Rizky Ridho Parodikan Aksi Tolak Salaman dengan Wasit, Sindir Yuran Fernandes?

Laga antara Borneo FC dan Persija Jakarta di pekan ketujuh Super League 2025/2026 menyajikan momen unik dan menggelitik yang melibatkan kapten Persija, Rizky Ridho. Kejadian ini terjadi sesaat sebelum kick-off, tepatnya saat prosesi koin toss yang melibatkan kedua kapten tim, Nadeo Argawinata dari Borneo FC dan Rizky Ridho dari Persija Jakarta, serta seorang wasit.
Dalam momen tersebut, Rizky Ridho secara spontan dan dengan nada bercanda melakukan aksi yang seolah-olah menolak untuk berjabat tangan dengan wasit yang bertugas. Ia justru langsung mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Nadeo Argawinata, kapten Borneo FC, seolah mengabaikan kehadiran sang pengadil lapangan.
Aksi ini tentu saja memancing reaksi tawa dari semua yang hadir di lapangan. Rizky Ridho, menyadari kejahilannya, langsung tertawa dan segera menyalami wasit tersebut. Suasana tegang sebelum pertandingan pun mencair, dan semua orang yang menyaksikan kejadian itu ikut tersenyum.
Namun, di balik kelucuan momen tersebut, banyak yang menduga bahwa aksi Rizky Ridho ini merupakan bentuk sindiran terhadap kapten PSM Makassar, Yuran Fernandes. Beberapa waktu sebelumnya, Yuran Fernandes memang tengah menjadi sorotan dan mendapatkan sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI karena aksinya yang menolak bersalaman dengan wasit.
Kasus Yuran Fernandes bermula saat laga antara PSM Makassar menghadapi Persija Jakarta. Dalam pertandingan tersebut, Yuran Fernandes tertangkap kamera menunjukkan gestur tidak bersalaman dengan seluruh perangkat pertandingan sebelum laga dimulai. Aksi ini dianggap sebagai bentuk perilaku buruk terhadap perangkat pertandingan dan melanggar kode etik sepak bola.
Komdis PSSI pun bertindak tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada Yuran Fernandes berupa larangan bermain dalam empat pertandingan dan denda sebesar Rp 50 juta. Sanksi ini tertuang dalam surat bernomor 034/L1/SK/SD-PSSI/IX/2025 yang dikeluarkan oleh Komdis PSSI.
Kembali ke momen Rizky Ridho, meskipun ia melakukannya dengan nada bercanda, banyak yang melihat adanya kaitan dengan kasus Yuran Fernandes. Aksi Rizky Ridho seolah menjadi representasi dari kejadian yang menimpa Yuran Fernandes, namun dikemas dalam bentuk yang lebih ringan dan menghibur.
Tentu saja, tidak ada konfirmasi resmi dari Rizky Ridho mengenai maksud dari aksinya tersebut. Namun, spekulasi dan dugaan terus bermunculan, terutama di kalangan penggemar sepak bola Tanah Air. Banyak yang menganggap bahwa Rizky Ridho ingin menyampaikan pesan bahwa tindakan tidak menghormati wasit adalah sesuatu yang tidak pantas dilakukan, dan ia menyampaikannya dengan cara yang kreatif dan menghibur.
Terlepas dari maksud sebenarnya, aksi Rizky Ridho ini telah berhasil mencuri perhatian publik dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Momen ini juga menjadi pengingat bagi semua pemain sepak bola untuk selalu menjunjung tinggi sportivitas dan menghormati semua pihak yang terlibat dalam pertandingan, termasuk wasit.
Dalam sepak bola, wasit memiliki peran yang sangat penting sebagai pengadil di lapangan. Mereka bertugas untuk memastikan bahwa pertandingan berjalan sesuai dengan aturan dan regulasi yang berlaku. Oleh karena itu, menghormati wasit adalah sebuah kewajiban bagi semua pemain sepak bola.
Aksi menolak bersalaman dengan wasit, seperti yang dilakukan oleh Yuran Fernandes, adalah sebuah bentuk pelanggaran terhadap etika dan sportivitas. Tindakan ini tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat mencoreng nama baik tim dan sepak bola Indonesia secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting bagi semua pemain sepak bola untuk selalu menjaga sikap dan perilaku di lapangan, serta menghormati semua pihak yang terlibat dalam pertandingan. Dengan menjunjung tinggi sportivitas dan etika, sepak bola Indonesia akan semakin maju dan berkembang.
Momen Rizky Ridho yang memparodikan aksi tolak salaman dengan wasit ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Bahwa, kritik dan sindiran bisa disampaikan dengan cara yang lebih kreatif dan menghibur, tanpa harus melanggar etika dan norma yang berlaku.
Selain itu, kejadian ini juga menjadi bukti bahwa sepak bola tidak hanya tentang pertandingan di lapangan, tetapi juga tentang nilai-nilai sportivitas, etika, dan persahabatan. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut, sepak bola akan menjadi lebih bermakna dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Semoga momen Rizky Ridho ini dapat menjadi inspirasi bagi semua pemain sepak bola Indonesia untuk selalu menjaga sikap dan perilaku di lapangan, serta menghormati semua pihak yang terlibat dalam pertandingan. Dengan begitu, sepak bola Indonesia akan semakin maju dan berprestasi di kancah internasional.