Generasi Muda, Pilar Utama Kemajuan Bangsa: Gerindra Surabaya Gaungkan Peran Kritis dalam Pembangunan Legislasi

Ketua DPC Gerindra Surabaya, Cahyo Harjo Prakoso, dengan tegas menyebut generasi muda, khususnya mahasiswa dan generasi Z, sebagai lokomotif penggerak utama semangat kebangsaan Indonesia. Pernyataan ini ia sampaikan dalam sebuah forum diskusi penting bertajuk "Ngulik Legislasi: Suara Muda untuk Legislasi Kritis dan Peduli" yang diselenggarakan bersama mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) pada Minggu, 19 Oktober 2025. Acara ini menjadi wadah strategis untuk mengukuhkan kembali posisi fundamental pemuda dalam dinamika pembangunan nasional, sekaligus mempererat jembatan komunikasi antara elemen legislatif dan akademisi muda. Cahyo, yang juga merupakan Anggota DPRD Jawa Timur, menekankan bahwa peran pemuda bukan sekadar pewaris, melainkan arsitek masa depan bangsa yang aktif dan berdaya.
Sejarah panjang Indonesia telah membuktikan kebenaran pandangan tersebut. Sejak masa-masa perjuangan melawan penjajahan, pemuda selalu berada di garis depan, menjadi motor penggerak perlawanan dan perubahan. Sumpah Pemuda pada tahun 1928, proklamasi kemerdekaan yang didorong oleh desakan pemuda di Rengasdengklok, hingga berbagai gerakan reformasi di era modern, semuanya menjadi saksi bisu atas kekuatan kolektif dan idealisme generasi muda. Semangat juang dan kepeloporan ini, menurut Cahyo, harus terus dihidupkan dan relevan dengan tantangan zaman. Mahasiswa dan generasi Z saat ini menghadapi lanskap sosial, ekonomi, dan politik yang jauh berbeda, namun esensi dari peran mereka sebagai lokomotif kebangsaan tetap tidak berubah: yaitu sebagai agen perubahan, penjaga moral bangsa, dan pendorong kemajuan yang tak kenal lelah.
Cahyo menilai bahwa mahasiswa dan generasi Z tidak hanya sekadar pewaris masa depan, melainkan aktor intelektual pembangunan bangsa yang memiliki peran krusial dalam mewujudkan cita-cita nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Mereka adalah generasi yang tumbuh di era digital, terpapar informasi global, dan memiliki akses terhadap berbagai pengetahuan yang tidak dimiliki generasi sebelumnya. Karakteristik unik ini menjadikan mereka memiliki posisi strategis dalam menentukan arah pembangunan Indonesia ke depan. Dengan daya kritis yang terasah dan idealisme yang membara, generasi muda mampu mengidentifikasi permasalahan, merumuskan solusi inovatif, dan mendorong implementasi kebijakan yang pro-rakyat. Kehadiran mereka sebagai aktor intelektual adalah jaminan bahwa pembangunan tidak hanya berorientasi pada aspek fisik, tetapi juga mempertimbangkan nilai-nilai keadilan, keberlanjutan, dan kemanusiaan.
"Kita tidak hanya bicara sekadar soal proses elektoral, meskipun jumlah pemilih ke depan didominasi oleh generasi Z dan milenial. Tapi yang jauh lebih penting, mahasiswa dan pemuda sejak dulu adalah garda terdepan penggerak semangat kebangsaan kita," kata Cahyo, yang juga merupakan alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya. Pernyataan ini menegaskan bahwa peran pemuda melampaui perhitungan statistik demografi politik. Meskipun kekuatan suara mereka dalam pemilu sangat signifikan, kontribusi fundamental pemuda terletak pada kualitas pemikiran, integritas moral, dan keberanian untuk menyuarakan kebenaran. Mereka adalah penyeimbang kekuasaan, pengingat bagi para pemimpin, dan inspirator bagi masyarakat luas. Sebagai garda terdepan, pemuda diharapkan mampu menjadi filter informasi di tengah arus disinformasi, promotor toleransi di tengah polarisasi, dan penggerak inovasi di tengah stagnasi.
Cahyo juga menegaskan bahwa tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, seperti melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, hanya bisa tercapai jika generasi muda turut terlibat aktif secara holistik. Setiap elemen dari cita-cita luhur ini membutuhkan energi, ide, dan komitmen dari pemuda. Untuk melindungi segenap bangsa, pemuda dapat berperan dalam menjaga persatuan, melawan radikalisme, dan mempromosikan nilai-nilai kebangsaan. Dalam memajukan kesejahteraan umum, inovasi dan semangat kewirausahaan pemuda dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian. Mencerdaskan kehidupan bangsa dapat diwujudkan melalui semangat belajar, berbagi ilmu, dan advokasi pendidikan yang inklusif. Sementara itu, dalam melaksanakan ketertiban dunia, pemuda Indonesia dapat menjadi duta perdamaian, mempromosikan dialog antarbudaya, dan berkontribusi pada solusi masalah global melalui diplomasi digital dan aktivisme internasional.
"Cita-cita nasional itu tidak bisa tercapai tanpa partisipasi generasi muda. Karena itu, kegiatan seperti ini penting untuk menumbuhkan semangat idealisme, nalar kritis, dan tanggung jawab dari teman-teman mahasiswa," jelas Cahyo. Idealism adalah fondasi yang mendorong pemuda untuk bermimpi besar dan berani menghadapi tantangan. Nalar kritis adalah senjata utama mereka dalam menganalisis masalah secara mendalam, tidak mudah terpengaruh dogma, serta mampu menemukan solusi yang tepat guna dan berkelanjutan. Sementara itu, tanggung jawab adalah komitmen untuk mengabdikan diri pada bangsa dan negara, menjalankan peran dengan integritas, serta siap mempertanggungjawabkan setiap tindakan dan pemikiran. Ketiga elemen ini harus dipupuk sejak dini di kalangan mahasiswa, mengingat kompleksitas permasalahan bangsa yang kian meningkat.
Sebagai seorang Anggota DPRD Jatim, Cahyo juga secara khusus mengingatkan pentingnya sinergi yang kuat antara mahasiswa dan lembaga legislatif dalam memperkuat kebijakan publik. Ia berharap mahasiswa tidak hanya menjadi pengamat pasif terhadap jalannya pemerintahan dan perumusan kebijakan, tetapi juga menjadi mitra kritis yang aktif mengawal dan memberikan masukan terhadap setiap kebijakan pemerintah daerah. Sinergi ini dapat terwujud melalui berbagai mekanisme, mulai dari forum diskusi, audiensi, penyampaian kajian akademis, hingga partisipasi dalam uji publik rancangan peraturan daerah. Keterlibatan mahasiswa memastikan bahwa setiap kebijakan yang lahir adalah hasil dari pertimbangan yang matang, berbasis data, dan sesuai dengan kebutuhan serta aspirasi masyarakat, khususnya generasi muda.
"Kami di DPRD terbuka terhadap masukan dari mahasiswa. Kami ingin mahasiswa menjadi mitra kami dalam memastikan kebijakan publik berpihak pada masyarakat dan masa depan generasi muda," ujar politisi muda tersebut. Keterbukaan ini bukan sekadar retorika, melainkan sebuah komitmen untuk membangun tata kelola pemerintahan yang partisipatif dan akuntabel. Dengan melibatkan mahasiswa sebagai mitra kritis, DPRD dapat memperoleh perspektif segar, analisis tajam, dan gagasan inovatif yang mungkin tidak terpikirkan oleh legislator. Mahasiswa, dengan kapasitas akademis dan idealisme mereka, dapat menjadi jembatan antara teori dan praktik, antara aspirasi masyarakat dan formulasi kebijakan. Kemitraan ini sangat berharga, terutama dalam merumuskan kebijakan yang relevan dengan perkembangan zaman dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Cahyo menambahkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam proses legislasi bukan hanya simbol partisipasi, tetapi merupakan bentuk nyata dari demokrasi yang sehat dan dinamis. Demokrasi yang sehat memerlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, dan pemuda adalah salah satu pilar terpenting. Ia menyebutkan bahwa DPRD Jawa Timur selama ini aktif menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai kampus serta organisasi kepemudaan dalam penyusunan program legislasi daerah (Prolegda). Proses penyusunan Prolegda adalah tahapan krusial di mana agenda legislasi tahunan ditentukan. Dengan melibatkan pemuda di tahapan ini, prioritas legislasi dapat lebih relevan dengan isu-isu yang mendesak bagi masyarakat dan generasi mendatang, seperti isu lingkungan, pendidikan, kesehatan mental, atau ekonomi kreatif.
"Kami juga berdiskusi dengan berbagai pihak yang punya kompetensi di bidang legislasi. Di DPRD Jatim, baik anggota fraksi maupun sekretariat dewan, sering terlibat dalam kegiatan bersama mahasiswa dan pemuda," tutur Cahyo. Ini menunjukkan bahwa upaya kolaborasi bukan hanya insidentil, melainkan terstruktur dan berkelanjutan. Diskusi dengan para ahli, akademisi, dan praktisi hukum dari kalangan pemuda memperkaya perspektif dan kualitas rancangan undang-undang atau peraturan daerah. Kehadiran anggota fraksi dan sekretariat dewan dalam kegiatan mahasiswa juga menjadi bukti nyata komitmen DPRD untuk mendekatkan diri dengan konstituen muda, memahami aspirasi mereka, dan membangun hubungan saling percaya yang esensial dalam iklim demokrasi.
Cahyo berharap kegiatan semacam ini dapat terus-menerus diselenggarakan untuk memperkuat hubungan yang harmonis dan produktif antara lembaga legislatif dan kalangan kampus. Menurutnya, semangat kebangsaan yang menggelora dan nilai kritis yang terpelihara dalam diri generasi muda adalah energi terbarukan yang sangat penting bagi masa depan Indonesia. Ruang-ruang diskusi seperti yang diselenggarakan di UNAIR ini adalah kawah candradimuka tempat gagasan-gagasan besar diuji, diasah, dan diformulasikan menjadi solusi konkret. Melalui kolaborasi yang intensif dan berkelanjutan, potensi besar generasi muda dapat dimaksimalkan untuk mendorong kemajuan di berbagai sektor kehidupan.
"Kolaborasi antara legislatif dan mahasiswa harus terus dijaga. Dari ruang diskusi seperti inilah lahir gagasan-gagasan besar untuk kemajuan bangsa," pungkasnya. Pernyataan penutup ini menggarisbawahi pentingnya dialog konstruktif dan kemitraan strategis sebagai kunci untuk membuka potensi inovasi dan solusi bagi tantangan-tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia. Generasi muda bukan hanya penonton, melainkan pemain kunci yang akan membentuk masa depan bangsa, dan lembaga legislatif memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi peran aktif mereka dalam proses pembangunan nasional.
rakyatindependen.id