Pembuntutan Terencana di Sampang: Rp50 Juta Uang Tunai untuk Acara Haul Raib dari Jok Motor, Masyarakat Resah Menanti Keadilan

Warga Kabupaten Sampang kembali dihadapkan pada aksi kriminalitas yang meresahkan, kali ini menimpa M. Sholeh, seorang penduduk Desa Batoporo Barat, Kecamatan Kedungdung, yang harus menelan pil pahit kehilangan uang tunai sebesar Rp50 juta. Uang yang sangat berarti bagi keluarga tersebut, raib begitu saja dari dalam jok sepeda motornya, diduga kuat setelah korban menjadi target pembuntutan yang terencana dan rapi oleh pelaku. Insiden ini tidak hanya menyisakan kerugian material yang besar, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam serta meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap maraknya tindak kejahatan serupa.
Kisah pahit ini bermula ketika M. Sholeh bersama saudaranya, ZA, baru saja menarik uang tunai dari Bank BCA Cabang Sampang. Dana sebesar Rp50 juta itu bukanlah uang biasa; ia memiliki nilai sentimental dan urgensi yang tinggi. Rencananya, uang tersebut akan digunakan untuk membeli seekor sapi dan berbagai keperluan penting lainnya guna menyelenggarakan acara haul 1.000 hari bagi anggota keluarga mereka yang telah berpulang. Sebuah tradisi yang sakral dan penuh makna, yang kini terancam gagal terlaksana akibat ulah tangan-tangan jahat. Mereka berdua, dengan perasaan lega dan penuh harapan setelah mendapatkan dana, sama sekali tidak menyadari bahwa setiap gerak-gerik mereka telah menjadi sasaran empuk bagi mata elang para penjahat. Kesenangan sesaat itu pun berubah menjadi musibah dalam hitungan menit.
Setelah berhasil menarik uang tunai, Sholeh dan saudaranya tidak langsung pulang. Mereka memutuskan untuk mampir ke beberapa toko di sepanjang perjalanan guna membeli perlengkapan yang dibutuhkan untuk acara haul. Sebuah aktivitas rutin yang tidak pernah mereka sangka akan menjadi celah bagi tindak kriminal. Pertama, mereka singgah untuk membeli peci, kemudian dilanjutkan dengan pembelian lampu, dan terakhir, tujuan mereka adalah sebuah toko rokok. Di setiap pemberhentian, Sholeh menyimpan uang tunai sebesar Rp50 juta yang telah dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam, aman di dalam jok sepeda motornya. Suasana belanja yang santai, obrolan ringan, dan fokus pada daftar kebutuhan membuat kewaspadaan mereka sedikit mengendur. Saat itulah, di depan toko rokok yang ramai, drama pencurian yang mengguncang ini terjadi.
M. Sholeh, dengan nada suara yang masih terdengar bergetar saat menceritakan kronologi kejadian kepada wartawan pada Rabu (24/9/2025) – meskipun insiden pencurian baru dikonfirmasi polisi terjadi pada Kamis siang – meyakini bahwa pelaku telah mengintai dirinya sejak awal. Ia menggambarkan sosok pelaku sebagai seorang pria yang mengenakan kemeja kotak-kotak, celana panjang, dan masker, sebuah penyamaran standar yang sering digunakan untuk menghindari identifikasi. Pelaku tersebut tampak sudah mengamati gerak-gerik Sholeh dan saudaranya, menunggu momen yang tepat untuk melancarkan aksinya. Dalam hitungan waktu yang sangat singkat, bahkan kurang dari satu menit, pelaku menunjukkan profesionalisme yang mengerikan. Dengan cekatan, ia berhasil membobol jok sepeda motor Sholeh dan tanpa ragu mengambil kantong plastik hitam yang berisi seluruh uang tunai. Aksi keji ini baru terungkap ketika pemilik toko, yang mungkin telah melihat gelagat mencurigakan, berteriak kencang melihat pelaku kabur sambil membawa plastik berisi uang. Teriakan itu sontak memecah keheningan siang dan mengubah suasana santai menjadi kepanikan massal.
Keterkejutan dan kepanikan segera melanda Sholeh. Uang Rp50 juta, yang merupakan hasil jerih payah dan harapan besar keluarganya untuk acara haul, kini telah raib. Ia mengungkapkan bahwa karena uang tersebut adalah milik saudaranya, beban emosional yang ia rasakan jauh lebih berat. Dalam situasi yang sangat mendesak itu, Sholeh sempat menunda pelaporan ke pihak kepolisian. Prioritas utamanya adalah memastikan acara hajatan tetap bisa dilaksanakan. Dengan hati yang hancur dan pikiran kalut, ia memilih untuk mencari pinjaman lebih dulu dari sanak saudara atau kerabat terdekat. Sebuah keputusan yang menunjukkan betapa besar tanggung jawab dan kepeduliannya terhadap keluarga, bahkan di tengah musibah yang baru saja menimpanya. Proses pencarian pinjaman ini tentu saja menambah beban pikiran dan tekanan mental bagi Sholeh dan keluarganya, seolah-olah mereka harus berjuang dua kali lipat untuk mengatasi musibah ini.
Meskipun harus menanggung beban ganda, Sholeh tetap memiliki harapan besar terhadap penegakan hukum. Ia telah menyerahkan rekaman CCTV yang berhasil didapatkan kepada pihak kepolisian sebagai bukti krusial. "Sudah saya serahkan rekaman CCTV ke polisi sebagai bukti. Kami sangat berharap pelaku segera tertangkap," ujarnya penuh harap. Pernyataan Sholeh juga menyoroti fakta yang meresahkan bahwa lokasi kejadian, Jalan Raya Komis, dikenal sebagai area yang rawan pencurian. Ini bukan hanya insiden terisolasi, melainkan cerminan dari masalah keamanan yang lebih luas di wilayah tersebut. Keadaan ini tentu saja menambah kekhawatiran masyarakat, menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas langkah-langkah pencegahan kejahatan dan mendorong seruan agar pihak berwajib meningkatkan patroli dan pengawasan di titik-titik rawan.
Pihak kepolisian Sampang segera menanggapi laporan tersebut. Plh Kasi Humas Polres Sampang, AKP Eko Puji Waluyo, membenarkan adanya insiden tersebut. "Benar, pada Kamis siang sekitar pukul 13.00 WIB, telah terjadi pencurian dengan pemberatan di pinggir Jalan Raya Komis," katanya, mengkonfirmasi detail waktu dan lokasi kejadian yang krusial. Pernyataan "pencurian dengan pemberatan" menunjukkan bahwa kasus ini memiliki bobot hukum yang serius, kemungkinan melibatkan unsur perencanaan dan kecepatan eksekusi yang tinggi. AKP Eko Puji Waluyo menjelaskan lebih lanjut bahwa pelaku diduga sudah mengincar korban sebelumnya, sebuah modus operandi yang sering terjadi dalam kasus pencurian dengan sasaran nasabah bank. Saat sepeda motor korban diparkir di depan toko, pelaku langsung bertindak cepat, memanfaatkan kelengahan korban untuk membuka jok motor tanpa diketahui. "Untuk saat ini, kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan oleh Satreskrim Polres Sampang," tambahnya, menegaskan komitmen penuh aparat dalam mengungkap kasus ini. Tim Satreskrim, dengan keahlian investigasi mereka, kini tengah bekerja keras mengumpulkan informasi dan melacak jejak pelaku.
Secara terpisah, Kapolsek Kedungdung, Iptu Syafriwanto, juga membenarkan insiden yang menimpa warganya. "Kami sudah menindaklanjuti dan melakukan penyelidikan," terangnya, menunjukkan adanya koordinasi antara unit kepolisian di tingkat sektor dan resor dalam penanganan kasus ini. Iptu Syafriwanto menambahkan bahwa rekaman CCTV yang menjadi bukti utama tidak hanya diserahkan kepada polisi, tetapi juga telah beredar luas di berbagai grup WhatsApp lokal. Dalam rekaman tersebut, terlihat jelas sosok pelaku yang mengenakan kemeja kotak-kotak, celana panjang, dan masker. Pelaku tampak berjalan santai, seolah-olah tidak ada yang mencurigakan, keluar dari toko dan langsung mendekati motor milik pengunjung. Dalam hitungan detik yang mengejutkan, dengan gerakan yang terlatih, ia berhasil membuka jok motor dan mengambil kantong plastik hitam yang berisi uang tunai. Keberadaan rekaman ini menjadi harapan besar bagi penegak hukum untuk segera mengidentifikasi dan menangkap pelaku, sekaligus menjadi peringatan nyata bagi masyarakat tentang ancaman kejahatan yang mengintai di sekitar mereka.
Beredarnya rekaman CCTV ini di kalangan masyarakat Sampang, khususnya melalui platform pesan instan, telah memicu berbagai reaksi. Tidak hanya mempercepat penyebaran informasi tentang insiden tersebut, tetapi juga meningkatkan kewaspadaan kolektif. Banyak warga yang merasa cemas dan resah, mengingat bahwa tindak pencurian dengan modus pembuntutan semacam ini bukanlah hal baru di beberapa daerah. Mereka khawatir akan keselamatan diri dan harta benda, terutama saat melakukan transaksi keuangan dalam jumlah besar. Para netizen di grup-grup WhatsApp pun ramai membahas kejadian ini, sebagian besar mengecam tindakan pelaku dan menyerukan agar polisi segera bertindak tegas. Beberapa di antaranya bahkan berbagi tips dan peringatan tentang cara menghindari menjadi korban pencurian serupa, seperti tidak menyimpan uang dalam jumlah besar di jok motor, selalu memastikan kunci ganda, dan lebih waspada setelah keluar dari bank. Kondisi ini secara tidak langsung menciptakan dorongan kuat dari masyarakat agar pihak kepolisian tidak hanya menangkap pelaku, tetapi juga meningkatkan langkah-langkah preventif untuk menciptakan rasa aman yang lebih baik di lingkungan mereka.
Kasus pencurian Rp50 juta yang menimpa M. Sholeh ini menjadi pengingat pahit akan kerentanan masyarakat terhadap aksi kejahatan yang semakin terorganisir. Bagi keluarga Sholeh, kehilangan uang ini berarti terancamnya kelangsungan acara haul 1.000 hari yang sudah direncanakan dengan matang, meninggalkan duka dan kekecewaan yang mendalam. Mereka kini sangat bergantung pada kinerja cepat dan efektif dari Satreskrim Polres Sampang untuk mengungkap kasus ini dan membawa pelaku ke meja hijau. Harapan akan keadilan tidak hanya menjadi milik korban, tetapi juga seluruh masyarakat Sampang yang mendambakan keamanan dan ketertiban. Pihak kepolisian diharapkan dapat segera menangkap pelaku, mengirimkan pesan tegas bahwa kejahatan tidak akan dibiarkan begitu saja, serta mengembalikan kepercayaan publik terhadap penegakan hukum. Sambil menunggu hasil penyelidikan, masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan demi melindungi diri dan harta benda dari ancaman tindak kriminal. Insiden ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih proaktif dalam menjaga keamanan lingkungan dan diri sendiri.
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id