Nasional

ICMI Jember, FKD, dan Majelis Gaul Bersatu Serukan Penghentian Kekerasan dan Dialog Nasional: Respons Kritis Terhadap Situasi Indonesia 2025

Jember, Jawa Timur – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jember, Forum Konco Dewe (FKD), dan Majelis Ganiyatul Ulum (Gaul), tiga pilar penting dalam masyarakat sipil Jember, Jawa Timur, telah mengeluarkan pernyataan bersama yang kuat dan mendesak, menyerukan penghentian segera segala bentuk kekerasan dan mendorong dialog nasional yang inklusif. Pernyataan ini, yang dirilis pada tanggal 31 Agustus 2025, di Kafe Rumput yang ikonik di Jember, merupakan respons langsung terhadap situasi yang berkembang di Indonesia, yang ditandai oleh meningkatnya ketegangan sosial, kekerasan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum, dan erosi kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga negara.

Pernyataan bersama ini menggarisbawahi lima poin seruan moral yang mendasar, yang mencerminkan keprihatinan mendalam ICMI Jember, FKD, dan Majelis Gaul terhadap arah yang ditempuh bangsa. Lukman Winarno, Presiden FKD yang karismatik, dengan lantang membacakan seruan-seruan tersebut, menekankan bahwa demokrasi dengan segala ekspresi yang beragam merupakan hak konstitusional yang tak dapat diganggu gugat. Ia menyatakan bahwa aspirasi publik tidak hanya harus didengar, tetapi juga ditindaklanjuti secara serius oleh Presiden dan DPR RI, sebagai wujud nyata sensitivitas terhadap kepentingan masyarakat yang mereka wakili.

ICMI Jember, FKD, dan Majelis Gaul dengan tegas mendukung tindakan tegas terhadap aparatur penegak hukum yang telah bertindak di luar batas kewenangan mereka, melakukan kekerasan yang tidak proporsional dan menyebabkan jatuhnya korban dari kalangan masyarakat sipil. Tindakan semacam itu, menurut mereka, tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga kontraproduktif, memicu kemarahan publik dan memperburuk ketegangan sosial.

Secara khusus, ketiga lembaga ini menuntut penyelidikan menyeluruh dan penindakan hukum yang tegas terhadap aparat penegak hukum yang terlibat dalam kematian tragis Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol) yang menjadi korban kekerasan di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat. Kasus ini telah memicu kemarahan publik yang meluas, menjadi simbol ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat penegak hukum.

Lebih jauh, ICMI Jember, FKD, dan Majelis Gaul menyerukan penghentian segera semua bentuk kekerasan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum sebagai respons terhadap aksi penyampaian aspirasi kritis masyarakat. Mereka menekankan bahwa kebebasan berekspresi dan hak untuk menyampaikan pendapat adalah pilar-pilar penting dalam demokrasi yang sehat, dan bahwa negara berkewajiban untuk melindungi hak-hak ini, bukan menindasnya.

ICMI Jember, FKD, dan Majelis Gaul Bersatu Serukan Penghentian Kekerasan dan Dialog Nasional: Respons Kritis Terhadap Situasi Indonesia 2025

Pada saat yang sama, ketiga lembaga ini mengimbau masyarakat di seluruh pelosok negeri untuk tidak terprovokasi oleh agitasi yang mengarah pada aksi anarkis, penjarahan, dan main hakim sendiri, terutama terhadap aparatur penegak hukum. Mereka menekankan pentingnya menjaga ketertiban umum dan menyelesaikan masalah melalui dialog dan proses hukum yang adil.

Sebagai langkah konstruktif untuk mencegah terjadinya aksi-aksi yang tidak kondusif, ICMI Jember, FKD, dan Majelis Gaul mendesak otoritas di daerah, termasuk aparatur penegak hukum, untuk membangun komunikasi dialogis dan bersahabat dengan masyarakat. Mereka percaya bahwa dialog yang terbuka dan jujur dapat membantu membangun kepercayaan, meredakan ketegangan, dan menemukan solusi yang saling menguntungkan untuk masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

Ketua ICMI Jember, Bambang Kuswandi, menjelaskan bahwa seruan bersama ini dikeluarkan atas dasar pertimbangan yang mendalam, menjunjung tinggi nilai-nilai moral, integritas berbangsa dan bernegara, serta prinsip-prinsip demokrasi yang mengedepankan amar ma’ruf nahi munkar (menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran). Ia menekankan bahwa tujuan utama dari seruan ini adalah untuk membangun harmoni, ketenangan hidup dan kehidupan masyarakat, serta tertib hukum yang berlaku.

Pernyataan bersama ICMI Jember, FKD, dan Majelis Gaul ini merupakan seruan yang kuat dan mendesak untuk perubahan, yang mencerminkan keprihatinan yang mendalam terhadap masa depan Indonesia. Ini adalah panggilan untuk menghentikan kekerasan, menegakkan keadilan, dan membangun dialog nasional yang inklusif, di mana semua suara didengar dan dihormati.

Pentingnya pernyataan ini terletak pada fakta bahwa ia berasal dari tiga lembaga yang memiliki akar yang kuat dalam masyarakat sipil Jember. ICMI Jember, sebagai organisasi cendekiawan Muslim, memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan memberikan bimbingan moral. FKD, sebagai forum yang inklusif dan beragam, mewakili berbagai lapisan masyarakat Jember. Sementara Majelis Gaul, dengan fokusnya pada pendidikan dan pemberdayaan kaum muda, memiliki potensi untuk menginspirasi generasi mendatang untuk terlibat dalam pembangunan bangsa.

Dengan bersatu mengeluarkan pernyataan ini, ICMI Jember, FKD, dan Majelis Gaul mengirimkan pesan yang jelas dan kuat kepada pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat luas: bahwa kekerasan bukanlah solusi, bahwa keadilan harus ditegakkan, dan bahwa dialog adalah satu-satunya cara untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

Pernyataan ini juga merupakan pengingat yang tepat waktu tentang pentingnya peran masyarakat sipil dalam menjaga demokrasi dan akuntabilitas pemerintah. Dalam masyarakat yang demokratis, masyarakat sipil memiliki tanggung jawab untuk mengawasi tindakan pemerintah, untuk menyuarakan keprihatinan mereka, dan untuk menuntut pertanggungjawaban.

Pernyataan bersama ICMI Jember, FKD, dan Majelis Gaul ini merupakan contoh yang menginspirasi tentang bagaimana masyarakat sipil dapat memainkan peran penting ini. Ini adalah bukti kekuatan suara kolektif dan komitmen untuk nilai-nilai demokrasi dan keadilan sosial.

Namun, pernyataan ini hanyalah langkah awal. Tantangan yang dihadapi Indonesia sangat kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif. Pemerintah perlu mengambil tindakan yang tegas untuk mengakhiri kekerasan, menegakkan keadilan, dan membangun kepercayaan dengan masyarakat. Aparat penegak hukum perlu dilatih untuk menghormati hak asasi manusia dan menggunakan kekuatan secara proporsional. Dan masyarakat sipil perlu terus menyuarakan keprihatinan mereka dan menuntut pertanggungjawaban.

Pada akhirnya, masa depan Indonesia akan bergantung pada kemampuan kita untuk bekerja sama untuk membangun masyarakat yang adil, inklusif, dan demokratis. Pernyataan bersama ICMI Jember, FKD, dan Majelis Gaul ini adalah seruan untuk bertindak, panggilan untuk persatuan, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

ICMI Jember, FKD, dan Majelis Gaul Bersatu Serukan Penghentian Kekerasan dan Dialog Nasional: Respons Kritis Terhadap Situasi Indonesia 2025

Related Articles