SRMA 25 Lamongan Memantik Revolusi Literasi: Rintis Majalah Sekolah Perdana, Bukti Nyata Optimisme di Tengah Keterbatasan Fasilitas

Lamongan, sebuah inisiatif monumental telah digulirkan di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 25, menandai sebuah babak baru dalam upaya pembangunan literasi dan pengembangan potensi siswa. Dalam suasana Forum Group Discussion (FGD) yang penuh semangat, SRMA 25 Lamongan secara resmi merintis penerbitan majalah sekolah, sebuah langkah berani dan visioner yang berpotensi mengubah paradigma pendidikan berbasis asrama, terutama di tengah keterbatasan fasilitas dan akses digital yang membatasi. Langkah ini bukan sekadar kegiatan ekstrakurikuler biasa, melainkan manifestasi nyata dari komitmen sekolah untuk menumbuhkan budaya membaca dan menulis, serta membuktikan bahwa kreativitas tidak mengenal batas.
Di tengah lingkungan asrama yang disiplin, di mana pembatasan akses ke perangkat digital menjadi bagian dari kebijakan pendidikan, ide untuk menerbitkan majalah sekolah terdengar seperti sebuah tantangan besar. Namun, justru dari sinilah semangat juang dan inovasi terpancar. SRMA 25 Lamongan, dengan tekad bulat, berupaya mewujudkan sebuah karya nyata yang tidak hanya akan menginspirasi komunitas internal sekolah, tetapi juga masyarakat luas. Majalah ini diharapkan menjadi cerminan dari suara, pemikiran, dan kreativitas siswa, membuktikan bahwa meskipun berada dalam lingkungan yang serba terbatas, potensi dan bakat dapat tetap tumbuh subur.
Untuk memantik semangat dan membekali para siswa dengan wawasan yang memadai, SRMA 25 Lamongan menghadirkan Aditya Akbar Hakim, seorang penulis dan praktisi literasi yang reputasinya telah melampaui batas negara, dengan karyanya yang telah tersebar hingga Malaysia. Kehadirannya menjadi magnet bagi sekitar 20 siswa terpilih yang menunjukkan minat tinggi di bidang jurnalistik, sebuah bidang yang sebelumnya belum pernah tergarap secara serius di sekolah tersebut. Diskusi interaktif yang dipimpin oleh Aditya tidak hanya memberikan bekal teknis tentang penulisan dan jurnalistik, tetapi juga menanamkan filosofi mendalam tentang kekuatan kata dan pentingnya literasi sebagai fondasi peradaban.
Anis Al Aminatuf Wardian Sari, Kepala SRMA 25 Lamongan, dengan penuh antusiasme menyampaikan, "Ini memang pertama kali bagi kami mengumpulkan anak-anak yang punya minat tinggi di bidang jurnalistik. Sebelumnya sama sekali belum ada kegiatan formal di area ini. Kehadiran Pak Adit ke sekolah kami adalah pemicu krusial agar geliat literasi di SRMA 25 Lamongan benar-benar terwujud secara nyata dan dapat dirasakan oleh semua siswa. Kami percaya, dengan bimbingan dan semangat yang tepat, anak-anak kami mampu menciptakan karya yang luar biasa." Pernyataan ini menegaskan peran Aditya Akbar sebagai katalisator utama dalam membangkitkan ekosistem literasi yang selama ini terpendam.
SRMA 25 Lamongan, yang baru secara resmi menerima 75 siswa pada Agustus 2025 lalu, menunjukkan kemajuan yang menggembirakan dari FGD perdana ini. Para siswa yang berpartisipasi tidak hanya terinspirasi oleh materi yang disampaikan, tetapi juga menunjukkan komitmen tinggi untuk merealisasikan penerbitan majalah sekolah. Mereka menetapkan target ambisius untuk menerbitkan edisi perdana majalah pada Desember mendatang. Target ini bukan sekadar janji, melainkan sebuah manifestasi nyata dari semangat kolektif untuk membuktikan bahwa keterbatasan fasilitas dan akses digital bukanlah penghalang, melainkan justru menjadi pemicu untuk melahirkan kreativitas dan semangat berkarya yang lebih besar.

Aditya Akbar, dalam sesi FGD, memberikan penekanan khusus pada kekuatan transformatif dari tulisan. "Kedahsyatan kata-kata itu niscaya, jangan pernah meremehkan tulisan tangan Anda, sekecil apa pun itu. Meskipun kalian tinggal di asrama dan tidak diperbolehkan memegang atau membawa HP, justru ini adalah ajang pembuktian paling otentik. Kalian semua adalah pionir sejati, agen pengusung optimisme yang mampu mengubah keterbatasan menjadi kebermanfaatan yang meluas ke berbagai pihak. Ingatlah, majalah, apalagi buku, adalah artefak peradaban yang menjadi penanda dari adanya pemikiran, jejak abadi yang akan bertahan selamanya," ujarnya, mengukir inspirasi mendalam di benak para siswa.
Menurut Aditya, keberadaan majalah sekolah dan berbagai buku yang diterbitkan oleh siswa, guru, dan kepala sekolah akan menjadi indikator paling konkret dari peningkatan kualitas sebuah lembaga pendidikan. "Melalui buku dan karya tulis, kualitas lembaga akan terus meningkat secara simultan dan berkelanjutan. Reputasi serta kiprah sekolah akan semakin disegani dan diperhitungkan di mata masyarakat luas," jelasnya. Ini menunjukkan bahwa majalah sekolah tidak hanya berfungsi sebagai media informasi atau hiburan, tetapi juga sebagai alat strategis untuk membangun citra positif dan meningkatkan daya saing sekolah.
Lebih jauh, Aditya menambahkan bahwa inisiatif literasi semacam ini berpotensi besar untuk menarik perhatian banyak pihak. Sekolah-sekolah lain, baik yang memiliki fasilitas lengkap maupun yang serupa dengan SRMA 25, akan tertarik untuk belajar bagaimana membangun ekosistem literasi yang kuat, terutama di sekolah-sekolah yang selama ini seringkali dipandang sebelah mata. Majalah ini akan menjadi bukti nyata bahwa sekolah-sekolah "pinggiran" pun memiliki potensi luar biasa untuk melahirkan inovasi dan prestasi yang patut diperhitungkan. Hal ini secara tidak langsung juga membuka peluang kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antarlembaga pendidikan.
Majalah sekolah yang akan diterbitkan ini dirancang bukan hanya sebagai alat komunikasi internal untuk berbagi berita, cerita, dan prestasi siswa di lingkungan SRMA 25. Lebih dari itu, ia berfungsi sebagai sarana fundamental untuk menumbuhkan semangat literasi yang lebih luas, menembus dinding-dinding asrama dan menjangkau masyarakat. Ini adalah upaya untuk meruntuhkan stigma yang seringkali melekat pada sekolah-sekolah yang dianggap kurang mampu atau memiliki fasilitas terbatas, membuktikan bahwa kemampuan intelektual dan kreativitas tidak dibatasi oleh kondisi fisik semata. Melalui majalah ini, siswa diajak untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menyajikan ide-ide mereka secara koheren dan menarik.
Proses pembuatan majalah ini akan melibatkan serangkaian tahapan yang menantang namun mendidik. Mulai dari perencanaan isi, pengumpulan bahan, penulisan artikel, proses editing, hingga desain dan tata letak. Para siswa akan belajar kerja tim, tanggung jawab, dan disiplin dalam memenuhi tenggat waktu. Keterbatasan akses digital justru akan mendorong mereka untuk mengasah keterampilan observasi, wawancara langsung, dan penulisan manual yang otentik. Ini adalah kesempatan emas bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan jurnalistik praktis, etika penulisan, dan pemahaman tentang pentingnya akurasi informasi.
Anis Al Aminatuf Wardian Sari juga berharap bahwa majalah ini akan menjadi platform bagi siswa untuk menyalurkan bakat-bakat terpendam mereka, baik dalam menulis cerita pendek, puisi, opini, hingga reportase kegiatan sekolah. "Kami ingin majalah ini menjadi suara bagi setiap siswa, tempat mereka bisa mengekspresikan diri, berbagi pengalaman, dan menunjukkan perspektif unik mereka tentang dunia di sekitar SRMA 25. Ini akan menjadi arsip hidup dari perjalanan dan perkembangan sekolah kami," tambahnya, menggambarkan visi jangka panjang majalah ini sebagai dokumentasi sejarah dan budaya sekolah.
Dengan semangat yang membara dan dukungan penuh dari kepala sekolah, guru, serta bimbingan dari praktisi literasi seperti Aditya Akbar Hakim, SRMA 25 Lamongan siap membuktikan kepada dunia bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkarya dan berprestasi. Majalah sekolah perdana ini akan menjadi simbol ketahanan, optimisme, dan inovasi pendidikan di tengah tantangan. Ia adalah langkah awal dari sebuah perjalanan panjang untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan literasi tinggi, mampu berpikir kritis, dan berani menyuarakan ide-ide mereka untuk kemajuan bangsa. Majalah ini adalah bukti nyata bahwa dari keterbatasan, bisa lahir sebuah kebanggaan yang tak terhingga.
rakyatindependen.id




