Bernardo Tavares Ungkap Nestapa 3,5 Tahun di PSM Makassar: Gaji Tertunggak, Mimpi Tergadai, dan Alasan Perpisahan yang Memilukan

MAKASSAR, FAJAR.CO.ID – Dunia sepak bola Indonesia kembali dikejutkan dengan kabar pilu dari ranah Juku Eja. Bernardo Tavares, arsitek brilian yang mengantarkan PSM Makassar meraih gelar juara Liga 1 musim 2022/2023, secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi kepelatihan. Keputusan pahit ini bukan tanpa alasan. Tavares, dalam pernyataan terbuka yang menyayat hati, mengungkapkan bahwa tunggakan gaji selama tiga setengah tahun menjadi penyebab utama perpisahannya dengan klub yang telah ia cintai sepenuh hati.

Pengumuman mendadak ini tentu saja mengundang tanda tanya besar di kalangan suporter setia PSM Makassar. Bagaimana bisa seorang pelatih yang begitu berdedikasi dan sukses membawa tim meraih kejayaan justru memilih untuk angkat kaki? Apa sebenarnya yang terjadi di balik layar sehingga Tavares merasa tidak punya pilihan lain selain mengakhiri kebersamaannya dengan Pasukan Ramang?

Dalam surat perpisahannya, Tavares mengungkapkan alasan yang selama ini ia pendam rapat-rapat. "Dengan penuh kesedihan, saya mengumumkan keberangkatan saya dari PSM Makassar, klub tertua di Indonesia, dengan sejarah hampir 110 tahun. Alasannya adalah kurangnya pembayaran gaji, situasi yang saya hadapi selama 3 setengah tahun saya menjadi pelatih, namun yang kini menjadi tidak berkelanjutan," tulis Tavares dengan nada getir.

Pengakuan Tavares ini bak petir di siang bolong. Bagaimana mungkin klub sekelas PSM Makassar, yang memiliki sejarah panjang dan dukungan suporter yang fanatik, justru terlilit masalah finansial hingga menunggak gaji pelatihnya selama bertahun-tahun? Ironisnya, Tavares adalah sosok yang berjasa besar dalam mengembalikan kejayaan PSM Makassar setelah penantian panjang. Di bawah arahannya, PSM Makassar tampil solid, taktis, dan penuh semangat juang.

Tavares tidak hanya sekadar pelatih bagi PSM Makassar. Ia adalah sosok yang mampu membangkitkan mentalitas juara di dalam tim. Ia mampu memaksimalkan potensi pemain-pemain lokal dan menciptakan harmoni di dalam skuad. Keberhasilannya membawa PSM Makassar meraih gelar juara Liga 1 musim 2022/2023 menjadi bukti nyata kualitasnya sebagai seorang pelatih.

Namun, di balik kesuksesan di lapangan hijau, Tavares menyimpan luka yang mendalam. Tuntutan profesionalisme sebagai pelatih berbanding terbalik dengan realitas finansial yang ia hadapi. Gaji yang tak kunjung dibayar menjadi beban berat yang harus ia tanggung selama bertahun-tahun.

Tavares mengungkapkan bahwa ia sempat mendapatkan janji manis dari manajemen klub terkait stabilitas keuangan dan proyek yang kuat untuk musim 2025/2026. Ia bahkan menolak tawaran dari klub lain demi melanjutkan pengabdiannya kepada PSM Makassar. Namun, janji tinggal janji. Kesulitan finansial tetap menghantui klub, bahkan berdampak pada aktivitas transfer pemain.

"Musim lalu, saya bertemu dengan manajemen (Pak Fajrin dan Pak Aksa), yang menyakinkan saya akan stabilitas keuangan dan proyek yang kuat untuk 2025/26. Saya menolak tawaran lain untuk melanjutkan, tetapi kesulitan tetap ada. Sangat sulit untuk mengontrak pemain karena larangan FIFA dan reputasi buruk klub mengenai pembayaran, tetapi meski begitu, kami berhasil membangun tim yang kompetitif, hari ini sangat dihargai di Transfermarkt," jelas Tavares.

Pengakuan Tavares ini membuka mata publik tentang kondisi internal PSM Makassar yang sebenarnya. Klub yang seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan ternyata menyimpan masalah yang serius. Tunggakan gaji bukan hanya merugikan Tavares sebagai pelatih, tetapi juga berdampak pada moral pemain dan kinerja tim secara keseluruhan.

Larangan transfer pemain dari FIFA dan reputasi buruk klub terkait pembayaran gaji menjadi kendala besar bagi PSM Makassar dalam membangun tim yang kompetitif. Tavares harus berjuang keras dengan sumber daya yang terbatas untuk menciptakan tim yang mampu bersaing di level tertinggi.

Meski demikian, Tavares tidak pernah menyerah. Ia tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi PSM Makassar. Ia mampu membuktikan bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan strategi yang tepat, tim yang kurang diunggulkan pun bisa meraih prestasi gemilang.

Namun, kesabaran Tavares akhirnya habis. Tunggakan gaji yang tak kunjung diselesaikan membuatnya merasa tidak dihargai dan tidak dihormati. Ia merasa bahwa pengabdiannya selama ini tidak mendapatkan balasan yang setimpal.

Keputusan Tavares untuk mengundurkan diri adalah sebuah tamparan keras bagi manajemen PSM Makassar. Mereka harus bertanggung jawab atas kondisi finansial klub yang memprihatinkan. Mereka harus segera mencari solusi agar masalah tunggakan gaji tidak terulang kembali di masa depan.

Pengunduran diri Tavares juga menjadi pelajaran berharga bagi klub-klub sepak bola di Indonesia. Profesionalisme dalam pengelolaan klub bukan hanya tentang prestasi di lapangan hijau, tetapi juga tentang kesejahteraan pemain dan pelatih. Klub harus mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar gaji tepat waktu agar tidak merugikan pihak-pihak yang terlibat.

Kepergian Tavares meninggalkan lubang besar di hati para suporter PSM Makassar. Mereka kehilangan sosok pelatih yang karismatik, cerdas, dan berdedikasi. Mereka merasa sedih dan kecewa karena Tavares harus pergi dengan cara yang tidak seharusnya.

Namun, para suporter juga memberikan dukungan penuh kepada Tavares. Mereka memahami bahwa keputusan Tavares adalah yang terbaik untuk dirinya sendiri. Mereka berterima kasih atas semua yang telah Tavares berikan kepada PSM Makassar.

Kisah Bernardo Tavares di PSM Makassar adalah kisah tentang cinta, pengabdian, dan pengorbanan. Ia telah memberikan segalanya untuk klub yang ia cintai. Namun, ia juga harus menghadapi kenyataan pahit bahwa profesionalisme dan kesejahteraan harus menjadi prioritas utama.

Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi semua pihak yang terlibat dalam sepak bola Indonesia. Semoga klub-klub sepak bola di Indonesia semakin profesional dalam pengelolaan keuangan dan menghargai jasa para pemain dan pelatih.

Kepergian Bernardo Tavares adalah kehilangan besar bagi PSM Makassar. Namun, warisan yang ia tinggalkan akan selalu dikenang oleh para suporter dan seluruh masyarakat Sulawesi Selatan. Terima kasih, Bernardo Tavares, atas semua yang telah engkau berikan kepada PSM Makassar. Semoga engkau sukses di mana pun engkau berada.

Exit mobile version