Bus Mira Terperosok Parit di Jombang: Pengemudi Luka, 11 Penumpang Selamat dari Tragedi Dini Hari

Kecelakaan lalu lintas tunggal yang melibatkan bus PO Mira telah mengguncang Jalan Raya Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, pada Selasa dini hari, 11 November 2025. Insiden ini, yang terjadi sekitar pukul 04.30 WIB, menyebabkan pengemudi bus mengalami luka serius dan harus dirawat inap, sementara sebelas penumpang lainnya berhasil selamat dari kejadian nahas tersebut. Peristiwa ini menjadi pengingat keras akan pentingnya kewaspadaan di jalan raya, terutama di waktu gelap.
Bus Hino PO Mira dengan nomor polisi S-7261-US yang dikemudikan oleh Margono (40), seorang warga Madiun yang telah puluhan tahun melakoni profesi sebagai sopir bus antar kota, sedang dalam perjalanan rutinnya dari Surabaya menuju Yogyakarta. Perjalanan yang seharusnya lancar di bawah kegelapan dini hari itu berubah menjadi mencekam ketika mendekati lokasi kejadian di Jombang. Rute ini dikenal sebagai jalur padat, menghubungkan dua kota besar, dan seringkali dilalui oleh kendaraan dengan berbagai kecepatan.
Menurut keterangan Ipda Siswanto, Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, yang segera tiba di lokasi untuk memimpin investigasi awal, kecelakaan bermula dari sebuah manuver darurat. "Saat mendekati lokasi kejadian, bus berusaha menghindari kendaraan di depannya yang tidak dilengkapi pencahayaan memadai, sehingga pengemudi kehilangan kendali," jelas Ipda Siswanto dengan nada serius, menyoroti bahaya kendaraan tanpa lampu di jalan raya, terutama pada jam-jam rawan seperti dini hari. Kendaraan misterius yang diduga menjadi pemicu ini belum teridentifikasi, namun dugaan awal mengarah pada kendaraan roda dua atau becak yang bergerak lambat tanpa penerangan.
Detik-detik sebelum kejadian, Margono, dengan naluri dan pengalamannya, telah berusaha sekuat tenaga untuk menghindari tabrakan fatal. Ia melihat bayangan hitam samar di depannya, yang kemudian disadarinya sebagai objek bergerak tanpa penerangan. Dalam sepersekian detik, ia membanting setir ke kanan, sebuah keputusan krusial untuk mencegah benturan langsung yang bisa berakibat jauh lebih parah bagi penumpang. Namun, kecepatan bus yang sedang melaju dan kondisi jalan yang sedikit bergelombang setelah tikungan, membuat bus mengalami oleng hebat.
Bus Hino PO Mira yang berukuran besar itu kemudian kehilangan keseimbangan, meluncur keluar jalur, dan masuk ke dalam parit di sisi utara jalan raya. Debum keras terdengar saat bagian depan bus menghantam dasar parit yang cukup dalam, diikuti dengan suara gesekan logam dan pecahnya kaca. Suasana di dalam bus seketika berubah menjadi kepanikan. Jeritan dan teriakan penumpang yang terkejut memenuhi kabin, beberapa di antaranya terpelanting dari tempat duduk mereka. Barang-barang bawaan berserakan, dan bau tanah basah bercampur dengan aroma bahan bakar mulai tercium.

Margono, sang pengemudi, menjadi korban paling parah dalam insiden ini. Benturan keras saat bus masuk parit menyebabkan ia mengalami luka-luka di bagian kepala dan dada. Ia dilarikan segera ke RSUD Kabupaten Jombang untuk mendapatkan perawatan medis intensif. Kondisinya stabil namun membutuhkan observasi mendalam. "Pengemudi kami, Bapak Margono, adalah sosok yang sangat bertanggung jawab. Kami berharap beliau cepat pulih," ujar seorang perwakilan dari PO Mira yang tiba di lokasi tak lama setelah kejadian.
Beruntung, kondektur bus, Bima Aji Prasetyo (30), dan kernet, Ario Langgeng Widodo (24), tidak mengalami luka serius. Mereka segera bertindak sigap pasca-kecelakaan. Dengan sigap, Bima dan Ario menenangkan para penumpang, memeriksa kondisi mereka, dan membantu proses evakuasi. Meskipun bus dalam posisi miring dan sebagian terendam air parit, keduanya berhasil memastikan semua penumpang keluar dengan selamat melalui pintu darurat dan jendela yang bisa dibuka.
Sebanyak sebelas penumpang yang berada di dalam bus tersebut juga dilaporkan selamat, meskipun beberapa di antaranya mengalami syok dan luka ringan berupa memar atau goresan kecil. Mereka semua berhasil dievakuasi dari dalam bus yang rusak dan segera dipindahkan ke kendaraan lain yang diatur oleh pihak perusahaan bus untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju tujuan akhir. Raut wajah mereka menunjukkan campuran lega dan trauma atas pengalaman mengerikan yang baru saja mereka alami. Ada yang masih gemetar, ada yang berusaha menenangkan anak-anak mereka, namun semua bersyukur bisa selamat.
Kerusakan pada bus Hino PO Mira S-7261-US cukup parah. Bagian depan bus, terutama bumper dan kaca depan, ringsek tak berbentuk. Sisi kanan bus juga mengalami penyok akibat benturan dengan dinding parit. Proses evakuasi bus membutuhkan waktu berjam-jam dengan bantuan alat berat. Sebuah derek besar didatangkan untuk mengangkat badan bus dari dalam parit yang berlumpur. Operasi ini menarik perhatian warga sekitar dan pengendara yang melintas, menyebabkan sedikit kemacetan di area tersebut selama beberapa waktu.
Ipda Siswanto menambahkan bahwa pihaknya akan terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan ini. Fokus utama penyelidikan adalah mencari tahu identitas kendaraan tanpa lampu yang menjadi pemicu, serta memeriksa kondisi teknis bus dan kualifikasi pengemudi. "Kami akan memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi jika ada, serta mencari saksi mata yang mungkin melihat kendaraan pemicu tersebut," tegasnya. Kasus ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi semua pengendara untuk selalu melengkapi kendaraannya dengan pencahayaan yang standar, terutama saat berkendara di malam hari atau dini hari.
Tragedi ini juga menyoroti kembali pentingnya edukasi keselamatan berlalu lintas dan penegakan hukum terhadap kendaraan yang tidak memenuhi standar keselamatan. Jalan raya, terutama di daerah pedesaan, seringkali menjadi tempat di mana kendaraan tanpa penerangan memadai beroperasi, meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi pengemudi yang melaju dengan kecepatan tinggi. Pihak kepolisian Jombang berjanji akan meningkatkan patroli dan penertiban terhadap kendaraan-kendaraan semacam itu.
Meskipun menyisakan kerugian materiil dan trauma bagi sebagian korban, tidak adanya korban jiwa dalam insiden ini dianggap sebagai mukjizat. Kesigapan pengemudi dalam mengambil keputusan darurat, serta respons cepat dari kru bus dan pihak berwenang, menjadi faktor penentu dalam meminimalisir dampak kecelakaan. Peristiwa ini akan terus diselidiki untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, demi terciptanya keamanan dan kenyamanan berlalu lintas bagi semua pengguna jalan.
rakyatindependen.id



