Desa Pilaggede, Balen, Raih Prestasi Terbaik I Lomba Gotong Royong Provinsi Jawa Timur 2025

BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Desa Pilanggede, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, menduduki posisi Terbaik I dalam Lomba Pelaksana Gotong Royong Provinsi Jawa Timur, Tahun 2025.
Prestasi ini menjadi apresiasi besar yang membanggakan bagi Kabupaten Bojonegoro. Hal ini membuktikan di desa kebersamaan, saling peduli dan menghargai membawa kehidupan yang guyub, rukun, dan berprestasi masih terus dilestarikan.
Pengumuman menggembirakan ini disampaikan melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 100.3.3.1/392/013/2025 tentang Pelaksana Gotong Royong Terbaik Provinsi Jawa Timur Tahun 2025.
Menanggapi kemenangan yang diraih desanya, Kepala Desa Pilanggede Yaskun mengatakan, bahwa di Desa Pilanggede, gotong royong bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi sudah menjadi budaya hidup yang diwariskan secara turun-temurun oleh para pedahulu atau nenek moyang mereka.
“Kami mengembangkan inovasi dengan mengintegrasikan gotong royong ke dalam program-program desa, seperti pembangunan infrastruktur, kebersihan lingkungan, hingga kegiatan sosial dan kebudayaan,” ujarnya Jumat (11/7/2025).
Salah satu inovasi dari Desa Pilanggede, lanjutnya, adalah kegiatan ‘Jumat Bersih’, yaitu gotong royong setiap Jumat pagi yang sudah berjalan sejak 2017 silam.
Pemanfaatan teknologi informasi juga diterapkan di Desa Pilanggede, yaitu dengan menciptakan suasana guyub melalui grup WhatsApp warga, untuk mengkoordinasikan kegiatan secara cepat dan transparan.
“Semua ini membuat semangat kebersamaan di Desa Pilanggede tetap hidup dan relevan di era sekarang ini,” kata Kades Pilanggede Yaskun menegaskan.
Capaian itu tentu tak lepas dari perjalanan berbagai hambatan dan tantangan. Tapi pihaknya optimis, setiap persoalan tersebut pasti ada solusi.
Yaskun menjelaskan, tantangan utama yang ditemui adalah menumbuhkan partisipasi generasi muda, karena sebagian dari mereka lebih sibuk dengan pekerjaan, sekolah atau kuliahnya.
“Namun, kami melihat ini bukan hambatan, melainkan peluang. Kami mengajak mereka terlibat lewat kegiatan yang lebih kreatif, seperti gotong royong dalam bidang keolahrgaan. Misalnya kerja bakti membersihkan lapangan, memperbaiki sarana olahraga, hingga menggelar turnamen sepak bola,” jelasnya.
Tantangan lainnya, kata Yaskun adalah perbedaan waktu luang antar warga. Solusinya, Desa Pilanggede menyesuaikan waktu kegiatan gotong royong pada hari libur (Jumat) dikarenakan mayoritas penduduknya adalah buruh tani. Agar suasana tetap hangat dan kekeluargaan, konsumsi sederhanapun tersedia.
Hal penting lainnya adalah dukungan dari perangkat desa dan tokoh masyarakat. Tanpa sinergi antara masyarakat dan pemimpin lokal, semangat gotong royong sulit berkembang secara berkelanjutan.
Mengikuti proses lomba ini, kemudian semakin menyadarkan bahwa gotong royong adalah kekuatan besar yang dimiliki desa. Sehingga desa merasa dihargai, karena apa yang selama ini dilakukan ternyata memperoleh apresiasi hingga menjadi Juara I Provinsi Jawa Timu.
“Semangat gotong royong di Desa Pilanggede bisa menjadi contoh bahwa pembangunan tidak harus selalu bergantung pada anggaran besar, tapi bisa dimulai dari kebersamaan, kepedulian, dan niat baik bersama. Kami juga berharap, melalui apresiasi ini, pemerintah dan masyarakat bisa terus mendorong penguatan nilai-nilai gotong royong di seluruh desa, agar Indonesia makin kuat dari akar rumput,” ungkapnya.
**(Red)