Berita BojonegoroFeatured

Bersama Balai Bahasa Jawa Timur, Pemkab Bojonegoro Dorong Pelestarian Bahasa Daerah

BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terus mendorong budaya membaca dan pelestarian bahasa daerah.

Melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bojonegoro, Pemkab menggelar talkshow SAPA! Malowopati FM, dengan menggandeng Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Selasa (7/10/2025).

Hadir sebagai narasumber di talkshow, Ketua Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Dr. Puji Retno Hardiningtyas, M.Hum, Tim Penerjemah BBP Jatim Awaludin Rusiandi, serta perwakilan Dinas Kominfo Bojonegoro Emi Sudarwati, S.Pd

Selain kegiatan talkshow ini, Pemkab Bojonegoro juga telah menggandeng UPT Kemendikdasmen Jawa Timur untuk menggelar kegiatan Uji Keterbacaan Naskah Cerita Anak Dwibahasa. Kegiatan berlangsung di SDN Kepatihan Bojonegoro.

Dalam paparannya, Retno menjelaskan bahwa uji keterbacaan merupakan tahapan penting sebelum naskah atau buku disebarluaskan kepada masyarakat. Proses ini memastikan bahwa isi cerita sesuai dengan jenjang pembaca. 

“Kami ingin mengetahui sejauh mana anak-anak dapat memahami isi cerita, apakah bahasanya mudah diterima dan sesuai dengan konteks budaya mereka,” ujarnya.

Bojonegoro sendiri dipilih sebagai lokasi uji coba karena dikenal memiliki banyak penulis lokal dan dianggap representatif sebagai wilayah barat Jawa Timur.

Salah satu judul cerita bahkan mengangkat kisah berlatar Bojonegoro, sehingga pengujian di daerah ini dinilai tepat untuk melihat relevansi dengan masyarakat setempat.

Sebanyak 16 judul cerita anak dwibahasa diuji pada kegiatan ini. Retno menambahkan bahwa setiap produk dari Kementerian Pendidikan harus melalui proses validasi, mulai dari penilaian anak-anak sebagai pembaca pertama, hingga evaluasi oleh Pusat Kurikulum. 

Setelah mendapatkan Surat Keputusan Menteri, barulah buku tersebut dapat dicetak dan disebarluaskan.

Menariknya, kata Retno, seluruh muatan lokal di Jawa Timur berpotensi dimasukkan ke dalam buku cerita anak. Bahkan disajikan dalam berbagai format seperti aksara braille dan audiobook, agar lebih inklusif dan menjangkau lebih banyak pembaca.

Sementara itu, Awaludin Rusiandi, selaku tim penerjemah BBP Jatim, menuturkan bahwa proses penerjemahan buku anak ini melibatkan sepenuhnya tenaga dari Jawa Timur. Yakni mulai dari penerjemah, ilustrator, hingga layouter. 

“Ini bukan sekadar proyek penerjemahan, tapi juga upaya memberdayakan masyarakat lokal. Dari isi cerita, bahasa, hingga gambar, semua berakar dari budaya Jawa Timur,” ungkapnya.

Awaludin menambahkan, menerjemahkan cerita anak bukan perkara mudah. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan psikologi anak. “Membuat cerita untuk anak itu membawa tanggung jawab moral. Kami ingin hasilnya tetap ringan tapi bermakna,” ujarnya. 

Ke depan, buku-buku ini direncanakan akan diterjemahkan ke berbagai bahasa lain agar bisa menembus pasar internasional.

Bahasa daerah yang diuji di SDN Kepatihan mencakup tiga varian, yakni Bahasa Jawa, Jawa Dialek Osing, dan Bahasa Madura. Upaya ini diharapkan dapat membantu siswa mengenal keragaman bahasa daerah di Pulau Jawa.

Setiap cerita juga mengandung salah satu unsur STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematics) agar tidak hanya memperkaya kemampuan berbahasa, tetapi juga menumbuhkan daya pikir kritis dan kreatif anak-anak.

Sementara itu, Emi Sudarwati dari Dinas Kominfo Bojonegoro menyampaikan bahwa Pemkab Bojonegoro turut mendukung penguatan budaya berbahasa daerah melalui berbagai kegiatan literasi, seperti lomba bertutur dan pelatihan menulis.

“Kami ingin anak-anak Bojonegoro bangga menggunakan bahasa daerahnya. Jangan takut salah, karena belajar bahasa itu harus menyenangkan,” ucapnya.

Sebagai penutup, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur juga membuka peluang bagi masyarakat yang ingin terlibat dalam kegiatan literasi, baik sebagai penulis, ilustrator, maupun penerjemah.

Informasi mengenai seleksi naskah dan kolaborasi dapat diakses melalui laman resmi www.balaibahasajatim.kemendikdasmen.go.id serta media sosial Balai Bahasa Jatim.

**(Red)

Sukisno

Seorang Wartawan Veteran di Daerah Bojonegoro

Related Articles