Nasional

Gerakan Pangan Murah di Sidoarjo Diserbu Warga, Beras SPHP Habis Terjual Setiap Hari

Inisiatif Gerakan Pangan Murah ini bukan hanya program lokal Sidoarjo, melainkan merupakan bagian integral dari program nasional yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo, sebuah langkah strategis pemerintah pusat untuk menjaga ketahanan pangan dan menstabilkan harga komoditas utama di seluruh Indonesia. Di Sidoarjo, keberhasilan program ini tidak lepas dari dukungan penuh dan kolaborasi erat antara berbagai pihak. Mulai dari camat, lurah, aparat TNI-Polri (termasuk Babinsa dan Bhabinkamtibmas), hingga berbagai pemangku kepentingan lainnya, semua bersinergi untuk memastikan kelancaran distribusi dan efektivitas program. Hingga saat ini, Gerakan Pangan Murah telah merambah ke 18 kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo, menunjukkan komitmen Pemkab Sidoarjo dalam menjangkau seluas-luasnya masyarakat yang membutuhkan.

Salah satu contoh nyata dari pelaksanaan program ini terlihat di Kecamatan Waru, di mana pasar murah beras SPHP digelar setiap hari secara bergiliran di berbagai desa. Petugas kecamatan, perangkat desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas bekerja sama secara aktif, turun langsung ke lapangan untuk mendistribusikan beras kepada warga. Desa-desa yang telah merasakan manfaat langsung dari operasi pasar murah ini meliputi Brebek, Bungurasih, Janti, Kedungrejo, Kepuhkiriman, Kureksari, Medaeng, Ngingas, Pepelegi, hingga Tambakoso. Setiap desa rata-rata menerima alokasi distribusi sebanyak 1,5 ton beras, yang setara dengan sekitar 300 kemasan beras isi 5 kilogram. Jumlah ini, meskipun signifikan, seringkali terasa kurang mengingat tingginya permintaan dan antusiasme masyarakat.

Camat Waru, Nawari, yang secara rutin memantau pelaksanaan pasar murah beras SPHP, mengungkapkan rasa syukurnya atas sambutan positif dari masyarakat. "Hari ini Gerakan Pangan Murah di Desa Wedoro. Alhamdulillah masyarakat menyambut baik. Responsnya luar biasa, menunjukkan bahwa program ini memang sangat dibutuhkan," ujar Nawari saat memantau kegiatan pada Rabu, 23 September 2025. Ia menambahkan bahwa koordinasi yang solid antarinstansi menjadi kunci utama kelancaran setiap kegiatan, mulai dari persiapan logistik hingga proses penjualan. Petugas di lapangan tak jarang harus menghadapi antrean panjang dan semangat warga yang menggebu-gebu, namun semuanya berjalan tertib berkat pengaturan yang baik.

Antusiasme warga tidaklah mengherankan, sebab harga beras SPHP yang ditawarkan jauh lebih ekonomis dibandingkan harga pasaran. Beras ini dijual dengan harga Rp11 ribu per kilogram, atau Rp55 ribu untuk kemasan 5 kilogram. Harga ini secara signifikan lebih rendah dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp12.500 per kilogram atau Rp62.500 per kemasan 5 kilogram. Dengan selisih harga Rp1.500 per kilogram atau Rp7.500 per kemasan 5 kilogram, penghematan ini sangat terasa bagi anggaran rumah tangga, terutama bagi keluarga dengan pendapatan menengah ke bawah yang merasakan langsung dampak kenaikan harga kebutuhan pokok. Penghematan sebesar Rp7.500 per karung beras mungkin terlihat kecil bagi sebagian orang, namun bagi keluarga yang berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari, jumlah tersebut dapat dialokasikan untuk membeli kebutuhan penting lainnya seperti minyak goreng, gula, atau lauk pauk. Ini secara langsung meningkatkan daya beli masyarakat dan meringankan beban ekonomi mereka.

Seorang warga yang berhasil membeli beras kemasan 5 kilogram mengungkapkan kegembiraannya. "Kami senang sekali dengan pasar murah ini. Manfaatnya sangat terasa, apalagi harga beras di pasaran sekarang sering naik. Dengan adanya program ini, kami bisa sedikit bernapas lega. Semoga program ini terus berlanjut dan diadakan secara rutin," tuturnya dengan senyum merekah, sambil menunjukkan karung beras yang baru dibelinya. Senada dengan itu, Yunita (52), warga lainnya, juga menyampaikan apresiasinya. "Lumayan sekali selisih harganya. Sangat membantu kami untuk menghemat pengeluaran belanja bulanan. Uang yang bisa dihemat ini bisa saya pakai untuk kebutuhan anak sekolah," ucapnya, menggambarkan bagaimana program ini memberikan ruang gerak lebih bagi keuangan keluarga.

Gerakan Pangan Murah di Sidoarjo Diserbu Warga, Beras SPHP Habis Terjual Setiap Hari

Dukungan penuh terhadap Gerakan Pangan Murah ini juga datang dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo. Kepala Disperindag Sidoarjo, Widyantoro Basuki, menegaskan komitmen pihaknya untuk "all out" mendukung gerakan ini. Disperindag mengerahkan sumber daya maksimal, termasuk sedikitnya dua pegawai setiap hari yang ditugaskan khusus untuk mengangkut dan mendistribusikan beras dari gudang ke berbagai titik penjualan. Secara total, sekitar 60 pegawai Disperindag ditugaskan secara bergantian di 24 titik penjualan yang berbeda setiap harinya. Skala operasi ini menunjukkan besarnya upaya logistik dan koordinasi yang diperlukan untuk menjalankan program sebesar ini.

Widyantoro Basuki juga tidak hanya mengandalkan laporan dari bawah, sebagai pimpinan, ia juga turun langsung ke lapangan untuk memantau pelaksanaan Gerakan Pangan Murah, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana dan efektif menjangkau masyarakat. "Tugas kami sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah melayani masyarakat dengan sepenuh hati, seperti pesan yang selalu disampaikan oleh Bapak Bupati Subandi dan Ibu Wakil Bupati Mimik Idayana. Kesejahteraan masyarakat adalah prioritas utama kami," ungkapnya, menegaskan filosofi pelayanan publik yang diemban oleh jajaran Pemkab Sidoarjo. Komitmen ini terlihat dari upaya keras yang dilakukan, mulai dari pengadaan, distribusi, hingga pengawasan agar beras SPHP sampai ke tangan warga dengan harga yang terjangkau.

Hingga Senin, 22 September 2025, data menunjukkan bahwa distribusi beras murah di Sidoarjo telah mencapai hampir 30 persen dari total target yang ditetapkan. Dari target keseluruhan 6.750 ton beras, sebanyak 2.024 ton beras SPHP telah berhasil disalurkan kepada masyarakat. Angka ini mencerminkan progres yang signifikan dalam waktu singkat, mengindikasikan efektivitas program dan tingginya permintaan. Di setiap titik penjualan, rata-rata tersedia 50 sak beras murah yang sebagian besar langsung habis terjual dalam hitungan jam setelah dibuka. Tingginya permintaan ini bahkan membuat desa-desa kerap meminta tambahan stok kepada petugas, menandakan bahwa kebutuhan masyarakat jauh melebihi pasokan yang tersedia. Jika ada lokasi dengan peminat yang sedikit, stok beras segera dialihkan ke titik lain yang memiliki permintaan lebih tinggi, menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi dalam sistem distribusi. "Rata-rata cepat habis. Antusias masyarakat sangat tinggi, bahkan seringkali kami harus bekerja ekstra untuk memenuhi permintaan tambahan," ujar Widyantoro, menggambarkan betapa program ini telah menjadi solusi vital bagi warga.

Gerakan Pangan Murah di Sidoarjo ini hadir sebagai respons cepat terhadap kondisi pasar yang sedang bergejolak. Sebagai catatan, Kabupaten Sidoarjo termasuk salah satu dari 93 daerah di Indonesia yang mengalami kenaikan harga beras yang signifikan pada minggu pertama dan kedua September 2025. Kenaikan harga ini diduga dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari faktor musiman seperti akhir masa panen di beberapa daerah sentra produksi, gangguan distribusi, hingga dampak fluktuasi harga komoditas global. Menanggapi situasi genting ini, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pun mengeluarkan instruksi tegas agar daerah-daerah yang terdampak, termasuk Sidoarjo, segera menggelar Gerakan Pangan Murah. Instruksi ini bertujuan untuk menstabilkan harga, menjaga ketersediaan pasokan, dan mencegah inflasi yang lebih parah, serta melindungi daya beli masyarakat dari tekanan ekonomi.

Keberhasilan Gerakan Pangan Murah di Sidoarjo ini bukan hanya sekadar angka penjualan, melainkan cerminan dari sinergi kuat antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan partisipasi aktif masyarakat. Program ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkab Sidoarjo dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan warganya di tengah tantangan ekonomi. Dengan terus berlanjutnya program ini, diharapkan stabilitas harga beras dapat terjaga, inflasi dapat terkendali, dan masyarakat Sidoarjo dapat menghadapi kebutuhan pokok dengan lebih tenang dan terjangkau. Inisiatif seperti ini perlu terus dikembangkan dan dievaluasi agar manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan oleh seluruh lapisan masyarakat. Langkah proaktif Sidoarjo ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menghadapi isu pangan yang kompleks dan mendesak.

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id

Gerakan Pangan Murah di Sidoarjo Diserbu Warga, Beras SPHP Habis Terjual Setiap Hari

Related Articles