivitas masyarakat, memiliki dampak ganda. Selain secara langsung memperbaiki kualitas lingkungan lokal, juga berfungsi sebagai pengingat visual bagi warga lain tentang pentingnya menjaga kelestarian alam. Pohon-pohon yang ditanam hari ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih hijau dan sehat bagi generasi mendatang. Inisiatif ini selaras dengan upaya global dalam mitigasi perubahan iklim dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Namun, aksi sosial dan kemanusiaan para peserta Jumbara 2025 tidak berhenti pada penghijauan saja. Imam Utomo juga mengungkapkan bahwa selain menanam pohon, para peserta Jumbara turut menggelar serangkaian kegiatan sosial lainnya, termasuk mengunjungi sejumlah panti asuhan di Gresik. Kunjungan ini dirancang untuk memperluas cakrawala kepedulian sosial para remaja PMR, membekali mereka dengan empati, dan menumbuhkan semangat berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Di panti asuhan, mereka tidak hanya memberikan bantuan materiil, tetapi juga berbagi tawa, cerita, serta pengetahuan yang mereka miliki, menciptakan ikatan emosional yang berharga dengan anak-anak yatim piatu.
Dipilihnya pohon Tabebuya untuk program penghijauan ini juga memiliki alasan kuat. Pohon yang berasal dari Brasil ini telah dikenal luas karena kemampuannya beradaptasi dengan baik di iklim tropis seperti Indonesia. Selain ketahanannya, Tabebuya juga sangat dihargai karena keindahan bunganya yang berwarna-warni – mulai dari kuning cerah, merah muda, hingga putih – yang mampu memperindah kawasan perkotaan. Bunga-bunga ini mekar secara musiman, menciptakan pemandangan yang memukau dan memberikan sentuhan estetika alami yang sangat dibutuhkan di tengah hiruk pikuk kota. Dengan karakteristik ini, pohon Tabebuya diharapkan dapat memberikan dampak positif ganda: sebagai paru-paru kota yang menyumbang oksigen dan menyerap polutan, sekaligus sebagai elemen dekoratif yang meningkatkan kualitas visual lingkungan sekitar Stadion Gejos.
Dengan langkah-langkah kecil namun penuh makna ini, PMI Jawa Timur bersama ribuan relawan PMR berharap dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi lingkungan dan masyarakat. Mereka juga berharap aksi ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, organisasi lain, serta komunitas-komunitas pemuda lainnya untuk turut serta menjaga bumi, melakukan tindakan nyata, dan menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya pelestarian lingkungan dan kepedulian sosial. Ini adalah wujud konkret dari peran aktif generasi muda dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Salah satu peserta Jumbara, Al Gar Yazar Darusman, siswa kelas XI asal SMKN 1 Singosari, Malang, berbagi pengalamannya selama mengikuti kegiatan di Gresik. Meskipun harus beradaptasi dengan cuaca Gresik yang cenderung panas, ia menyatakan bahwa kegiatan Jumbara ini sangat menyenangkan dan memberikan banyak pelajaran berharga. "Di Gresik cuacanya panas sekali, butuh waktu hingga hari ketiga saya baru bisa beradaptasi dengan baik, mengingat di daerah Singosari tempat saya berasal cuacanya cenderung lebih dingin dan sejuk," ungkapnya dengan senyum. Adaptasi ini sendiri menjadi bagian dari pengalaman berharga yang melatih ketahanan diri dan fleksibilitas para peserta.
Remaja jangkung ini menambahkan, dirinya sangat terkesan dengan seluruh rangkaian kegiatan Jumbara dan mengusulkan agar acara semacam ini dapat diperbanyak, tidak hanya di tingkat provinsi tetapi juga di tingkat kabupaten atau kota. Menurutnya, Jumbara adalah platform yang sangat efektif untuk mengembangkan diri. "Masuk ke PMR bukan sekadar kumpul-kumpul dengan teman atau mencari kesenangan semata. Tapi lebih dari itu, karena di sini kita dibekali dengan ilmu kemanusiaan, keterampilan pertolongan pertama, kepemimpinan, dan yang terpenting adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial yang kuat terhadap lingkungan dan sesama," tutupnya. Pernyataan Al Gar ini menjadi cerminan dari filosofi dan tujuan mulia di balik gerakan Palang Merah Remaja, yaitu mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki hati nurani yang peka dan siap berkontribusi positif bagi masyarakat.
Melalui Jumbara 2025 di Gresik, PMR se-Jawa Timur telah membuktikan bahwa generasi muda adalah kekuatan pendorong perubahan. Mereka tidak hanya mewarisi bumi, tetapi juga aktif membentuknya menjadi tempat yang lebih baik, lebih hijau, dan lebih manusiawi. Penanaman pohon Tabebuya di Gejos dan kunjungan ke panti asuhan adalah dua sisi mata uang dari komitmen yang sama: membangun masa depan yang berkelanjutan dengan landasan kepedulian yang kuat. Semangat Jumbara ini diharapkan terus menyala, menginspirasi lebih banyak pemuda untuk menjadi agen perubahan yang peduli dan bertanggung jawab.
rakyatindependen.id