"Si Cinta": Revolusi Wisata Bus Kota Jember, Dari Jelita Menuju Destinasi Penuh Pesona

Jember, sebuah kabupaten yang kaya akan keindahan alam dan budaya di Jawa Timur, kembali mengukir langkah inovatif dalam sektor pariwisatanya. Melanjutkan estafet program serupa sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Jember secara resmi meluncurkan kembali inisiatif wisata bus kota yang kini tampil dengan wajah dan semangat baru: "Si Cinta" atau "Siap Keliling Wisata Jember dengan Penuh Cinta." Program yang menjadi kolaborasi apik antara Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jember ini diharapkan menjadi magnet baru bagi masyarakat lokal maupun wisatawan untuk menjelajahi pesona Jember tanpa biaya.
Peluncuran "Si Cinta" yang penuh gairah ini diresmikan langsung oleh Bupati Muhammad Fawait pada tanggal 26 Oktober 2025. Momen tersebut menjadi penanda dimulainya era baru bagi pariwisata Jember yang lebih merakyat dan inklusif. Sebelumnya, pada masa pemerintahan Bupati Hendy Siswanto, program serupa telah sukses dijalankan dengan nama "Jelita" atau "Jember Keliling Kota." Keberadaan "Jelita" kala itu telah membuka mata banyak warga Jember akan potensi wisata di daerahnya sendiri, memberikan pengalaman berkeliling kota yang menyenangkan dan edukatif secara gratis. "Jelita" berhasil membangun fondasi awal kesadaran akan pariwisata lokal, memperkenalkan destinasi-destinasi ikonik, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap Jember. Namun, seiring berjalannya waktu dan pergantian kepemimpinan, program ini dirasa perlu mendapatkan sentuhan segar agar tetap relevan dan semakin menarik.
Kini, dengan semangat "cinta" yang diusung dalam namanya, "Si Cinta" hadir sebagai evolusi yang lebih matang. Nama "Si Cinta" tidak hanya sekadar akronim yang menarik, tetapi juga mencerminkan filosofi mendalam: kesiapan untuk memperkenalkan keindahan Jember dengan sepenuh hati, menumbuhkan rasa memiliki, dan kepedulian terhadap setiap sudut kota. Ini adalah bentuk manifestasi dari komitmen pemerintah daerah untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor penggerak ekonomi yang berlandaskan pada kecintaan terhadap Jember dan masyarakatnya.
Dalam operasionalnya, "Si Cinta" mempersiapkan dua unit bus yang telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk kenyamanan penumpang. Masing-masing bus memiliki kapasitas 20 orang, dirancang agar setiap perjalanan terasa personal dan menyenangkan. Perubahan paling mencolok terlihat pada tampilan luar bus. Jika sebelumnya bus "Jelita" didominasi warna putih dengan logo Kabupaten Jember yang klasik, kini "Si Cinta" bertransformasi total dengan balutan warna merah muda yang ceria dan modern. Warna ini bukan hanya sekadar pilihan estetika, melainkan juga simbol kehangatan, keramahan, dan tentu saja, "cinta" yang diusung dalam namanya.
Lebih dari itu, badan bus "Si Cinta" kini dihiasi dengan foto-foto destinasi wisata unggulan Jember yang memukau. Visualisasi destinasi seperti pantai-pantai eksotis, perkebunan kopi yang hijau, situs bersejarah, hingga sentra kuliner lokal, secara langsung berfungsi sebagai "etalase berjalan" yang menggoda masyarakat untuk menjelajahi lebih jauh. Tidak ketinggalan, foto Bupati Muhammad Fawait juga turut melengkapi desain eksterior, memperkuat identitas program sebagai inisiatif pemerintah daerah yang pro-rakyat. Desain interior bus juga diperhatikan untuk memastikan kenyamanan maksimal, dengan kursi yang ergonomis, pendingin udara yang optimal, dan mungkin juga fasilitas tambahan seperti layar informasi interaktif atau sistem audio untuk panduan wisata. Setiap detail, mulai dari pemilihan warna hingga penempatan gambar, dirancang untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap penumpang.

Kepala Bidang Transportasi Dinas Perhubungan Jember, Yoyok Subagiono, menjelaskan bahwa bus "Si Cinta" akan beroperasi setiap hari Sabtu dan Minggu, memberikan kesempatan luas bagi masyarakat untuk menikmati akhir pekan dengan cara yang berbeda dan edukatif. "Rute perjalanan sepenuhnya ditentukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, sementara kami dari Dinas Perhubungan bertanggung jawab penuh dalam penyediaan kendaraan, kru, dan pengemudi yang profesional," jelas Yoyok pada Jumat, 31 Oktober 2025. Pembagian tugas ini memastikan efisiensi dan efektivitas program, di mana Dishub fokus pada aspek teknis dan operasional transportasi, sementara Disparbud menggarap substansi pariwisata, mulai dari pemilihan destinasi, narasi wisata, hingga promosi.
Yoyok Subagiono menambahkan, "Harapan kami, dengan adanya ‘Si Cinta’ yang berkolaborasi erat dengan Dinas Pariwisata, kami dapat lebih luas mengenalkan destinasi-destinasi wisata kepada masyarakat Jember sendiri. Mungkin masih banyak di antara mereka yang belum mengetahui betapa kayanya potensi wisata di daerah kita." Pernyataan ini menggarisbawahi salah satu tujuan utama "Si Cinta": menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan lokal terhadap pariwisata Jember. Seringkali, warga lokal justru kurang mengenal atau bahkan belum pernah mengunjungi destinasi di daerahnya sendiri. "Si Cinta" hadir untuk mengisi celah ini, menjadi jembatan antara masyarakat dan kekayaan pariwisata mereka.
Selain itu, Yoyok juga menyoroti peran edukatif "Si Cinta," khususnya bagi kalangan pelajar. "Bus ini juga kami gunakan untuk mengedukasi para pelajar tentang destinasi wisata di Jember. Karena program ini gratis, kami sangat berharap bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh lapisan masyarakat," ujarnya. Aspek pendidikan ini sangat krusial, membentuk generasi muda yang sadar akan warisan budaya dan alam daerahnya, serta menumbuhkan minat mereka untuk menjadi duta pariwisata di masa depan. Kunjungan ke museum, pusat penelitian, atau sentra produksi lokal akan memberikan pengalaman belajar di luar kelas yang jauh lebih interaktif dan berkesan.
Nyoman Aribowo, salah satu anggota Tim Pengarah Percepatan Pembangunan Daerah (TP3D) Jember, turut memberikan pandangannya terkait program ini. Ia mengakui bahwa secara fundamental, "Jelita" dan "Si Cinta" memiliki kesamaan esensi. "Keduanya sama-sama memfasilitasi masyarakat yang ingin mengunjungi objek wisata secara gratis. Namun, tentu saja ada perbedaan yang signifikan. Pemimpin baru pasti akan membawa sesuatu yang berbeda, jika tidak, program tersebut akan kurang menarik dan inovatif," kata Nyoman. Perbedaan ini tidak hanya terletak pada nama atau warna bus semata, melainkan juga pada visi, strategi pemasaran, dan mungkin juga kurasi rute yang lebih tematik. "Si Cinta" mungkin hadir dengan narasi yang lebih kuat, pengalaman yang lebih terkurasi, dan sentuhan personal yang lebih dalam, sesuai dengan semangat "penuh cinta" yang diusungnya. Hal ini mencerminkan dinamika kepemimpinan dan upaya berkelanjutan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Berdasarkan informasi yang dirilis oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember, berikut adalah rute perjalanan bus "Si Cinta" sepanjang bulan November 2025, yang dirancang untuk menawarkan beragam pengalaman wisata:
- 1 November: Perjalanan dimulai dengan mengunjungi Harjo Lestari Farm, sebuah agrowisata yang menawarkan pengalaman edukasi dan rekreasi di tengah kebun buah-buahan dan peternakan. Dilanjutkan ke Taman Galaxy, sebuah ruang terbuka hijau modern yang menjadi tempat rekreasi keluarga dengan berbagai wahana dan spot foto menarik. Destinasi terakhir adalah Raddina Coklat, sentra produksi dan penjualan cokelat lokal Jember, tempat pengunjung bisa melihat proses pembuatan cokelat dan mencicipi aneka olahannya.
- 8 November: Rute bergeser ke wisata edukasi dan kuliner. Dimulai dari Masjid Muhammad Cheng Ho, sebuah masjid dengan arsitektur unik perpaduan budaya Tionghoa dan Islam yang sarat sejarah. Kemudian menuju Puslitkoka (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia), tempat pengunjung dapat belajar tentang budidaya kopi dan kakao, serta menikmati produk olahannya. Perjalanan ditutup dengan kunjungan ke Kripik Presto Cutella, sentra oleh-oleh keripik khas Jember yang terkenal dengan inovasi rasanya.
- 9 November: Kembali ke rute awal: Harjo Lestari Farm, Taman Galaxy, dan Raddina Coklat, memberikan kesempatan bagi mereka yang belum sempat menjajal rute pertama.
- 12 November: Rute khusus museum untuk para pecinta sejarah dan edukasi. Mengunjungi Museum Dispendik (Dinas Pendidikan) yang menyimpan koleksi sejarah pendidikan Jember, dilanjutkan ke Museum dr. Soebandi, yang mengabadikan jejak perjuangan pahlawan lokal Jember. Terakhir adalah Museum Telu, sebuah museum unik yang mungkin berfokus pada tiga aspek tertentu dari sejarah atau budaya Jember, memberikan wawasan mendalam tentang identitas lokal.
- 16 November: Rute Harjo Lestari Farm, Taman Galaxy, Raddina Coklat kembali menjadi pilihan, menunjukkan popularitas rute agrowisata dan kuliner ini.
- 19 November: Rute museum diulang: Museum Dispendik, Museum dr. Soebandi, Museum Telu, memberikan kesempatan kedua bagi peminat sejarah.
- 23 November: Rute Masjid Muhammad Cheng Ho, Puslitkoka, Kripik Presto Cutella, kembali menawarkan kombinasi wisata budaya, edukasi, dan kuliner.
- 26 November: Rute Harjo Lestari Farm, Taman Galaxy, Raddina Coklat, menunjukkan konsistensi dalam memperkenalkan destinasi agrowisata dan kuliner.
- 30 November: Penutup bulan November dengan rute Masjid Muhammad Cheng Ho, Puslitkoka, Kripik Presto Cutella, memastikan semua rute populer terlayani secara merata.

Variasi rute yang ditawarkan oleh "Si Cinta" menunjukkan komitmen Disparbud Jember untuk menyajikan pengalaman wisata yang beragam. Dari agrowisata yang menyegarkan, taman rekreasi modern, sentra kuliner yang menggugah selera, hingga museum yang kaya akan sejarah dan budaya, setiap rute dirancang untuk memberikan wawasan baru tentang Jember. Ini juga menunjukkan upaya untuk mengakomodasi berbagai minat masyarakat, baik keluarga, pelajar, maupun individu yang mencari pengalaman baru.
Program "Si Cinta" bukan sekadar layanan transportasi gratis, melainkan sebuah investasi jangka panjang dalam pengembangan pariwisata Jember. Dengan memperkenalkan destinasi lokal secara gratis, pemerintah berharap dapat menumbuhkan budaya berwisata di kalangan masyarakat Jember sendiri. Ketika masyarakat lokal mencintai dan mengenal destinasi mereka, mereka akan menjadi duta terbaik bagi Jember, menarik lebih banyak wisatawan dari luar daerah. Ini akan menciptakan efek domino positif pada perekonomian lokal, mendukung UMKM, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. "Si Cinta" adalah bukti nyata bahwa pariwisata dapat diakses oleh semua, menjembatani kesenjangan, dan membangun kebanggaan kolektif terhadap sebuah daerah yang indah dan penuh potensi. Kehadiran "Si Cinta" diharapkan akan menjadi ikon baru Jember, membawa semangat "cinta" yang tak terbatas untuk setiap perjalanan, setiap cerita, dan setiap senyuman yang terukir di wajah para penumpangnya.
rakyatindependen.id
 
 



