Drama Penuh Gairah di Parepare: PSM Makassar Gagalkan Kemenangan Madura United di Menit Akhir dengan Skor Imbang 1-1

Stadion Gelora B. J. Habibie, Parepare, pada Minggu sore, 2 November 2025, menjadi saksi bisu sebuah duel sengit dan penuh drama antara tuan rumah PSM Makassar dan tamunya, Madura United. Dalam laga pekan kesebelas Super League musim 2025/2026, kedua tim harus puas berbagi angka setelah bermain imbang 1-1. Hasil ini, meski tidak ideal bagi PSM yang tampil di kandang sendiri, patut disyukuri mengingat gol penyama kedudukan baru tercipta di menit-menit akhir pertandingan yang krusial.
Babak Pertama: Dominasi dan Kejutan di Penghujung Laga
Sejak peluit babak pertama ditiupkan, intensitas pertandingan langsung terasa membara. Atmosfer di Stadion Gelora B. J. Habibie begitu kental dengan teriakan dan nyanyian dukungan dari suporter PSM Makassar, yang tak henti-hentinya menyemangati tim berjuluk Juku Eja tersebut. PSM, yang tampil di hadapan publik sendiri, langsung berinisiatif untuk menguasai jalannya pertandingan. Dengan permainan build-up yang cepat dan terstruktur dari lini belakang, para pemain PSM berupaya membongkar pertahanan Madura United yang tampak kokoh.
Kesempatan emas pertama untuk PSM datang pada menit kelima. Menerima umpan pendek yang cermat di dalam kotak penalti, Savio, gelandang serang lincah PSM, nyaris saja membawa timnya unggul lebih dulu. Dengan sentuhan pertama yang presisi, Savio melepaskan sepakan keras ke arah gawang Madura United. Namun, dalam momen krusial tersebut, seorang bek Madura United dengan sigap melakukan blokade heroik tepat di depan gawang, menggagalkan peluang emas tersebut dan membuat para suporter tuan rumah menahan napas sejenak.
Empat menit berselang, giliran Alex Gomes yang mencoba peruntungannya. Pemain ini melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti, sebuah upaya spekulatif yang seringkali menjadi senjata ampuh. Bola melambung tipis di atas mistar gawang, hanya beberapa inci dari sasaran, membuat desahan kekecewaan terdengar dari tribun penonton yang mulai merasakan frustrasi atas kegagalan timnya memecah kebuntuan.

Madura United, yang dikenal dengan julukan Laskar Sape Kerrab, tidak tinggal diam. Mereka sesekali melancarkan serangan balik cepat yang berpotensi membahayakan. Pada menit ke-16, sebuah umpan silang berbahaya dari Roger Bonet justru menciptakan kepanikan di lini pertahanan PSM. Bola sempat membentur mistar gawang PSM, membuat kiper Hilman Syah kelabakan dan jantung suporter tuan rumah berdegup kencang. Beruntung bagi PSM, bola memantul keluar dan berhasil diamankan oleh lini belakang Juku Eja sebelum ada pemain Madura United yang menyambar. Momen ini menjadi peringatan keras bagi PSM bahwa Madura United memiliki potensi ancaman yang tidak bisa diremehkan.
Drama kembali terjadi pada menit ke-30, ketika wasit harus menghentikan pertandingan untuk meninjau Video Assistant Referee (VAR). Kejadian ini dipicu oleh dugaan handball yang dilakukan oleh bek Madura United, Ahmad Rusadi, di dalam kotak penalti. Ketegangan menyelimuti stadion saat wasit menuju monitor VAR, sementara kedua tim dan ribuan pasang mata menanti keputusan. Setelah peninjauan yang cukup memakan waktu, wasit akhirnya memutuskan tidak ada pelanggaran yang terjadi. Keputusan ini disambut sorakan lega dari kubu Madura United dan protes dari para pemain serta suporter PSM, namun pertandingan harus dilanjutkan.
Menjelang akhir babak pertama, PSM Makassar kembali menggempur pertahanan Madura United dengan lebih intens. Aksi individu Savio dan Medina di sisi sayap dan tengah lapangan memaksa lini belakang Laskar Sape Kerrab bekerja ekstra keras untuk membendung setiap serangan. Tekanan ini menghasilkan beberapa peluang tendangan sudut yang beruntun, namun rapatnya pertahanan Madura United yang digalang dengan disiplin tinggi membuat gawang mereka tetap aman dari kebobolan. Setiap upaya PSM selalu berhasil dipatahkan, menunjukkan soliditas pertahanan tim tamu.
Ketika semua orang di stadion, termasuk para pemain dan staf pelatih, mulai berpikir bahwa babak pertama akan berakhir tanpa gol, Madura United justru memberikan kejutan yang memecah keheningan. Di masa tambahan waktu, sebuah serangan balik cepat dilancarkan oleh Madura United. Balotelli berhasil melepaskan tembakan keras ke arah gawang PSM, yang dengan sigap berhasil ditepis oleh Hilman Syah. Namun, bola liar hasil tepisan tersebut jatuh tepat di kaki Taufany Muslihuddin yang berada di posisi yang sangat strategis. Dengan ketenangan yang luar biasa, Taufany tidak menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. Ia menuntaskannya menjadi gol yang dingin dan menusuk, mengubah skor menjadi 0-1 untuk keunggulan Madura United hingga turun minum. Gol ini menjadi pukulan telak bagi PSM dan memicu euforia di bangku cadangan Madura United.
Babak Kedua: PSM Menggila, Madura Bertahan, dan Gol Penyelamat
Tertinggal satu gol di kandang sendiri jelas bukan skenario yang diinginkan PSM Makassar. Memasuki babak kedua, Juku Eja tampil dengan intensitas yang jauh lebih menyerang dan agresif. Motivasi untuk menyamakan kedudukan membakar semangat para pemain PSM. Mereka hampir saja menyamakan kedudukan pada menit ke-49 melalui sebuah tendangan bebas yang dieksekusi dengan baik. Namun, peluang tersebut masih gagal berbuah gol karena akurasi yang sedikit meleset atau penyelamatan gemilang dari Miswar Saputra.
Tekanan PSM terus berlanjut. Rifky Dwi mencoba mengancam melalui sepakan jarak jauh pada menit ke-50. Bola melesat kencang, namun Miswar Saputra, kiper Madura United, tampil sangat sigap dan berhasil mengamankan bola dengan sempurna. Penjaga gawang itu kembali melakukan penyelamatan gemilang hanya tiga menit kemudian, pada menit ke-53, saat ia dengan heroik menggagalkan tendangan jarak dekat Savio Juliao yang sudah berada dalam posisi menembak ideal. Penampilan Miswar Saputra di bawah mistar gawang menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus oleh para penyerang PSM.
PSM terus mencari celah di antara rapatnya pertahanan Madura United. Abu Kamara sempat memiliki ruang tembak yang cukup terbuka pada menit ke-61. Namun, keputusannya untuk langsung menendang bola dari posisi tersebut membuat bola melambung tinggi di atas mistar gawang, menambah daftar panjang peluang yang terbuang sia-sia bagi PSM. Frustrasi mulai terlihat di wajah para pemain Juku Eja.
Meskipun terus diserang, Madura United tetap berbahaya dalam melancarkan serangan balik. Mereka bahkan sempat hampir menggandakan keunggulan di menit ke-64 setelah Hilman Syah melakukan kesalahan dalam menangkap bola. Bola yang terlepas dari tangannya nyaris disambar oleh Balotelli, namun peluang emas tersebut masih belum berbuah gol kedua bagi Madura United. Kolaborasi antara Balotelli dan Lulinha pada menit ke-69 kembali membuat pertahanan PSM kelimpungan. Balotelli berhasil melepaskan sepakan keras yang mengarah ke gawang, namun Hilman Syah kembali tampil gemilang dengan menepis bola tersebut, menjaga asa PSM untuk bangkit.
Balotelli, penyerang Madura United, seakan menjadi momok bagi pertahanan PSM. Ia kembali mengancam melalui tendangan akrobatik yang spektakuler di menit ke-73. Bola melesat indah, namun nasib baik belum berpihak padanya. Bola hanya membentur mistar gawang PSM, membuat para pemain Madura United hanya bisa menggelengkan kepala penuh penyesalan.
Waktu terus berjalan, dan PSM Makassar semakin meningkatkan intensitas serangan mereka. Tekanan demi tekanan yang tiada henti akhirnya membuahkan hasil manis. Pada menit ke-86, saat pertandingan tampak akan berakhir dengan kemenangan tipis bagi Madura United, sebuah umpan matang berhasil dikirimkan ke dalam kotak penalti Madura United. Abdul Rahman, dengan penempatan posisi yang sangat baik, berhasil menanduk bola tersebut dengan keras ke gawang Miswar Saputra. Bola melesat masuk tanpa bisa dihentikan, membuat stadion bergemuruh hebat. Gol tersebut mengubah skor menjadi 1-1, menyamakan kedudukan dan membangkitkan kembali semangat para suporter PSM yang tak pernah menyerah.
Setelah gol penyama kedudukan, momentum sepenuhnya berada di tangan PSM Makassar. Mereka nyaris berbalik unggul di masa injury time. Savio mendapat peluang emas dari sebuah umpan silang yang akurat. Ia berhasil menyundul bola ke arah gawang, namun sundulannya meleset tipis dari sasaran, membuat peluang kemenangan di menit akhir terbuang sia-sia. Hingga peluit panjang dibunyikan oleh wasit, skor imbang 1-1 tetap bertahan. Pertandingan berakhir dengan pembagian satu poin untuk masing-masing tim, sebuah hasil yang terasa adil mengingat perjuangan keras kedua tim sepanjang 90 menit penuh drama di Parepare. (faw/but) rakyatindependen.id




