Start buruk PSM Makassar di awal musim Super League 2025/2026 menjadi sorotan tajam dan berpotensi mengancam posisi sang pelatih, Bernardo Tavares. Tekanan semakin besar mengingat belum ada satu pun pelatih dari 18 klub yang telah dipecat hingga pekan kelima.
Performa Juku Eja, julukan PSM Makassar, di awal musim ini memang jauh dari harapan. Dari empat pertandingan yang telah dilakoni, Yuran Fernandes dan rekan-rekan belum mampu meraih satu kemenangan pun. Mereka hanya mampu mengumpulkan tiga poin hasil dari tiga kali imbang dan satu kali kekalahan. Hasil ini menempatkan PSM Makassar di posisi ke-18 atau posisi juru kunci klasemen sementara.
Kondisi ini tentu menjadi alarm bahaya bagi Bernardo Tavares. Manajemen dan suporter PSM Makassar tentu berharap banyak dari pelatih asal Portugal tersebut. Namun, jika performa tim terus menurun, bukan tidak mungkin Tavares akan menjadi pelatih pertama yang kehilangan pekerjaannya di musim ini.
Apalagi, sejarah mencatat bahwa pemecatan pelatih di awal musim bukanlah hal yang tabu di sepak bola Indonesia. Beberapa pelatih bahkan harus rela angkat kaki dari klubnya masing-masing hanya dalam beberapa pekan setelah kompetisi dimulai.
Musim lalu, misalnya, Juan Esnaider harus kehilangan jabatannya sebagai pelatih PSBS Biak pada pekan ketiga setelah timnya menelan tiga kekalahan beruntun. Kemudian, Hendri Susilo didepak dari kursi kepelatihan Semen Padang pada pekan yang sama. Nasib serupa juga dialami oleh Milomir Seslija yang diberhentikan oleh Persis Solo di pekan kelima.
Belajar dari pengalaman musim lalu, Bernardo Tavares tentu tidak ingin menjadi korban selanjutnya. Ia harus segera menemukan solusi untuk mengangkat performa PSM Makassar. Laga berikutnya menghadapi Persija Jakarta akan menjadi ujian berat sekaligus kesempatan emas bagi Tavares untuk membuktikan kualitasnya.
Kemenangan atas Persija Jakarta tidak hanya akan memberikan tiga poin perdana bagi PSM Makassar di musim ini, tetapi juga dapat mengembalikan kepercayaan diri para pemain dan suporter. Sebaliknya, kekalahan akan semakin memperburuk situasi dan meningkatkan tekanan pada Tavares.
Namun, mengapa PSM Makassar bisa terpuruk di awal musim ini? Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya. Pertama, performa pemain kunci yang belum maksimal. Yuran Fernandes, sebagai bek andalan, belum menunjukkan performa terbaiknya. Begitu pula dengan pemain-pemain lain seperti Wiljan Pluim dan Everton Nascimento yang diharapkan menjadi motor serangan tim.
Kedua, masalah adaptasi dengan taktik baru. Bernardo Tavares dikenal sebagai pelatih yang memiliki filosofi sepak bola menyerang. Namun, para pemain PSM Makassar mungkin masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan taktik baru tersebut.
Ketiga, faktor mental. Kekalahan di beberapa pertandingan awal musim dapat mempengaruhi mental para pemain. Mereka mungkin merasa tertekan dan kehilangan kepercayaan diri.
Untuk mengatasi masalah ini, Bernardo Tavares harus melakukan beberapa hal. Pertama, ia harus mampu membangkitkan mental para pemain. Ia harus memberikan motivasi dan kepercayaan diri kepada mereka. Kedua, ia harus menemukan formasi dan taktik yang paling cocok untuk timnya. Ia harus berani melakukan perubahan jika diperlukan. Ketiga, ia harus mampu memaksimalkan potensi pemain-pemain yang ada. Ia harus memberikan kesempatan kepada pemain-pemain muda untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Selain itu, manajemen PSM Makassar juga harus memberikan dukungan penuh kepada Bernardo Tavares. Mereka harus memberikan waktu dan kesempatan kepada Tavares untuk membangun tim. Mereka juga harus memberikan fasilitas dan sumber daya yang memadai agar Tavares dapat bekerja dengan optimal.
Para suporter PSM Makassar juga memiliki peran penting dalam membangkitkan semangat tim. Mereka harus memberikan dukungan tanpa henti kepada para pemain dan pelatih. Mereka harus tetap percaya bahwa PSM Makassar mampu bangkit dari keterpurukan.
Dengan kerja keras, dukungan, dan kepercayaan, PSM Makassar pasti bisa kembali ke performa terbaiknya. Bernardo Tavares memiliki kualitas dan pengalaman yang cukup untuk membawa PSM Makassar meraih kesuksesan. Namun, ia membutuhkan waktu, dukungan, dan kepercayaan dari semua pihak.
Masa depan Bernardo Tavares di PSM Makassar memang berada di ujung tanduk. Namun, ia memiliki kesempatan untuk membuktikan bahwa ia adalah orang yang tepat untuk memimpin Juku Eja. Laga melawan Persija Jakarta akan menjadi momen krusial yang akan menentukan nasibnya. Apakah ia akan mampu membawa PSM Makassar meraih kemenangan perdana dan mengamankan posisinya? Atau justru sebaliknya, ia akan menjadi pelatih pertama yang dipecat di musim ini? Waktu yang akan menjawabnya.
Namun, terlepas dari apa pun yang terjadi, satu hal yang pasti adalah bahwa sepak bola selalu penuh dengan kejutan. Tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Yang terpenting adalah tetap memberikan yang terbaik dan tidak pernah menyerah. Semangat inilah yang harus ditanamkan oleh seluruh elemen PSM Makassar agar dapat meraih kesuksesan di musim ini.
Semoga PSM Makassar segera bangkit dari keterpurukan dan kembali menjadi tim yang disegani di kancah sepak bola Indonesia. Dukungan dari para suporter setia akan menjadi energi tambahan bagi para pemain untuk memberikan yang terbaik di setiap pertandingan. Forza PSM!