Giliran Partai Demokrat Gelar Konsolidasi Pemenangan Setyo Wahono – Nurul Azizah Di Pilkada Bojonegoro 2024
BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Bojonegoro Setyo Wahono menghadiri Konsolidasi Pemenangan Pilkada 2024 oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Bojonegoro, yang berada di Jalan Veteran 299, Bojonegoro, Jawa timur, Selasa (17/9/2024).
Bacabup Bojonegoro Setyo Wahono yang berpasangan dengan Bakal calon Wakil Bupati (Bacabup) Nurul Azizah itu, dalam mengawali sambutanya bicara tentang visi misinya yaitu “Kemakmuran dan Kebanggaan” bagi warga di Bumi Angling Dharma itu,
Lanjut Setyo Wahono, bahwa kebanggaan itu bisa kita amati dengan cara mengingat kembali beberapa hal yang menjadi kebanggaan bagi warga di Kabupaten Bojonegoro ini.
“Dulu kita pernah punya atlet panahan yang bisa kita banggakan, sekarang tidak ada, insyaallah dengan model kepemimpinan akomodatif, nantinya kita wujudkan lagi, dengan dukungan para stakeholder, saya kira (hal yang bisa dibanggakan) tidak sulit untuk diwujudkan,” kata pria yang akrab disapa Mas Wahono itu dihadapan Pengurus DPC dan PAC Demokrat Kabupaten Bojonegoro, Selasa (17/9/2024) siang.
Tak hanya itu, ia memberikan lagi sebuah contoh yang patut dibanggakan yaitu Bojonegoro dahulunya adalah karesidenan yang membawahi Kabupaten Lamongan, Tuban, Jombang, hingga Mojokerto, namun sekarang hanya menjadi Eks Karesidenan saja.
“Kebanggaan yang pernah kita raih sebelumnya dan sekarang sudah kita miliki perlu kita berdayakan kembali untuk kejayaan Kabupaten Bojonegoro yang bisa membanggakan kita semua,” ungkapnya.
Pria asal Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo itu kemudian beralih menyoroti postur APBD Bojonegoro yang tembus hingga Rp8,2 Triliun. Namun, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bojonegoro baru di kisaran angka Rp900 miliar.
” PAD Kabupaten Bojonegoro sangat minim dan perlu ditingkatkkan. Dalam APBD Bojonegoro dana paling besar berasal dari Dana Bagi Hasil (DBH) Migas terutama dari Miga Blok Cepu,” terangnya.
Menurut Mas Wahono, produksi migas itu dapat saja berakhir sewaktu-waktu. Jika merujuk pada sejumlah kajian ilmiah, produksi migas di Bojonegoro dapat berakhir pada sekitar 8 tahun mendatang. Bisa dibayangkan bagaimana jika tata kelolanya tidak bagus, hanya fokus pada popularitas.
“Pembangunan jalan itu sangat popular dan disukai masyarakat namun harus juga mempertimbangkan pembangunan lainnya seperti pembangunan sarana dan prasara di bidang pertanian sebab 80 persen penduduk di Kabupaten Bojonegoro ini bekerja sebagai petani dan buruh tani. Makanya ke depan pembangunan di bidang perlu ditingkatkan,” kata Mas Wahono menegaskan.
Masih menurut Mas Wahono, Insyaallah jika bakal pasangan calon (bapaslon) Setyo Wahono – Nurul Azizah terpilih sebagai Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro dirinya tidak bicara popularitas.
“Saya fokus pada mengurangi dan memberantas kemiskinan di Bojonegoro, jadi tak hanya pertanian, saya juga ingin membuka peluang untuk industri padat karya, karena ini salah satu cara untuk mempercepat pengurangan kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro ini,” ujar Mas Wahono sambil memperoleh aplaus peserta konsolidasi yang memadati Kantor DPC Demokrat Bojonegoro itu.
Bahkan Setyo Wahono mengatakan, proses perijinan berusaha pihaknya akan membuat industri bisa masuk lebih mudah sesuai regulasi. Karena ada kawan sejawatnya yang ketika mengurus ijin prosesnya sangat lama sampai mereka beralih ke kabupaten lain.
“Padahal berinvestasi di Bojonegoro ini menarik, karena UMK-nya masih di sebesar Rp2,3-2,4 juta,” ungkapnya.
Selanjutnya Wahono menyenggol pula tentang pemberdayaan UMKM. Untuk hal ini, Wakil Komisaris di perusahaan gas ini bakal membuat lembaga offtaker. Namun lebih gampangnya dalam bahasa yang bisa diterima masyarakat, pihaknya akan menghidupkan lagi fungsi KUD (Koperasi Unit Desa).
Karena dengan adanya KUD, akan menjamin adanya permodalan, menstabilkan harga komoditas, dan mencegah sistem ijon dari tengkulak dan menekan praktek rentenir. Oleh sebab juga ada BUMDes, pola KUD nantinya dapat dikolaborasikan dengan badan usaha milik desa.
“Sehingga kesejahteraan masyarakat bisa terangkat, sebab produk lokal bisa tertampung, karena problem UMKM dan petani adalah offtaker,” tutur Wahono menyambung pemaparan tentang kesejahteraan.
Ketika berpindah membahas tentang pendidikan, Wahono sepakat dengan usulan Partai Demokrat agar beasiswa tidak tebang pilih dan dikaitkan dengan politik.
“Perihal birokrasi yang tidak akomodatif dan cenderung ruwet, dan cenderung menakut-nakuti, (yang begitu itu) nanti saya ganti, wong saya dipilih oleh panjenengan, saya lebih melihat pada profesionalisme, pada kinerjanya yang melayani,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat, Sukur Priyanto memberikan pemantapan semangat kepada para struktur partai dan para kader di bawahnya untuk bertekad mengambil alih kepemimpinan Kabupaten Bojonegoro iru ke tangan Wahono-Nurul.
Tekad ini harus diwujudkan, sebab dengan besarnya postur APBD namun warga Bojonegoro belum tersentuh kesejahteraannya. Rezim sebelumnya membangun jalan sebagai kebijakan populis tetapi dinilai abai atas kesejahteraan rakyatnya. Karena jika hanya membangun jalan, setiap pemimpin bisa melakukannya asal dananya tersedia.
“Jadi kalau ada pemimpin pendahulu kita yang merasa bangga mengelu-elukan bahwa dia bisa bangun jalan ribuan kilometer sebagai keberhasilan, maka sebaliknya bagi Partai Demokrat, itu bukan keberhasilan, tetapi itu tanggung jawab dan kewajiban bagi pemimpin dengan anggaran yang sangat besar,” ucap pria yang akrab disapa Mas Sukur itu.
Lanjut Mas Sukur, untuk memenangkan Wahono – Nurul, anggota DPRD lima periode ini mempersiapkan 1.000 kader inti. Ada sejumlah kriteria yang menjadi syarat menjadi kader tersebut. Diantaranya berusia minimal 18 sampai maksimal 40 tahun.
“1.000 orang ini nanti yang akan kita bekali memback-up Partai Demokrat, untuk pemenangan Mas Wahono – Mbak Nurul, Bu Khofiah dan Mas Emil. Kader inti ini akan menjadi prioritas,” bebernya.
Selain Sukur Priyanto, Anggota DPRD Bojonegoro Fraksi Demokrat yang hadir pun menyatakan siap mensolidkan para pemilih di Dapil masing-masing. Mochlasin Afan anggota DPRD Bojonegoro dan Sri Wahyuni anggota DPRD Jatim mewakili pernyataan tersebut.
“Kami siap mensolidkan utuh para pemilih di dapil kami demi memenangkan Mas Wahono dan Mbak Nurul agar menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro periode 2024-2029,” ujar Afan.
“Pemilih kami dapil Bojonegoro dan Tuban juga kami siapkan secara utuh untuk memenangkan Mas Wahono-Mbak Nurul dan Bu Khofiah-Emil sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim,” sambung Sri Wahyuni.
Tampak hadir Anggota Fraksi Partai Demokrat baik dari DPRD Bojonegoro Bojonegoro maupun anggota DPRD Provinsi Jawa Timur.
**(Kis/Red)