Jombang Influencer Camp 2025: Membuka Gerbang Jombang ke Dunia Digital Lewat Kolaborasi Kreatif

Jombang (rakyatindependen.id) – Suasana dinamis dan penuh inovasi menyelimuti Kota Santri akhir pekan ini, saat puluhan influencer dan pegiat media sosial dari berbagai penjuru Jawa Timur berkumpul dalam acara Jombang Influencer Camp 2025. Agenda kolaboratif yang berlangsung selama dua hari penuh, dari tanggal 25 hingga 26 Oktober 2025, ini digagas sebagai jembatan strategis untuk memperkenalkan potensi wisata, kekayaan budaya, dan geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal Jombang ke khalayak yang lebih luas melalui kekuatan platform digital. Lebih dari sekadar pertemuan kreator konten, acara ini dirancang sebagai sebuah ekspedisi pengalaman mendalam yang menyingkap setiap sudut keunikan Jombang, mengikis persepsi kota transit menjadi destinasi wajib kunjung.

Jombang Influencer Camp 2025 bukan sekadar program promosi biasa; ia adalah manifestasi dari strategi pemasaran destinasi yang relevan dengan era digital. Para peserta diajak menyelami Jombang dari berbagai dimensi: mulai dari sisi religi yang kental, kebudayaan yang multikultural, kreativitas UMKM yang berdaya saing, hingga pesona wisata alamnya yang masih tersembunyi. Pengalaman perjalanan ini dirancang secara komprehensif, memungkinkan para influencer untuk tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan, berinteraksi, dan kemudian merangkai narasi otentik yang dapat dibagikan kepada jutaan pengikut mereka. Harapannya, setiap unggahan konten digital yang dihasilkan akan menjadi magnet baru yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Perjalanan eksplorasi dimulai dengan napak tilas jejak sejarah dan kearifan lokal yang telah lama mengukuhkan Jombang sebagai kota santri, tempat keberagaman budaya hidup berdampingan secara harmonis. Titik awal ekspedisi ini adalah Makam KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Tebuireng, sebuah simbol toleransi dan perjuangan demokrasi di Indonesia. Para influencer menunjukkan antusiasme tinggi, mengabadikan setiap momen dan sudut kompleks makam yang sarat nilai sejarah, mulai dari suasana peziarah yang khusyuk, arsitektur yang teduh, hingga refleksi singkat mengenai warisan pemikiran Gus Dur yang relevan hingga kini. Mereka mengambil gambar dan video pendek bergaya reels yang fokus pada nilai-nilai pluralisme dan pesan perdamaian yang diusung oleh mendiang presiden keempat Indonesia tersebut. Dari Tebuireng, rombongan melanjutkan perjalanan untuk menyelami peradaban Islam Nusantara di Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asy’ari. Di sini, mereka tidak hanya melihat koleksi artefak, manuskrip kuno, dan representasi seni Islam yang menawan, tetapi juga menyerap kisah perjalanan dakwah dan perkembangan intelektual Islam yang membentuk karakter bangsa. Konten-konten edukatif dan inspiratif mengenai sejarah dan budaya Islam pun mulai mengisi lini masa media sosial mereka, memperkaya khazanah digital tentang Jombang.

Eksplorasi keberagaman Jombang tidak berhenti pada wisata religi. Pada hari yang sama, para peserta kemudian menyambangi ikon pluralisme lainnya: Klenteng Hong San Kiong dan Museum Wayang Potehi di Kecamatan Gudo. Bangunan klenteng yang megah dengan arsitektur khas Tionghoa dan warna-warni cerah menjadi latar sempurna untuk konten fotografi dan videografi. Para influencer tidak hanya menyaksikan langsung warisan budaya Tionghoa yang telah berabad-abad hidup berdampingan harmonis dengan tradisi pesantren di Jombang, tetapi juga berinteraksi dengan penjaga klenteng dan seniman wayang potehi. Mereka belajar tentang filosofi di balik setiap karakter wayang dan sejarah panjang komunitas Tionghoa di Jombang. Kisah-kisah tentang toleransi budaya, pelestarian warisan (heritage), dan storytelling yang menyentuh tentang persatuan pun mulai mengalir di berbagai platform media sosial peserta, menunjukkan bahwa Jombang adalah miniatur Indonesia yang kaya akan harmoni. Kehadiran Museum Wayang Potehi yang unik juga memberikan dimensi artistik dan naratif yang kuat bagi konten-konten yang dihasilkan, memperkenalkan seni pertunjukan tradisional yang kini semakin jarang ditemui.

Siang harinya, rombongan berlanjut mengunjungi Rumah Kerajinan Manik-Manik di Kecamatan Gudo, sebuah sentra UMKM kebanggaan Jombang yang karyanya sudah menembus pasar nasional bahkan mancanegara. Di sini, para influencer tidak hanya menjadi penonton, melainkan terlibat langsung dalam proses kreatif. Mereka berbincang akrab dengan para pengrajin, menggali kisah di balik setiap butir manik, melihat detail proses pembuatan yang rumit dan membutuhkan ketelitian tinggi, serta mendokumentasikan sisi humanis para pengrajin lokal. Fokus utama adalah bagaimana digital exposure dapat membantu UMKM Jombang naik kelas, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan kesejahteraan pengrajin. Konten-konten yang menampilkan "behind the scenes" produksi, wawancara inspiratif dengan pengrajin, hingga video ulasan produk yang estetik, diharapkan mampu menarik perhatian pembeli dan investor dari seluruh dunia, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk mencintai produk lokal.

Malam harinya, euforia Jombang Influencer Camp mencapai puncaknya di Alun-alun Jombang, tempat di mana peserta turut hadir meramaikan Jombang Fest. Festival tahunan ini menyuguhkan beragam hiburan seni budaya lokal, kuliner khas Jombang yang menggoda selera, serta kesempatan berinteraksi langsung dengan warga setempat. Suasana hangat dan akrab tercipta, memperlihatkan betapa ramahnya masyarakat Jombang. Para kreator konten mengabadikan keramaian festival, mulai dari pertunjukan musik tradisional, tarian daerah, pameran produk UMKM, hingga antrean panjang kuliner legendaris. Momen ini menjadi bukti nyata bahwa Jombang adalah kota yang hidup, dinamis, dan memiliki banyak hal untuk ditawarkan selain identitas religinya. Konten-konten yang dihasilkan menyoroti kegembiraan kolektif dan kekayaan budaya lokal yang menjadi denyut nadi kehidupan Jombang.

Pada hari kedua, perjalanan ditutup dengan pengalaman penuh petualangan di Lereng Gunung Anjasmoro, tepatnya di kawasan Wonosalam. Udara sejuk pegunungan, hamparan kebun kopi yang hijau, serta lanskap alam yang memukau menjadi latar belakang sempurna untuk aktivitas camping dan content hunting. Wonosalam selama ini dikenal sebagai "mutiara tersembunyi" Jombang, menawarkan potensi besar untuk wisata alam dan agrowisata. Para influencer diajak trekking ringan, menikmati keindahan curug (air terjun) yang menyegarkan, dan mengabadikan pemandangan matahari terbit yang menakjubkan. Sesi sharing juga diadakan di tengah suasana alam yang menenangkan, membahas strategi konten, tren digital terkini, serta pentingnya promosi wisata berkelanjutan. Pengalaman di Wonosalam ini melengkapi narasi bahwa Jombang bukan hanya kota religi dan budaya, tetapi juga menyimpan pesona wisata alam yang luar biasa, cocok bagi para petualang dan pecinta alam. Kehadiran para influencer diharapkan dapat membuka mata publik terhadap potensi ekowisata di Wonosalam yang belum banyak tergarap.

Ketua Panitia Jombang Influencer Camp, Rony Suhartomo, yang juga dikenal sebagai pemilik akun Instagram @wargajombang, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah langkah strategis yang visioner untuk membawa Jombang semakin dikenal di jagat digital. "Kami memiliki misi besar untuk memperkenalkan Jombang lewat perspektif yang lebih segar, melalui sudut pandang anak muda, dan dengan kekuatan storytelling digital yang autentik. Influencer memiliki kekuatan luar biasa dalam menggerakkan tren dan memengaruhi opini publik. Melalui kegiatan ini, kami ingin Jombang tampil bukan hanya sebagai kota transit yang dilewati, melainkan sebagai destinasi yang harus masuk dalam daftar kunjungan setiap wisatawan," ujar Rony, pada Sabtu (25/10/2025). Ia menambahkan bahwa perubahan perilaku wisatawan yang kini cenderung mencari rekomendasi dari media sosial menjadikan influencer sebagai ujung tombak promosi yang sangat efektif.

Rony lebih lanjut menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor yang kuat dan berkelanjutan antara pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, komunitas kreatif lokal, dan para influencer dalam mempromosikan potensi daerah. "Semakin banyak konten positif dan menarik tentang Jombang yang beredar di berbagai platform digital, semakin besar pula peluang bagi sektor pariwisata dan UMKM kita untuk berkembang pesat. Harapan kami, kegiatan Jombang Influencer Camp ini akan membawa dampak nyata, mulai dari naiknya angka kunjungan wisatawan yang signifikan hingga peningkatan penjualan produk-produk lokal, yang pada akhirnya akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat Jombang," tambahnya, menggambarkan visi jangka panjang dari inisiatif ini. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem promosi yang berkelanjutan, di mana setiap pihak saling mendukung untuk kemajuan Jombang.

Jombang Influencer Camp 2025 menjadi salah satu contoh konkret bagaimana promosi wisata daerah dapat dilakukan dengan cara yang sangat kreatif, relevan, dan dekat dengan gaya hidup generasi digital masa kini. Dengan anggaran yang lebih efisien namun dampak yang masif, strategi ini terbukti efektif menjangkau segmen pasar yang lebih luas. "Menurut pandangan kami, dengan kekuatan masif media sosial, narasi keindahan alam Jombang, keberagaman budayanya yang harmonis, dan kekayaan kearifan lokalnya kini memiliki jembatan yang jauh lebih luas untuk menjangkau publik, tidak hanya di tingkat regional atau nasional, tetapi bahkan hingga kancah internasional. Ini adalah awal dari perjalanan Jombang menuju panggung pariwisata dunia," pungkas Rony, penuh optimisme, mengakhiri sesi wawancara. Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan pariwisata Jombang, mengubah citra dan menarik perhatian global.

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id

Exit mobile version