Nasional

Harmoni Maulid: Sumenep Rayakan Kelahiran Nabi, Perkuat Silaturahmi Lintas Elemen Masyarakat.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Sumenep, Madura, pada Senin (15/9/2025) menjadi sebuah momentum krusial yang secara aktif dimanfaatkan untuk mempererat jalinan silaturahmi dan solidaritas di antara seluruh umat Muslim, sekaligus menjadi simpul pemersatu bagi seluruh komponen masyarakat. Acara yang digelar dengan penuh khidmat di Pendopo Agung Kabupaten Sumenep ini tidak sekadar menjadi perayaan keagamaan rutin, melainkan sebuah manifestasi nyata dari upaya pemerintah daerah untuk membangun kedekatan dan keharmonisan dengan warganya. Bupati Sumenep, Ach. Fauzi Wongsojudo, dalam pidatonya yang sarat makna, menegaskan bahwa Maulid Nabi memiliki dimensi yang jauh melampaui sekadar ritual keagamaan semata. Bagi Pemkab Sumenep, peringatan kelahiran Nabi Agung ini adalah sarana strategis untuk menjembatani hubungan antara pemerintah dan masyarakat secara lebih personal dan mendalam, menciptakan ruang dialog dan kebersamaan yang tulus.

“Di Sumenep, setiap bulan Maulid, nyaris sudah menjadi tradisi dan kebiasaan yang mengakar kuat di tengah masyarakat kita untuk mengadakan berbagai acara Maulid,” ungkap Bupati Fauzi dengan nada penuh kebanggaan dalam sambutannya. “Nah, bagi Pemerintah Kabupaten, acara Maulid ini merupakan salah satu cara yang paling efektif dan inklusif untuk bersilaturahmi dengan masyarakat secara luas, merangkul mereka dari berbagai latar belakang dan profesi.” Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen pemerintah daerah dalam memanfaatkan nilai-nilai keagamaan sebagai fondasi pembangunan sosial dan persatuan. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang secara historis mulai dirayakan secara luas pada abad ke-12 Masehi, bukan hanya sebagai bentuk kecintaan umat Islam kepada Nabi terakhir, melainkan juga sebagai ajang untuk meneladani akhlak mulia dan ajaran universal yang beliau bawa. Di Sumenep, tradisi Maulid telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya dan keagamaan masyarakat, di mana setiap perayaan diwarnai dengan semangat kebersamaan dan kegembiraan.

Tema yang diangkat pada peringatan Maulid Nabi kali ini, yaitu ‘Momentum Mempererat Silaturahmi, Cinta Kedamaian Dalam Persatuan Keberagaman’, secara gamblang mencerminkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Sumenep. Tema ini menekankan pentingnya silaturahmi sebagai pondasi utama dalam membangun masyarakat yang harmonis, toleran, dan damai, di tengah realitas keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia. Silaturahmi, dalam ajaran Islam, bukan hanya sekadar kunjungan atau sapaan, melainkan sebuah ikatan batin yang memperkuat tali persaudaraan, menghapus perbedaan, dan menumbuhkan rasa saling memiliki. Cinta kedamaian menjadi nilai universal yang relevan di era modern, di mana konflik dan perpecahan seringkali mengancam stabilitas sosial. Persatuan dalam keberagaman adalah sebuah keniscayaan yang harus terus dipupuk, mengingat Sumenep, seperti halnya daerah lain di Indonesia, dihuni oleh masyarakat dengan beragam suku, budaya, dan latar belakang.

Acara inti peringatan Maulid Nabi di Pendopo Agung Sumenep diisi dengan serangkaian kegiatan spiritual yang mendalam. Dimulai dengan pembacaan Surat Yasin secara berjamaah, yang diyakini membawa keberkahan dan ketenangan hati, dilanjutkan dengan lantunan selawatan Nabi yang merdu, memuji dan mendoakan Rasulullah SAW. Puncak dari rangkaian kegiatan spiritual adalah Qiyam, yaitu berdiri tegak dalam keadaan hormat sambil melantunkan syair-syair pujian kepada Nabi, yang menciptakan suasana khusyuk dan penuh penghayatan. Selain itu, para jamaah yang hadir juga mendapatkan tausiyah yang mencerahkan dari KH. Sir Robbany Ilzam Mubarok, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Madinah Al-Mubarok. Dalam ceramahnya, KH. Sir Robbany Ilzam Mubarok menguraikan berbagai nilai-nilai keislaman yang luhur, seperti pentingnya kejujuran, integritas, kasih sayang, toleransi, dan kepedulian sosial, serta bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diinternalisasi dan diaplikasikan secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Tausiyah ini tidak hanya memberikan pencerahan spiritual, tetapi juga motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik, meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam setiap aspek kehidupan.

Bupati Fauzi secara khusus menekankan bahwa peringatan Maulid Nabi merupakan momen yang sangat penting untuk mempererat tali persaudaraan dengan seluruh elemen masyarakat, tanpa terkecuali. Ini adalah bentuk nyata dari pemerintahan yang inklusif dan merangkul semua golongan. “Sesuai dengan tema peringatan Maulid kali ini, kami mempererat silaturahmi tidak hanya dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai ujung tombak pelayanan publik, tapi juga dengan para pengemudi ojek online yang setiap hari berinteraksi langsung dengan masyarakat, tukang parkir yang menjaga ketertiban, petugas kebersihan yang menjaga keindahan kota, serta beberapa pekerja rentan lainnya,” papar Bupati. Inisiatif untuk mengundang dan merangkul kelompok-kelompok masyarakat yang seringkali terpinggirkan atau kurang mendapat perhatian khusus ini adalah wujud dari kepedulian sosial pemerintah daerah. “Kami ingin mengajak mereka untuk bersama-sama merayakan Maulid di Pendopo Agung. Ini salah satu bentuk perhatian Pemkab kepada seluruh lapisan masyarakat, bahwa mereka adalah bagian integral dari pembangunan Sumenep,” tambahnya. Sikap ini sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW yang selalu memperhatikan dan mengutamakan kaum dhuafa serta kelompok yang membutuhkan.

Harmoni Maulid: Sumenep Rayakan Kelahiran Nabi, Perkuat Silaturahmi Lintas Elemen Masyarakat.

Harapan besar disampaikan oleh Bupati Fauzi agar Sumenep senantiasa tetap kondusif, damai, dan terus menjadi daerah yang mengutamakan kedamaian dan kebersamaan antar umat beragama. Kedamaian dan kondusifitas adalah prasyarat mutlak bagi tercapainya pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. “Mari kita bersama-sama menjunjung tinggi nilai kejujuran, kasih sayang, dan kepedulian sosial di lingkungan masing-masing, seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam setiap langkah kehidupan beliau,” ajaknya. Ajakan ini bukan hanya sekadar retorika, melainkan sebuah seruan untuk mengimplementasikan nilai-nilai luhur Islam dalam interaksi sosial sehari-hari. Kejujuran akan membangun kepercayaan, kasih sayang akan menumbuhkan empati, dan kepedulian sosial akan menciptakan jaring pengaman bagi mereka yang membutuhkan, membentuk masyarakat yang saling tolong-menolong dan peduli.

Peringatan Maulid Nabi ini juga menjadi ajang yang sangat strategis untuk mengingatkan seluruh umat Islam tentang pentingnya membangun kehidupan bermasyarakat yang damai, toleran, dan penuh kasih sayang. Dalam konteks Sumenep yang multikultural, pesan ini sangat relevan. Toleransi bukan berarti mengabaikan keyakinan sendiri, melainkan menghormati keyakinan orang lain dan hidup berdampingan secara harmonis. Damai berarti absennya konflik, baik fisik maupun verbal, dan adanya suasana saling pengertian. Kasih sayang adalah fondasi yang mengikat semua elemen masyarakat dalam persaudaraan. Bupati mengajak seluruh warga Sumenep untuk terus memperkuat iman dan taqwa, sebagai benteng spiritual dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, serta memanjatkan doa bersama agar senantiasa dijauhkan dari musibah dan dimudahkan segala urusan. Doa kolektif ini mencerminkan semangat kebersamaan dalam memohon pertolongan dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa.

“Semoga kita senantiasa dijauhkan dari musibah yang tidak kita inginkan, dilapangkan rezeki kita agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan layak, dan dimudahkan segala urusan dalam setiap langkah perjuangan kita,” tutup Bupati Fauzi dengan penuh harap. “Mari kita bersama-sama memperkuat iman dan taqwa kita kepada Allah SWT agar menjadi insan yang dicintai oleh-Nya dan Rasulullah SAW, serta menjadi pribadi yang bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa.” Pernyataan penutup ini tidak hanya mengandung doa, tetapi juga motivasi dan harapan agar setiap individu dapat mencapai derajat spiritual yang tinggi, sekaligus menjadi agen perubahan positif di tengah masyarakat. Dengan demikian, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Sumenep bukan hanya menjadi catatan sejarah tahunan, melainkan sebuah inspirasi yang terus membara, memantik semangat kebersamaan, toleransi, dan kepedulian sosial untuk membangun Sumenep yang lebih maju, damai, dan sejahtera di bawah naungan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. [tem/suf]

rakyatindependen.id

Harmoni Maulid: Sumenep Rayakan Kelahiran Nabi, Perkuat Silaturahmi Lintas Elemen Masyarakat.

Related Articles