Nasional

Kalahkan Sunderland 2-0, Manchester United Jagonya Kontra Tim Promosi

Manchester, 4 Oktober 2025 – Manchester United kembali menunjukkan dua sisi koin yang kontras dalam perjalanan mereka di Premier League musim ini. Setelah membungkam Sunderland dengan skor meyakinkan 2-0 di Old Trafford pada matchweek ketujuh, Sabtu malam, Setan Merah memperpanjang rekor impresif mereka melawan tim promosi. Namun, kemenangan ini juga menjadi pengingat pahit akan inkonsistensi yang masih menghantui skuad asuhan Ruben Amorim, sebuah pola yang telah membuat para penggemar di seluruh dunia berada di ujung tanduk.

Sejak peluit kick-off dibunyikan, Manchester United menunjukkan niat yang jelas untuk mendominasi. Bermain di hadapan puluhan ribu pendukung setia mereka di Theatre of Dreams, United tidak membuang waktu untuk mencetak gol pembuka. Mason Mount, gelandang yang didatangkan dengan ekspektasi tinggi, berhasil memecah kebuntuan hanya pada menit keenam. Menerima umpan terobosan cerdik dari lini tengah, Mount dengan tenang mengelabui bek Sunderland sebelum melepaskan tembakan mendatar yang tak mampu dijangkau kiper lawan. Gol cepat ini memberikan suntikan moral yang signifikan dan memungkinkan United untuk bermain dengan lebih leluasa, mengendalikan tempo permainan dengan presisi yang mengagumkan.

Keunggulan satu gol tampaknya tidak membuat United puas. Mereka terus menekan pertahanan Sunderland, yang meskipun menunjukkan semangat juang, kesulitan menahan gelombang serangan dari tuan rumah. Kerja keras mereka membuahkan hasil pada menit ke-31 ketika Benjamin Sesko menggandakan keunggulan. Striker muda yang tampil semakin matang ini menunjukkan insting golnya yang tajam, menyambar bola rebound dari tendangan Marcus Rashford yang sebelumnya membentur tiang. Dengan dua gol tanpa balas di babak pertama, United tampak berada di jalur yang benar untuk mengamankan tiga poin penuh dan meredakan sedikit tekanan yang ada setelah serangkaian hasil yang tidak menentu.

Mason Mount, yang perannya di lini tengah United semakin krusial, mengungkapkan perasaannya pasca pertandingan. "Awalnya, kami mengira akan bangkit usai mengalahkan Chelsea. Tetapi, justru dikalahkan Brentford. Target realistis kami adalah back to back menang setelah ini," papar Mount kepada media, mengacu pada perjuangan tim untuk membangun momentum. Pernyataan Mount ini secara gamblang menyoroti inti permasalahan yang dihadapi United musim ini: kemampuan mereka untuk tampil brilian dalam satu pertandingan, hanya untuk kemudian tersandung di pertandingan berikutnya.

Pola inkonsistensi ini memang menjadi narasi utama perjalanan Manchester United di Premier League musim 2025/2026. Dalam lima matchweek terakhir, United membukukan tiga kemenangan yang mengesankan, namun di setiap kemenangan itu selalu terselip kekalahan yang mengecewakan. Mari kita telusuri lebih jauh rangkaian hasil tersebut. Pada matchweek keempat, 14 September 2025, United harus menelan pil pahit kekalahan telak 0-3 dari rival sekota, Manchester City, di Etihad Stadium. Sebuah hasil yang menyakitkan dan menimbulkan keraguan besar. Namun, hanya enam hari berselang, pada matchweek kelima (20/9/2025), Setan Merah secara heroik bangkit dan mengalahkan Chelsea 2-1 di kandang sendiri. Kemenangan atas Chelsea ini sempat memicu harapan bahwa United akhirnya menemukan ritme mereka, siap untuk membangun momentum positif.

Kalahkan Sunderland 2-0, Manchester United Jagonya Kontra Tim Promosi

Sayangnya, harapan itu hanya bertahan singkat. Pada matchweek keenam (27/9/2025), bukannya meneruskan tren kemenangan dari Chelsea, United justru kembali ke jalur kekalahan, takluk 1-3 dari Brentford. Kekalahan ini sangat mengecewakan, terutama mengingat bagaimana United seharusnya bisa memanfaatkan kemenangan besar sebelumnya untuk membangun kepercayaan diri. Pola menang-kalah-menang-kalah ini telah menjadi ciri khas mereka, membuat para penggemar frustrasi sekaligus penuh harap setiap minggunya. Kemenangan atas Sunderland kini menjadi kesempatan berikutnya bagi United untuk memutus siklus ini dan benar-benar meraih kemenangan beruntun, sebuah target yang diakui Mount sebagai "target realistis".

Namun, di tengah bayang-bayang inkonsistensi, ada satu statistik yang patut dibanggakan oleh Manchester United: dominasi mereka atas tim-tim promosi. Kemenangan atas Sunderland memperpanjang tren nirkalah United dari tim promosi menjadi 25 pertandingan yang luar biasa. Rinciannya, 22 kemenangan dan 3 hasil imbang. Ini adalah rekor yang menunjukkan bahwa, terlepas dari fluktuasi performa mereka melawan tim-tim papan atas atau menengah, United selalu menemukan cara untuk mengalahkan tim-tim yang baru naik kasta.

Fenomena ini bisa dijelaskan dari beberapa sudut pandang. Pertama, kualitas skuad. Meskipun inkonsisten, skuad Manchester United jelas memiliki kedalaman dan kualitas individu yang jauh di atas rata-rata tim promosi. Pemain-pemain seperti Bruno Fernandes, Marcus Rashford, Mason Mount, dan Benjamin Sesko memiliki kemampuan untuk mengubah jalannya pertandingan kapan saja. Kedua, pengalaman dan mentalitas. United adalah klub dengan sejarah besar, dan pemain-pemainnya terbiasa dengan tekanan untuk menang. Melawan tim promosi, ekspektasi ini semakin besar, dan mereka sering kali mampu mengatasi tekanan tersebut. Tim promosi, di sisi lain, seringkali masih dalam tahap adaptasi dengan kerasnya Premier League, dan pengalaman bermain di stadion-stadion besar seperti Old Trafford bisa menjadi tantangan mental tersendiri.

Secara taktik, Ruben Amorim dan staf pelatihnya mungkin juga memiliki pendekatan yang efektif saat menghadapi tim promosi. Mereka mungkin mempelajari kelemahan tim-tim tersebut dengan sangat cermat, memanfaatkan kurangnya pengalaman atau kedalaman skuad lawan. Tim promosi seringkali bermain dengan semangat juang yang tinggi, tetapi kadang kala kurang dalam organisasi taktik atau kemampuan untuk mempertahankan intensitas selama 90 menit penuh melawan tim kaliber United. Rekor 25 pertandingan tak terkalahkan ini adalah bukti nyata bahwa Manchester United adalah "jagonya" dalam menghadapi tantangan dari tim-tim pendatang baru di kasta tertinggi sepak bola Inggris.

Menjelang jeda internasional, Manchester United kini dihadapkan pada ujian terberat berikutnya: laga tandang melawan rival abadi, Liverpool FC, pada matchweek kedelapan (19/10/2025). Pertandingan di Anfield ini bukan hanya sekadar perebutan tiga poin, melainkan pertarungan harga diri, sejarah, dan ambisi. Liverpool, yang juga dikenal dengan intensitas permainan mereka, akan menjadi lawan yang sangat berbeda dari Sunderland. Pertandingan ini akan menjadi barometer sejati sejauh mana United telah berkembang di bawah asuhan Ruben Amorim dan apakah mereka benar-benar bisa mengakhiri siklus inkonsistensi yang selama ini membayangi.

Ruben Amorim, tactician asal Portugal yang memimpin Manchester United, menyadari betul pentingnya laga-laga ke depan. "Kami harus melanjutkan momentum ini. Konsentrasi adalah yang utama," ucap Amorim. Komentarnya menekankan bahwa kemenangan atas Sunderland, meskipun penting, hanyalah langkah awal. Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana para pemain dapat mempertahankan fokus dan intensitas mereka, tidak hanya di satu pertandingan, tetapi secara konsisten di setiap laga, terutama saat menghadapi tim sekelas Liverpool.

Pertandingan melawan Liverpool akan menguji segala aspek dari tim United: ketahanan mental, disiplin taktik, dan kemampuan individu. Ini akan menjadi kesempatan bagi United untuk membuktikan bahwa mereka bukan hanya tim yang bisa mengalahkan tim promosi, tetapi juga tim yang bisa bersaing dan mengalahkan para pesaing utama mereka di Premier League. Jika mereka berhasil meraih hasil positif di Anfield, itu tidak hanya akan memberikan dorongan besar dalam perburuan gelar atau posisi empat besar, tetapi juga bisa menjadi titik balik psikologis yang sangat dibutuhkan untuk mengakhiri label "tim inkonsisten" yang melekat pada mereka.

Musim ini masih panjang, dan perjalanan Manchester United di bawah Ruben Amorim masih dalam tahap pembentukan. Kemenangan atas Sunderland adalah tiga poin penting, sebuah bukti kemampuan mereka untuk mendominasi lawan yang lebih rendah. Namun, tantangan sebenarnya terletak pada bagaimana mereka akan mengatasi tekanan dan harapan yang terus meningkat, terutama saat menghadapi lawan-lawan kaliber atas. Konsistensi, seperti yang diinginkan Mount dan Amorim, akan menjadi kunci bagi Manchester United untuk mewujudkan ambisi mereka di musim 2025/2026.

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id

Kalahkan Sunderland 2-0, Manchester United Jagonya Kontra Tim Promosi

Related Articles