Nasional

Borneo FC Pesta Gol di Kanjuruhan, Hajar Arema FC 3-1 Lewat Laga Penuh Kartu Merah dan Kontroversi VAR

Malang, Jawa Timur – Borneo FC Samarinda berhasil memetik kemenangan krusial dengan skor telak 3-1 atas Arema FC dalam laga pekan kesepuluh Super League 2025/2026 yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Minggu (26/10/2025) malam. Pertandingan ini tidak hanya menyajikan drama gol, tetapi juga diwarnai oleh intensitas tinggi, keputusan kontroversial wasit yang melibatkan teknologi VAR, serta dua kartu merah yang membuat Arema FC harus mengakhiri laga dengan sembilan pemain. Kemenangan ini mempertegas ambisi Borneo FC di papan atas klasemen, sementara Arema FC harus bekerja keras untuk bangkit dari kekalahan pahit di kandang sendiri.

Sejak peluit kick-off dibunyikan, Arema FC yang bertindak sebagai tuan rumah langsung tancap gas, menunjukkan niat untuk mengamankan tiga poin di hadapan ribuan pendukungnya. Mereka menerapkan tekanan tinggi dan mengalirkan bola dengan cepat ke lini serang. Gelombang serangan awal Arema FC memang cukup mengancam, dengan penyerang andalan mereka, Dalberto, menjadi motor serangan. Beberapa kali, Dalberto berhasil mendapatkan ruang tembak di dalam kotak penalti, namun penyelesaian akhirnya masih belum menemui sasaran.

Pada menit ketujuh, Arema FC mendapatkan peluang emas dari skema tendangan sudut. Bola yang dieksekusi dengan presisi tinggi mengarah ke jantung pertahanan Borneo FC, namun barisan belakang Pesut Etam, julukan Borneo FC, tampil disiplin dan sigap menghalau ancaman tersebut. Begitu pula pada menit ke-16, tendangan sudut kedua Arema FC juga berakhir tanpa hasil, setelah kiper Borneo FC, Nadeo Argawinata, menunjukkan kewaspadaan dan kemampuannya dalam membaca arah bola. Nadeo tampil tenang di bawah mistar gawang, memberikan rasa aman bagi lini pertahanan timnya.

Meskipun terus-menerus digempur, Borneo FC tidak tinggal diam. Mereka bermain lebih efektif dengan mengandalkan skema serangan balik cepat yang mematikan. Setiap kali Arema FC kehilangan bola di tengah lapangan, para pemain Borneo FC langsung melancarkan transisi kilat ke depan. Maicon dan Mariano Peralta menjadi ujung tombak dalam skema ini, beberapa kali berhasil menekan pertahanan Arema FC dan menciptakan peluang. Namun, kiper Arema FC, Adi Satryo, juga tampil prima dengan beberapa penyelamatan krusial yang menjaga gawangnya tetap perawan di awal pertandingan. Adi Satryo menunjukkan refleks yang cepat dan penempatan posisi yang baik, mementahkan sejumlah ancaman dari Maicon dan Peralta.

Pertengahan babak pertama, Arema FC mulai terlihat frustrasi. Lini tengah mereka kesulitan menembus rapatnya pertahanan Borneo FC yang digalang dengan solid. Serangkaian kesalahan elementer mulai terlihat, seperti salah umpan di area krusial, lambatnya pengambilan keputusan dalam mengalirkan bola, dan kurangnya koordinasi antar lini. Tekanan mental ini berujung pada beberapa pelanggaran yang tidak perlu. Wasit pun harus bekerja keras untuk menjaga ketertiban pertandingan.

Borneo FC Pesta Gol di Kanjuruhan, Hajar Arema FC 3-1 Lewat Laga Penuh Kartu Merah dan Kontroversi VAR

Pada menit ke-32, setelah serangkaian serangan balik yang terkoordinasi, Borneo FC akhirnya berhasil memecah kebuntuan. Berawal dari umpan terobosan cerdik dari lini tengah, Maicon berhasil lolos dari kawalan bek Arema FC. Dengan kecepatan dan ketenangannya, Maicon melepaskan tendangan mendatar keras ke sudut gawang yang tak mampu dijangkau oleh Adi Satryo. Gol ini mengubah papan skor menjadi 0-1 untuk keunggulan Borneo FC, memberikan momentum psikologis yang signifikan bagi tim tamu.

Setelah gol tersebut, tensi pertandingan semakin memanas. Arema FC yang tertinggal semakin agresif, namun juga cenderung terburu-buru. Frustrasi terlihat jelas pada raut wajah para pemain Singo Edan. Hal ini ditandai dengan serangkaian pelanggaran yang berujung pada keluarnya tiga kartu kuning untuk pemain Arema FC. Bayu Setiawan menerima kartu kuning pertama karena tekel terlambat di lini tengah. Kemudian, Julian Guevara juga diganjar kartu kuning pada menit ke-42 setelah melakukan pelanggaran keras di dekat kotak penalti, mencoba menghentikan pergerakan cepat lawan. Tak lama berselang, Betinho juga menyusul menerima kartu kuning setelah melakukan protes berlebihan terhadap keputusan wasit. Hingga peluit akhir babak pertama dibunyikan, skor tetap 0-1 untuk keunggulan Borneo FC.

Memasuki babak kedua, pelatih Arema FC melakukan beberapa perubahan taktik dan instruksi. Mereka langsung menekan sejak awal, berusaha mencari gol penyeimbang secepat mungkin. Peluang emas langsung didapat Arema FC melalui tendangan bebas di depan kotak penalti, setelah Bayu Setiawan dijatuhkan secara ilegal. Bola yang dieksekusi dengan baik mengarah ke gawang, namun kiper Nadeo Argawinata kembali menunjukkan kelasnya dengan menepis bola keluar lapangan, menghasilkan sepak pojok. Tendangan sudut ini pun berhasil dihalau kembali oleh pertahanan Borneo FC yang kokoh.

Petaka bagi Arema FC datang pada menit ke-58. Julian Guevara, yang sudah mengantongi kartu kuning di babak pertama, kembali melakukan pelanggaran yang tidak perlu di lini tengah. Wasit tanpa ragu mengeluarkan kartu kuning kedua, yang secara otomatis berarti kartu merah. Arema FC harus melanjutkan pertandingan dengan sepuluh orang. Keputusan ini jelas menjadi pukulan telak bagi Singo Edan, yang sedang berjuang keras mencari gol penyeimbang.

Unggul jumlah pemain, Borneo FC mulai mengambil alih kendali permainan. Pada menit ke-59, mereka sempat mendapatkan tendangan bebas di posisi yang cukup berbahaya, namun eksekusi tendangan tersebut masih bisa diamankan oleh lini pertahanan Arema FC yang berusaha keras menutup setiap celah. Serangan balik cepat Arema FC pun berhasil dihentikan dengan mudah oleh para pemain Borneo FC yang kini memiliki keunggulan numerik di setiap lini.

Borneo FC semakin gencar menekan. Pada menit ke-69, mereka kembali mengancam melalui serangan sporadis yang berujung pada tendangan keras tepat di depan gawang. Namun, Adi Satryo sekali lagi tampil gemilang dengan menahan bola tendangan tersebut, menunjukkan bahwa ia masih menjadi tembok terakhir yang sulit ditembus. Arema FC yang tidak menyerah, mencoba membalas melalui tendangan sudut pada menit ke-70, namun kiper Nadeo Argawinata tetap sigap menghalau bola dan menjaga keunggulan timnya. Serangan cepat Borneo FC berikutnya, termasuk tendangan spekulatif dari Mariano Peralta, juga berhasil diblok dengan heroik oleh Samuel Balinsa yang tampil lugas di lini belakang Arema.

Namun, nasib buruk seolah tak berhenti menimpa Arema FC. Pada menit ke-73, drama kembali terjadi. Bayu Setiawan melakukan tekel keras dan berbahaya terhadap Mariano Peralta di area vital lapangan. Wasit awalnya mengeluarkan kartu kuning kedua untuk Bayu Setiawan, yang berarti kartu merah. Namun, setelah melakukan pengecekan VAR (Video Assistant Referee) yang memakan waktu cukup lama dan menimbulkan ketegangan di seluruh stadion, wasit mengubah keputusannya. Kartu kuning kedua dibatalkan dan diganti dengan kartu merah langsung. Keputusan ini mengguncang kubu Arema FC, yang kini harus bermain dengan sembilan pemain. Stadion Kanjuruhan pun riuh dengan protes dari bangku cadangan dan para suporter tuan rumah, namun keputusan wasit sudah final.

Unggul dua pemain, Borneo FC benar-benar memanfaatkan situasi ini. Mereka mengalirkan bola dengan leluasa dan menciptakan banyak peluang. Pada menit ke-78, Borneo FC berhasil menambah gol kedua mereka. Douglas Coutinho yang baru masuk sebagai pemain pengganti, berhasil memanfaatkan peluang dari sisi gawang setelah menerima umpan terobosan akurat. Dengan tenang, Douglas Coutinho melepaskan tendangan mendatar yang tak mampu dihalau oleh Adi Satryo. Skor berubah menjadi 2-0 untuk keunggulan Borneo FC, membuat kemenangan semakin di depan mata bagi Pesut Etam.

Memasuki masa injury time yang panjang akibat banyaknya insiden dan pengecekan VAR, Arema FC mendapatkan secercah harapan. Setelah peninjauan VAR oleh wasit, Arema FC mendapat hadiah penalti pada menit ke-90+7. Keputusan ini kembali menjadi sorotan, namun wasit bergeming setelah melihat tayangan ulang. Dalberto, yang tampil sebagai algojo, berhasil mengeksekusi penalti dengan dingin, mengirim bola ke sudut gawang dan memperkecil ketertinggalan menjadi 2-1. Gol ini sempat membangkitkan semangat juang para pemain Arema FC yang tersisa.

Namun, harapan Arema FC untuk menyamakan kedudukan harus pupus di menit-menit akhir. Sebelum laga benar-benar berakhir, Borneo FC kembali menambah pundi-pundi gol mereka. Juan Villa, yang juga masuk sebagai pemain pengganti, berhasil mencetak gol pada menit ke-90+11, setelah meneruskan assist brilian dari M. Sihran. Gol ini menjadi penutup manis bagi Borneo FC, sekaligus mengunci kemenangan telak 3-1. Wasit pun meniup peluit panjang tak lama setelah gol ketiga tersebut, menandai berakhirnya pertandingan yang penuh drama dan intensitas tinggi.

Kemenangan ini menjadi bukti soliditas dan efektivitas permainan Borneo FC, terutama dalam memanfaatkan setiap peluang dan keunggulan jumlah pemain. Sementara itu, Arema FC harus mengevaluasi secara mendalam performa mereka, terutama terkait kedisiplinan dan manajemen emosi para pemain yang berujung pada dua kartu merah. Hasil ini mengukuhkan posisi Borneo FC di jalur perebutan gelar Super League 2025/2026, sementara Arema FC harus segera bangkit untuk memperbaiki posisi mereka di tabel klasemen.

rakyatindependen.id

Borneo FC Pesta Gol di Kanjuruhan, Hajar Arema FC 3-1 Lewat Laga Penuh Kartu Merah dan Kontroversi VAR

Related Articles