Sinergi Perbankan Lintas Pulau: Bank UMKM Jatim dan BPR Sumsel Resmi Perluas Akses Keuangan Daerah.

PT BPR Jatim (Perseroda), yang lebih dikenal sebagai Bank UMKM Jawa Timur, telah resmi menorehkan babak baru dalam ekspansi layanan perbankan dengan menjalin kemitraan strategis bersama empat Bank Perekonomian Rakyat (BPR) terkemuka dari Provinsi Sumatera Selatan. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang bersejarah ini dilangsungkan dengan khidmat di Hotel Wyndham Opi Palembang pada Senin, 29 September 2025, sebuah momen yang bertepatan dengan rangkaian kegiatan Misi Dagang Provinsi Jawa Timur ke Sumatera Selatan. Kolaborasi ini bukan sekadar perjanjian di atas kertas, melainkan sebuah manifestasi konkret dari komitmen untuk memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan melalui perluasan jangkauan dan inovasi layanan perbankan di tingkat regional.
Empat entitas BPR yang turut serta dalam sinergi ambisius ini adalah PT BPR Sumatera Selatan (Perseroda), PT BPR Palembang, PT BPR Muara Enim, dan PT BPR Batu Raja (Perseroda). Kehadiran empat BPR lokal ini menggarisbawahi semangat kolaborasi antar lembaga keuangan daerah untuk menciptakan ekosistem perbankan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Direktur Utama PT BPR Jatim (Perseroda), Irwan Eka Wijaya Arsyad, dengan tegas menyatakan bahwa inisiatif kerja sama ini merupakan langkah krusial dalam upaya bersama untuk tidak hanya memperluas akses layanan perbankan hingga ke pelosok daerah, tetapi juga secara signifikan memperkuat kontribusi BPR terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara menyeluruh.
Irwan Eka Wijaya Arsyad menyoroti potensi besar dari kolaborasi ini, "Kemitraan ini kami harapkan mampu membuka pintu yang lebih lebar bagi akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang merupakan tulang punggung perekonomian kita. Selain itu, sinergi ini juga akan memperkuat tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (Governance, Risk, and Compliance/GRC) BPR-BPR mitra, serta mendorong lahirnya inovasi produk dan layanan perbankan yang lebih relevan dan adaptif terhadap dinamika pasar. Ini adalah upaya kolektif kami untuk menggerakkan roda ekonomi daerah, menciptakan lapangan kerja, dan pada akhirnya, mendukung stabilitas serta pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan."
Ruang lingkup kerja sama yang disepakati dalam MoU ini sangat komprehensif, mencakup beberapa pilar utama yang dirancang untuk saling melengkapi dan memperkuat kapasitas masing-masing pihak. Pilar-pilar tersebut antara lain adalah Kredit Linkage, yang memungkinkan BPR Jatim menyalurkan pembiayaan melalui BPR mitra untuk menjangkau UMKM di daerah, dan Kredit Sindikasi, yang memfasilitasi pembiayaan proyek-proyek yang lebih besar dengan pembagian risiko. Selain itu, ada juga penguatan Governance, Risk, and Compliance (GRC) yang esensial untuk menjaga kesehatan dan kredibilitas lembaga keuangan, pengembangan produk dan pasar UMKM untuk menciptakan nilai tambah, kerja sama teknologi informasi untuk efisiensi dan inovasi digital, serta kemitraan Business to Business (B2B) yang membuka peluang kolaborasi antar sektor.
Konsep Kredit Linkage, misalnya, memungkinkan Bank UMKM Jawa Timur sebagai bank jangkar menyalurkan dana melalui BPR-BPR mitra. Ini bukan hanya tentang penyaluran dana, tetapi juga tentang optimalisasi jangkauan. BPR, dengan kedekatan geografis dan pemahaman mendalam terhadap karakter bisnis lokal, menjadi ujung tombak yang efektif dalam menjangkau UMKM di pelosok yang mungkin sulit diakses bank umum besar. Model ini meminimalkan risiko bagi bank penyalur utama sekaligus mempercepat proses kredit bagi UMKM. Sementara itu, Kredit Sindikasi membuka peluang bagi BPR untuk berpartisipasi dalam pembiayaan proyek-proyek yang memerlukan modal lebih besar, yang sebelumnya mungkin sulit dijangkau secara individual. Ini juga menjadi ajang pembelajaran dan peningkatan kapasitas bagi BPR dalam mengelola pembiayaan skala menengah hingga besar.
Penguatan GRC menjadi sangat vital di tengah dinamika sektor keuangan yang terus berkembang. BPR-BPR mitra akan mendapatkan dukungan dan bimbingan dari Bank UMKM Jatim dalam menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik, manajemen risiko yang prudent, dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik, memastikan keberlanjutan operasional, dan melindungi kepentingan nasabah. Di sisi teknologi informasi, kerja sama ini akan mendorong adopsi solusi digital yang modern, memungkinkan BPR untuk menawarkan layanan yang lebih efisien, aman, dan user-friendly, selaras dengan tuntutan era digital.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang turut hadir dan menyaksikan langsung penandatanganan MoU ini, menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif visioner dari Bank UMKM Jatim. Menurutnya, langkah strategis ini adalah perwujudan nyata dari komitmen kuat Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Bank UMKM Jatim dalam mempererat kerja sama antarwilayah, meningkatkan daya saing produk dan layanan lokal, sekaligus membangun ekosistem keuangan yang kokoh, inklusif, dan berkelanjutan. "Kemitraan seperti ini adalah jembatan yang menghubungkan potensi ekonomi antarprovinsi, menciptakan sinergi yang saling menguntungkan dan mempercepat pembangunan ekonomi daerah," ujar Gubernur Khofifah.
Selain agenda penandatanganan nota kesepahaman, Bank UMKM Jatim juga mengambil bagian aktif dalam misi dagang yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Partisipasi ini bukan sekadar kehadiran, melainkan membawa serta bukti nyata keberhasilan program pembinaan UMKM yang telah dilakukan. Salah satu mitra binaan yang turut serta dalam misi dagang ini adalah usaha mangga dari Lamongan, Jawa Timur, dengan jenama Putra Mubarok. Kehadiran Putra Mubarok menjadi representasi konkret bagaimana dukungan perbankan dapat mengangkat UMKM ke level yang lebih tinggi, bahkan menembus pasar lintas provinsi.
Mohamad Asir, pemilik Putra Mubarok, yang juga merupakan nasabah setia Paket Kredit Petani Jawa Timur dari Bank UMKM Jatim, berbagi kisah suksesnya. "Malam ini juga (29/11/2025), kami langsung mengirimkan mangga ke Palembang. Ada pesanan khusus dari pelanggan di Kecamatan Kayu Agung, Palembang," kata Asir dengan antusias. Ini menunjukkan betapa cepatnya dampak positif dari misi dagang dan dukungan perbankan dalam membuka akses pasar baru. Asir menambahkan bahwa kapasitas produksi mangga miliknya mencapai 10-12 ton per musim, dengan tiga kali masa panen dalam setahun, yakni pada bulan September, Oktober, dan November. Bahkan di luar masa panen besar, ia tetap mampu menghasilkan 1-2 ton mangga per bulan, menunjukkan konsistensi dan skalabilitas bisnisnya.
Kisah Putra Mubarok adalah contoh nyata bagaimana Kredit Petani, yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan modal kerja petani, dapat memberdayakan mereka untuk meningkatkan produksi, memperbaiki kualitas, dan memperluas jangkauan pasar. Dengan dukungan finansial yang tepat, petani seperti Mohamad Asir dapat berinvestasi pada bibit unggul, pupuk berkualitas, teknologi pertanian modern, serta strategi pemasaran yang efektif, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
Misi dagang Jatim-Sumsel ini tidak hanya sebatas transaksi perdagangan antarprovinsi, tetapi juga merupakan bagian integral dari kerja sama strategis yang lebih luas untuk mendukung target pembangunan ekonomi, baik di tingkat regional maupun nasional. Pertemuan antara produsen Jawa Timur dan pembeli serta distributor Sumatera Selatan bukan hanya menciptakan peluang pasar baru, tetapi juga membuka ruang untuk pertukaran pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik. Dari seluruh rangkaian misi dagang Jatim-Sumsel kali ini, nilai transaksi yang berhasil dibukukan untuk berbagai komoditas dari kedua provinsi mencapai angka yang fantastis, lebih dari Rp1 triliun. Angka ini menegaskan potensi ekonomi yang luar biasa dari kolaborasi antarprovinsi.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menutup acara dengan pesan yang mendalam, "Jadi jangan hanya dihitung secara ekonomi semata. Indonesia adalah bangsa yang besar, dan persaudaraan antardaerah, antarpulau, dapat disambungkan melalui berbagai format, salah satunya adalah melalui kerja sama ekonomi dan investasi yang saling menguntungkan." Pernyataan ini menegaskan bahwa kemitraan ini memiliki dimensi yang lebih luas dari sekadar angka-angka ekonomi, yakni membangun solidaritas, kebersamaan, dan ikatan persaudaraan yang kuat antar komponen bangsa.
Melalui sinergi perbankan dan misi dagang ini, Bank UMKM Jatim tidak hanya memperluas jejak bisnisnya, tetapi juga berperan aktif sebagai agen pembangunan ekonomi yang mendorong inklusi keuangan, memberdayakan UMKM, dan memperkuat ikatan ekonomi antarwilayah. Langkah ini diharapkan menjadi model bagi lembaga keuangan lain untuk meniru, menciptakan efek domino positif yang akan membawa kemajuan dan kesejahteraan merata di seluruh pelosok Indonesia. Kolaborasi semacam ini adalah fondasi penting untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju, berdaya saing, dan sejahtera secara berkelanjutan.
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id.