Bank Jatim dan SFT Bersinergi, Mudahkan Pembayaran Pendidikan Daring bagi Ratusan Institusi

Sinergi yang ambisius ini secara resmi ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama yang komprehensif. Inti dari kerja sama ini adalah integrasi layanan virtual account Bank Jatim dengan sistem aplikasi Edufin yang dikembangkan oleh SFT. Selain itu, momentum penting ini juga diabadikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang lebih luas mengenai layanan jasa keuangan di bidang pendidikan. MoU ini membuka pintu bagi potensi kolaborasi di masa depan yang lebih beragam, tidak hanya terbatas pada pembayaran, tetapi juga mencakup solusi keuangan lain yang relevan dengan ekosistem pendidikan.
Prosesi penandatanganan bersejarah ini berlangsung pada Rabu, 24 September 2025, di kantor pusat SFT, sebuah lokasi yang melambangkan semangat inovasi dan kolaborasi teknologi. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran eksekutif kunci dari kedua belah pihak, menunjukkan tingkat kepentingan dan prioritas yang diberikan pada kemitraan ini. Dari Bank Jatim, hadir Vice President Dana dan Jasa, Yetty Fitria S., yang memiliki peran sentral dalam pengembangan produk dan layanan keuangan bank. Turut mendampingi adalah Vice President Hubungan Kelembagaan, Rachman Subiyantoro, yang bertanggung jawab atas penguatan kemitraan strategis bank. Sementara itu, SFT diwakili oleh Kepala Divisi Produk, Ronald Argand Pinontoan, figur kunci di balik pengembangan dan inovasi platform Edufin.
Direktur Utama Bank Jatim, Winardi Legowo, dalam pidatonya menyampaikan optimisme yang membara terkait kolaborasi ini. Ia menekankan bahwa sinergi antara kekuatan keuangan Bank Jatim dan inovasi teknologi SFT akan menghasilkan dampak positif yang signifikan dan berkelanjutan. Menurut Winardi, tujuan utama dari kerja sama ini adalah untuk menyederhanakan dan mempercepat seluruh proses pembayaran biaya pendidikan. Ini bukan sekadar tentang transaksi finansial, melainkan tentang menghilangkan hambatan birokrasi, mengurangi waktu tunggu, dan menyediakan pengalaman pembayaran yang mulus bagi mahasiswa dan orang tua di institusi yang telah mengadopsi layanan Edufin. Winardi secara lugas menyatakan, “Kami sangat optimis bahwa sinergitas layanan virtual account terintegrasi ini akan memberikan banyak manfaat positif bagi kedua belah pihak. Bagi mahasiswa dan institusi, ini berarti kemudahan pembayaran dan efisiensi administrasi yang revolusioner. Setiap transaksi akan tercatat secara otomatis dan real-time, menghilangkan kebutuhan akan rekonsiliasi manual yang memakan waktu dan rentan kesalahan.” Pernyataan ini menggarisbawahi visi Bank Jatim untuk tidak hanya menjadi penyedia layanan keuangan, tetapi juga menjadi enabler bagi transformasi digital di sektor-sektor vital seperti pendidikan.
Untuk memahami skala dan potensi dari kemitraan ini, penting untuk mengenal SFT lebih dekat. SFT bukanlah pemain baru dalam dunia teknologi pendidikan; mereka adalah spin-off dari PT Sentra Vidya Utama (SEVIMA), sebuah entitas yang telah lama dikenal sebagai pengembang sistem informasi perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. SEVIMA telah berhasil melayani lebih dari 1.200 institusi pendidikan tinggi di seluruh negeri, membangun reputasi solid dalam inovasi dan keandalan. Layanan Edufin, yang berada di bawah naungan SFT, telah memimpin pasar dalam solusi pembayaran pendidikan digital. Data menunjukkan dominasi Edufin: mereka telah berhasil memproses lebih dari 1 juta transaksi pembayaran per tahun, dengan nilai transaksi bruto (Gross Merchandise Volume/GMV) mencapai lebih dari 3,3 triliun rupiah per tahun. Angka-angka fantastis ini tidak hanya menunjukkan volume transaksi yang masif, tetapi juga kepercayaan yang tinggi dari pasar. Lebih dari 400 instansi pendidikan telah beralih sepenuhnya ke sistem pembayaran nir-tunai (cashless) melalui Edufin, sebuah bukti nyata dari tren digitalisasi yang tak terhindarkan dan efektivitas solusi yang ditawarkan.
Melihat rekam jejak dan kapabilitas SFT, Winardi Legowo dari Bank Jatim mengidentifikasi beberapa potensi besar yang dapat dikembangkan dan dioptimalkan dari kerja sama strategis ini. Potensi-potensi ini tidak hanya akan menguntungkan Bank Jatim, tetapi juga akan memperkuat ekosistem pendidikan secara keseluruhan:
Pertama, optimalisasi pengelolaan dana di lingkungan universitas mitra SFT. Dengan adanya integrasi virtual account, aliran dana dari pembayaran biaya pendidikan akan terpusat dan terkelola secara lebih efisien melalui Bank Jatim. Hal ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jatim, khususnya dalam bentuk Giro. Peningkatan DPK Giro sangat penting bagi bank karena merupakan sumber dana murah yang dapat digunakan untuk mendukung ekspansi kredit dan operasional bank.
Kedua, potensi kerja sama yang luas dengan 81 perguruan tinggi di Jawa Timur yang merupakan mitra SFT. Jaringan ini mencakup sekitar 100.611 mahasiswa. Angka ini merepresentasikan pasar yang sangat besar dan strategis bagi Bank Jatim. Melalui kemitraan ini, Bank Jatim tidak hanya akan menjadi kanal pembayaran, tetapi juga dapat menawarkan berbagai produk dan layanan perbankan lainnya kepada mahasiswa dan staf di institusi tersebut, seperti tabungan mahasiswa, kartu debit, layanan mobile banking, hingga literasi keuangan. Potensi untuk menembus pasar yang begitu besar di wilayah inti Bank Jatim ini merupakan dorongan signifikan bagi pertumbuhan bisnis bank.
Ketiga, peluang pemberian fasilitas Kredit Multiguna (KMG) bagi seluruh pegawai di universitas mitra SFT. KMG merupakan produk pinjaman yang fleksibel dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan personal. Dengan adanya kemitraan ini, Bank Jatim dapat menawarkan fasilitas KMG dengan skema khusus yang menarik bagi dosen dan staf administrasi di perguruan tinggi tersebut. Hal ini tidak hanya memperluas portofolio kredit Bank Jatim, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi para pegawai institusi pendidikan, mendukung kesejahteraan finansial mereka.
Winardi Legowo menegaskan bahwa kolaborasi ini lebih dari sekadar kesepakatan bisnis; ini adalah manifestasi nyata dari komitmen Bank Jatim untuk menjadi bagian integral dalam upaya membangun ekosistem pembayaran digital yang inklusif di dunia pendidikan. Ini sejalan dengan visi Bank Jatim untuk tidak hanya tumbuh sebagai institusi keuangan, tetapi juga sebagai agen pembangunan yang mendukung kemajuan masyarakat dan ekonomi regional melalui inovasi teknologi.
Di sisi lain, Ronald Argand Pinontoan dari SFT menyambut baik kerja sama ini dengan antusiasme yang sama. Ia menyoroti serangkaian keunggulan intrinsik yang dimiliki oleh Edufin, platform yang menjadi tulang punggung kemitraan ini. Menurut Ronald, Edufin dirancang dengan prinsip-prinsip utama yang menjadikannya solusi unggul:
- Transparan: Setiap transaksi terekam dengan jelas, memungkinkan orang tua dan mahasiswa melacak status pembayaran mereka secara akurat, serta memberikan visibilitas penuh bagi institusi.
- Akuntabel: Sistem yang terintegrasi dan otomatis meminimalkan risiko kesalahan atau penyalahgunaan, memastikan setiap rupiah yang dibayarkan tercatat dan dipertanggungjawabkan.
- Terintegrasi: Edufin tidak hanya berdiri sendiri sebagai sistem pembayaran, tetapi mampu berintegrasi dengan sistem informasi akademik dan administrasi lainnya di institusi pendidikan, menciptakan aliran data yang mulus dan mengurangi duplikasi pekerjaan.
- Mudah Diakses: Platform ini dirancang untuk kemudahan penggunaan, dapat diakses melalui berbagai perangkat dan kanal, memastikan bahwa semua pihak dapat melakukan transaksi dengan cepat dan tanpa hambatan.
- Aman dan Handal: Keamanan data dan transaksi adalah prioritas utama. Edufin dibangun dengan protokol keamanan canggih untuk melindungi informasi finansial pengguna dan memastikan keandalan sistem dalam setiap kondisi.
“Fasilitas ini akan semakin memudahkan orang tua serta mahasiswa untuk melakukan pembayaran atas berbagai keperluan di mitra Edufin,” ujar Ronald. Ia menambahkan bahwa dengan adanya virtual account Bank Jatim, proses pembayaran akan menjadi lebih efisien dan terpercaya. “Kami harap kerja sama ini dapat menjadi awal yang baik untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, terutama di sektor pendidikan,” tutup Ronald. Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa kemitraan ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan bisnis, tetapi juga pada dampak sosial yang lebih luas, yaitu memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal.
Kolaborasi antara Bank Jatim dan SFT ini merupakan sebuah tonggak penting dalam upaya mendorong digitalisasi pembayaran di sektor pendidikan. Dengan menggabungkan jangkauan luas dan kepercayaan Bank Jatim sebagai bank daerah terkemuka dengan keunggulan teknologi dan jangkauan pasar Edufin yang masif, kemitraan ini berpotensi menciptakan ekosistem pembayaran pendidikan yang tidak hanya lebih efisien dan mudah diakses, tetapi juga lebih inklusif dan berkelanjutan. Dampak positifnya diharapkan akan terasa mulai dari efisiensi administrasi bagi institusi, kemudahan bagi mahasiswa dan orang tua, hingga peningkatan DPK Bank Jatim dan peluang akses kredit bagi para pegawai. Lebih jauh lagi, inisiatif ini menunjukkan bagaimana inovasi teknologi dapat berpadu dengan layanan perbankan tradisional untuk menciptakan solusi yang adaptif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat modern, sekaligus mendukung agenda nasional dalam mewujudkan ekonomi digital dan inklusi keuangan yang lebih merata di seluruh pelosok negeri. Ke depannya, sinergi ini juga membuka peluang bagi pengembangan produk dan layanan keuangan inovatif lainnya yang dapat mendukung seluruh siklus hidup pendidikan, mulai dari pembiayaan studi hingga pengelolaan dana riset, menjadikan Bank Jatim dan SFT sebagai pionir dalam membangun masa depan pendidikan digital di Indonesia.
rakyatindependen.id