Berita BojonegoroFeatured

Sumur Bor Jadi Solusi Pengairan Tanaman Padi Di Musim Kemarau, Bagi Petani Desa Lengkong, Balen

BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Kesulitan air untuk mengairi sawah petani di Desa Lengkong, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, akhirnya menemukan solusinya, yaitu dengan memanfaatkan sumur bor. Ternyata, sumber air bawah tanah di Desa Lengkong itu, sangat melimpah sehingga masyarakat petani setempat bisa panen padi hingga 2 (dua) kali dalam setahun.

Adalah Kepala Desa Lengkong Drs H. Ahmad Sholihin, yang memiliki keinginan kuat tentang bagaimana dirinya yang juga petani dan warga desanya itu bisa memperoleh air untuk mengairi sawahnya di saat musim tanam padi kedua tersebut.

Jika panen pertama di musim penghujan tentunya petani cukup menggunakan air hujan untuk mengairi sawahnya. Kadang-kadang musim penghujan pun juga menggunakan pengairan sumur bor saat hujan tidak turun dalam waktu yang cukup lama.

Mestinya, DesaLengkong berada di Pengairan Teknis Waduk Pacal, namun berada di wilayah paling ujung utara sehingga air mengalir dari waduk pacal tidak sampai desanya. Kalau pun aliran air dari Waduk Pacal bisa sampai persawahan warga Lengkong, itu biasanya di malam hari dan debitnya sangat kecil sekali.

Sumur bor yang ada di utara Desa Lengkong, Kecamatan Balen, Bojonegoro. (Foto: Sukisno)

“Dari 148 hektar sawah milik warga Desa Lengkong, hanya 4 – 5 hektar saja yang bisa memanfaatkan air waduk Pacal untuk bercocok tanam di musim tanam yang kedua yaitu tanam di awal bulan Mei ini. Sehingga kita harus berusaha membuat sumur bor dengan menggunakan sibel dan tenaga listrik untuk mengairi sawah yang tak terjangkau dengan pengairan Pacal itu,” kata Kepala Desa Lengkong H. Ahmad Sholihin, saat ditemui di lokasi sawah yang berada di utara desanya itu, Rabu (22/5/2024).

Lanjut H. Ahmad Sholihin, dari 148 hektar yang bisa dialiri pengairan Pacal hanya 5 hektar berarti masih ada 143 hektar yang butuh memperoleh pengairan dari sumur bor. Sementara kemampuan pemerintah desa (pemdes) Lengkong melalui BUMDes Setia Desa Lengkong baru bisa membuat beberapa sumur bor dengan kesing (lingkar luar) 6 dim  dan pengeluaran air 3 dim (lingkar dalam).

“Idealnya satu sumur bor untuk mengairi 5 (lima) hektar sawah sehingga jika Lengkong memiliki 148 hektar mestinya harus memiliki 29 sumur bor. Sedang saat ini baru ada 8 sumur bor, bisa dikatakan masih jauh dari kebutuhan petani agar bisa mengairi sawahnya dengan normal sehingga hasil panen padinya bisa cukup bagus dan melimpah,” ungkapnya dengan bersemangat.

Ditambahkannya, ada embung di selatan desa saat ini juga sudah habis disedot diesel oleh warga yang sawahnya ada di sekitarnya itu.

“Guna mencukupi pengairan, para pengurus HIPPA harus mengatur air dari sumur bor dengan cara bergiliran. Sehingga tanam padi nggak bisa bersamaan karena harus bergantian. Para Pengurus HIPPA juga harus begadang setiap malam hingga pagi untuk mengairi sawah dari aliran Pacal agar bisa membantu walaupun debitnya sangat kecil. Ini juga menjadi upaya bagaimana dengan segala keterbatasan namun tetap bisa menghasikan,” kata H. Ahmad Sholihin menegaskan.

Tampak, tanaman padi petani Desa Lengkong yang memanfaatkan pengairan sawah dari sumur bor. (Foto: Sukisno).

Upaya membuat pengairan sawah dengan sumur bor ini dibuat sejak tahun 2020 silam, guna mengantisipasi gagal panen yang pernah terjadi di tahun 2019 silam itu. Upaya lain adalah dengan membuat embung-embung untuk penampuangan air saat musim hujan dan bisa dimanfaatkan untuk pengairan sawah saat tanam kedua di musim kemarau ini.

Masih menurut Kades yang sudah menjabat 3 periode ini menambahkan, soal sumber air bawah tanah, tidak merata di Desa Lengkong ini ada titik sumbernya. Bahkan semua area sudah diteliti dengan Geolistrik untuk melakukan penelitian dan pencairan sumber air bawah tanah di tahun 2020 silam.

“Akibat adanya sumur bor sumber air atau sumur milik warga mampet, karena pihak Pemdes Lengkong memberikan saluran air bersih secara gratis, sebagai ganti rugi atas mampetnya sumur warga itu. Semua warga kita kasih air bersih tanpa bayar,” ujar Ahmad Sholihin.

Pihaknya akan terus menerus dan secara bertahap akan mencukupi kebutuhan sumur bor agar tak bergantung dengan pengairan dari Waduk Pacal yang di wilayah hulu sudah ada ratusan hingga ribuan diesel di sepanjang saluran air sehingga sangat minim sekali bisa sampai di lahan pertanian milik warga Desa Lengkong itu.

“Mohon doanya sehingga kami dimudahkan dalam mengupayakan air untuk bisa mengairi sawah warga dalam kondisi musim yang sudah sulit hujan Ini. Semoga Allah SWT segera menurunkan hujan di wilayah Kabupaten Bojonegoro ini, agar warga bisa segara tanam baik padi, palawija sehingga mereka bisa memiliki penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, amiin,” harapnya.

Di akhir komentarnya, yang paling penting adalah bagaimana wilayah Kabupaten Bojonegoro yang sebagian warganya petani dan buruh tani itu bisa bercocok tanam sehingga produktifitas pertanian meningkat sehingga harga pangan tak mahal dan petani bisa memperoleh penghasilan yang layak.

**(Kis/Red).

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bokep Indonesia Terbaru Bokep Jepang Jav Bokep ukthi jilbab GOBETASIA DAYWINBET DAYWINBET GOBETASIA GOBET DAYWINBET SLOT GACOR BOKEP INDO BOKEP INDONESIA