Kembang Gula Sidoarjo: Dari Halaman Desa, Menjelma Simpul Energi Literasi yang Menginspirasi Nusantara

Di jantung Jawa Timur, sebuah pergerakan senyap namun penuh gairah tengah merajut masa depan, membuktikan bahwa impian akan masyarakat yang haus akan pengetahuan bukanlah sekadar utopia. Ia bersemi dari halaman-halaman sederhana di pedesaan, dari riang tawa anak-anak yang menemukan keajaiban dalam setiap lembar buku, dan dari tangan-tangan pegiat literasi yang tak kenal lelah menyalakan lentera harapan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Ini adalah kisah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kembang Gula di Sidoarjo, sebuah oase pengetahuan yang kini telah bertransformasi menjadi simpul energi literasi yang menginspirasi, jauh melampaui batas-batas desa asalnya.
TBM Kembang Gula, yang terletak di salah satu sudut Sidoarjo yang asri, bukanlah sekadar tempat penyimpanan buku. Ia adalah ruang hidup, sebuah ekosistem dinamis di mana semangat membaca berdenyut kuat, di mana ide-ide kreatif bertebaran, dan di mana benih-benih kecintaan akan ilmu pengetahuan disemai. Bagi Mega, salah satu pegiat literasi paling aktif dan berdedikasi di TBM ini, perjalanan literasi adalah sebuah panggilan jiwa, sebuah ekspedisi tanpa akhir menuju kedalaman makna dan kebermanfaatan. Dengan mata berbinar penuh semangat, ia mengungkapkan, "Literasi adalah oase penyegar bagi saya, layaknya musafir yang menemukan sumber air di tengah perjalanan panjang di padang pasir nan gersang. Menekuni dunia literasi membuat hidup saya jauh lebih hidup, lebih bermakna, dan tak pernah terasa lelah." Ungkapan ini bukan sekadar retorika; itu adalah cerminan dari dedikasi dan keyakinan mendalam yang mendorongnya untuk terus berbagi cahaya pengetahuan kepada sesama. Ia percaya bahwa setiap kata yang dibaca, setiap cerita yang didengarkan, adalah langkah kecil menuju pencerahan pribadi dan kolektif.
Perayaan Pengetahuan yang Bersemi di Kampung
TBM Kembang Gula telah melampaui definisi tradisional sebuah taman bacaan. Ia telah menjelma menjadi sebuah pasar ide kreatif yang dinamis, sebuah ruang perjumpaan yang inklusif bagi berbagai komunitas dari Sidoarjo sendiri, hingga kota-kota metropolitan seperti Surabaya, kota industri Pasuruan, bahkan menyeberang selat hingga Madura. Melalui salah satu agenda andalannya, "Pasar Serabi Literasi & Lapak Buku," semangat belajar dan berbagi dihidupkan kembali, bukan di gedung-gedung megah, melainkan dari halaman-halaman sederhana di tengah kampung. Acara ini bukan hanya tentang membaca; ini adalah festival budaya dan pengetahuan yang merangkul kearifan lokal. Aroma serabi yang baru matang, berpadu dengan wangi kertas buku-buku baru dan lama, menciptakan suasana yang hangat dan mengundang. Anak-anak berlarian dengan wajah ceria, sementara orang tua berdiskusi hangat di bawah naungan pohon rindang, ditemani secangkir teh hangat dan hidangan serabi yang lezat.
Kegiatan yang diselenggarakan dalam Pasar Serabi Literasi melampaui aktivitas baca biasa. Ada "kelas kreatif" di mana anak-anak diajak berkreasi dengan tangan mereka, membuat kerajinan dari bahan daur ulang, atau melukis imajinasi mereka di atas kanvas. Sesi "dongeng" membawa mereka terbang ke dunia fantasi, belajar nilai-nilai moral dari kisah-kisah tradisional maupun modern. "Eksperimen sains" membuka mata mereka pada keajaiban alam dan prinsip-prinsip ilmiah melalui praktik langsung yang menyenangkan. Sementara itu, "read aloud" atau membaca nyaring, yang dipandu oleh para relawan berpengalaman, tidak hanya meningkatkan minat baca tetapi juga kemampuan berbicara dan mendengarkan anak-anak. Puncaknya, "potluck warga" menjadi ajang keakraban dan gotong royong, di mana setiap keluarga membawa hidangan terbaik mereka untuk dinikmati bersama, memperkuat tali silaturahmi dan rasa kebersamaan. Lebih dari 100 anak-anak dan orang tua telah terkonfirmasi hadir dalam setiap acara, didampingi oleh para relawan dan pegiat literasi dari berbagai penjuru Jawa Timur, menciptakan sebuah mozaik keberagaman dan semangat kolaborasi yang indah. Gambar-gambar yang beredar (seperti yang digambarkan dalam foto kegiatan TBM Kembang Gula) menunjukkan keceriaan dan antusiasme yang terpancar dari wajah-wajah peserta, baik anak-anak maupun dewasa, yang sibuk dengan buku-buku, aktivitas kreatif, dan interaksi sosial. Mereka duduk lesehan, berdiskusi, dan berbagi tawa di bawah langit terbuka, membuktikan bahwa belajar bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan.
Alam sebagai Kelas Belajar yang Tak Terbatas
Visi TBM Kembang Gula tidak berhenti pada empat dinding ruang baca. Bagi Makrus Sahlan, inisiator gerakan Jelajah Dusun & Jendela Dunia, literasi adalah sebuah konsep yang jauh lebih luas, melampaui sekadar kemampuan membaca dan menulis. Baginya, literasi adalah proses integral dalam membangun karakter, menumbuhkan kepemimpinan, dan mengasah kepekaan sosial sejak usia dini. "Kami ingin membuktikan bahwa literasi bisa tumbuh di mana saja, bahkan di bawah rimbunnya pohon atau di tepi sungai yang mengalir jernih. Alam adalah kelas belajar kehidupan yang tak terbatas. Anak-anak tidak hanya didorong untuk menjadi pembaca yang baik, tetapi juga menjadi pemimpin masa depan yang peduli, inovatif, dan berintegritas," ungkap Makrus dengan penuh keyakinan.
Gerakan Jelajah Dusun & Jendela Dunia mengajak anak-anak untuk tidak hanya terpaku pada buku, tetapi juga untuk "membaca" alam sekitar mereka. Mereka diajak berpetualang ke sawah, mengenal jenis-jenis tanaman, memahami siklus pertanian, atau menjelajahi hutan kecil di sekitar desa untuk mengamati serangga dan burung. Dalam setiap perjalanan, mereka didorong untuk bertanya, mengamati, dan merefleksikan apa yang mereka lihat, membangun pemahaman holistik tentang dunia. Eksplorasi ini melatih daya kritis, kemampuan observasi, dan rasa ingin tahu yang merupakan fondasi penting bagi pengembangan literasi yang lebih dalam. Melalui pengalaman langsung ini, nilai-nilai seperti konservasi lingkungan, gotong royong, dan rasa hormat terhadap sesama makhluk hidup tertanam secara alami. Gambar lain yang mungkin menyertai berita (seperti yang digambarkan dalam foto) akan menunjukkan anak-anak yang sedang berinteraksi dengan lingkungan alam, mungkin sedang menanam bibit, mengamati serangga dengan kaca pembesar, atau mendengarkan cerita di bawah pohon besar, menunjukkan bagaimana alam menjadi bagian integral dari proses pembelajaran mereka.
Gerakan Kolaboratif yang Menyala dari Akar Desa
Kesuksesan Pasar Serabi Literasi dan berbagai program TBM Kembang Gula tidak lepas dari semangat kolaborasi yang kuat, sebuah gerakan yang benar-benar menyala dari akar rumput. Berbagai komunitas dengan latar belakang dan fokus yang beragam bersatu padu, menyumbangkan energi dan keahlian mereka untuk satu tujuan mulia: menghidupkan literasi. Di antara mereka adalah Read Aloud Sidoarjo, yang secara konsisten mempromosikan kebiasaan membaca nyaring yang efektif; Rumah Babe, sebuah komunitas yang mungkin berfokus pada pengembangan kreativitas anak-anak; Vegan Squad Surabaya, yang uniknya, mungkin membawa perspektif literasi kesehatan dan lingkungan berkelanjutan; Pijakan Ilmu, yang berdedikasi pada peningkatan kualitas pendidikan; TPQ Manarul Iman Krian, yang memadukan pendidikan agama dengan penguatan literasi umum; Buku Anak Islam, yang menyediakan literatur islami yang edukatif dan inspiratif; Pepelingasih Sidoarjo, yang fokus pada isu-isu lingkungan dan sosial; serta Pemuda Lintas Dusun, yang menjadi garda terdepan dalam menggerakkan partisipasi pemuda setempat.
Di ruang kolaborasi TBM Kembang Gula, pengetahuan diperlakukan selayaknya pangan – dibagikan dengan murah hati, dinikmati bersama-sama, dan pada akhirnya, menghidupkan jiwa dan pikiran. Setiap buku yang dibuka, setiap cerita yang dibagikan, setiap ide yang dilontarkan, menjadi investasi berharga bagi pembangunan peradaban. Ini adalah investasi yang ditanamkan di desa, di tangan anak-anak dan orang dewasa yang kini memiliki akses lebih luas terhadap informasi dan inspirasi. Mereka adalah tunas-tunas masa depan yang akan tumbuh menjadi individu yang berdaya, berkeadaban, dan mampu membawa perubahan positif bagi komunitas mereka. Melalui TBM Kembang Gula, Sidoarjo tidak hanya sedang membangun masyarakat yang gemar membaca, tetapi juga sedang merajut pondasi kokoh bagi Indonesia yang berdaya saing global, yang tumbuh dari akar-akar kuat desa, dengan nilai-nilai lokal yang tetap terjaga. Ini adalah bukti nyata bahwa kekuatan perubahan besar seringkali dimulai dari langkah-langkah kecil, dari halaman-halaman desa yang kini menjelma menjadi mercusuar literasi yang menerangi seluruh Nusantara.
rakyatindependen.id