Kebakaran Tragis di Panekan Magetan: Lansia Tunanetra Terluka Parah Usai Rumah Ludes Dilalap Api, Diduga Akibat Puntung Rokok

Sebuah insiden kebakaran memilukan telah menyelimuti Dusun Nganjir, Desa Turi, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, pada Selasa (30/9/2025) sore, sekitar pukul 17.30 WIB. Peristiwa nahas ini menimpa kediaman Bapak Bejo, seorang lansia berusia 80 tahun yang hidup sebatang kara dengan keterbatasan penglihatan. Api yang berkobar diduga kuat berasal dari puntung rokok yang secara tak sengaja mengenai kasur di dalam kamar korban, mengubah ketenangan sore menjadi kengerian yang mendalam dan menyisakan luka bakar serta trauma mendalam bagi Bejo.
Dusun Nganjir, seperti kebanyakan desa di Panekan, adalah sebuah permukiman yang dikenal dengan suasana pedesaan yang asri dan warganya yang guyub. Sore itu, seperti hari-hari biasanya, aktivitas warga mulai mereda menjelang magrib. Namun, ketenangan tersebut tiba-tiba terusik oleh kepulan asap hitam pekat yang membubung tinggi dari salah satu rumah warga, disusul dengan jilatan api yang mulai terlihat mengganas. Rumah yang terbakar itu adalah milik Bejo, sosok yang dikenal ramah namun juga membutuhkan perhatian ekstra karena usianya yang senja dan kondisi penglihatannya yang sudah sangat terbatas.
Menurut keterangan dari Kapolsek Panekan, AKP Haryono, yang segera tiba di lokasi kejadian bersama timnya, kebakaran terjadi di saat Bejo berada sendirian di dalam kamarnya. "Saksi mata, yang merupakan tetangga terdekat korban, melihat asap tebal dan api sudah membesar dari bagian dalam rumah. Tanpa pikir panjang, para tetangga segera bergegas menuju sumber api," jelas AKP Haryono. Kepanikan mulai merambati warga sekitar, namun semangat gotong royong dan kepedulian segera mengambil alih. Para tetangga yang sigap langsung mendobrak pintu kamar mandi yang tertutup rapat, tempat mereka menemukan Bejo tergeletak tak berdaya di samping kasur kapas miliknya yang sudah dilalap api. Kasur tersebut, yang menjadi alas tidurnya sehari-hari, kini hanya tinggal arang dan sisa-sisa bara.
Proses evakuasi Bejo berlangsung dramatis dan penuh ketegangan. Dengan penglihatan yang terbatas dan usia yang renta, Bejo kesulitan menyelamatkan diri sendiri. Tubuhnya yang lemah sudah mulai merasakan panasnya jilatan api dan asap pekat yang menyesakkan. Beruntung, para tetangga berhasil mengeluarkan Bejo dari kepungan api tepat waktu. Setelah berhasil dievakuasi, korban segera dilarikan ke Puskesmas Panekan untuk mendapatkan perawatan medis intensif. Bejo mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya, yang meskipun tidak mengancam jiwa secara langsung, namun membutuhkan penanganan serius mengingat usianya yang sudah sangat lanjut. Rasa sakit dan syok yang dialaminya jelas terlihat dari raut wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang gemetar.
Sementara Bejo dalam perjalanan menuju Puskesmas, warga sekitar tidak tinggal diam. Mereka bergotong royong bahu-membahu memadamkan api. Dengan peralatan seadanya, seperti ember berisi air, karung basah, dan alat penyiram tanaman, mereka berusaha keras mengendalikan kobaran api. Semangat kebersamaan yang kuat menjadi kekuatan utama dalam menghadapi musibah ini. Api yang awalnya mengganas di dalam kamar tidur Bejo, berkat kesigapan warga, akhirnya berhasil dikendalikan sebelum menjalar ke seluruh bagian rumah dan mengancam rumah-rumah tetangga yang berdekatan. Upaya heroik warga ini patut diacungi jempol, menunjukkan betapa kuatnya ikatan sosial di Dusun Nganjir.
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan oleh tim kepolisian, dugaan kuat penyebab kebakaran adalah puntung rokok. "Korban diketahui memiliki kebiasaan merokok di dalam kamar. Puntung rokok yang masih menyala diduga jatuh ke kasur kapas dan memicu api," papar AKP Haryono. Penyelidikan lebih lanjut menguatkan dugaan ini. Kasur kapas, yang sangat mudah terbakar, menjadi pemicu cepatnya api membesar di dalam kamar yang relatif sempit. Kondisi Bejo yang tunanetra juga menambah risiko, karena ia mungkin tidak menyadari jatuhnya puntung rokok atau lambat bereaksi terhadap tanda-tanda awal kebakaran seperti bau asap. Ini menjadi pelajaran berharga tentang bahaya merokok di dalam ruangan, terutama bagi individu yang rentan.
Akibat insiden ini, rumah Bejo mengalami kerusakan parah, khususnya di bagian kamar tidur dan seluruh isinya. Pakaian, perabotan, dan kenangan berharga yang telah menemani Bejo puluhan tahun kini hangus menjadi abu. Kerugian materiil yang diderita Bejo mungkin tidak terlalu besar jika dinilai secara finansial, namun kehilangan tempat tinggal dan barang-barang pribadi adalah pukulan telak bagi seorang lansia yang hidup sendiri. Ruangan yang sebelumnya menjadi tempatnya beristirahat dan berlindung kini hanya menyisakan puing-puing hangus dan bau asap yang menyengat. Selama ini, Bejo sangat bergantung pada lingkungan rumahnya yang sudah ia hafal seluk-beluknya untuk bergerak mandiri meskipun dengan keterbatasan penglihatan. Kini, lingkungan itu telah berubah drastis, menambah beban psikologis dan fisik bagi dirinya.
Kondisi Bejo di Puskesmas Panekan hingga berita ini diturunkan masih menjalani perawatan intensif. Tim medis berupaya maksimal untuk menyembuhkan luka bakar yang dialaminya serta memulihkan kondisi fisiknya yang melemah akibat syok dan menghirup asap. Selain luka fisik, trauma psikologis akibat kejadian ini juga menjadi perhatian utama. Para perawat dan dokter memberikan perhatian khusus, tidak hanya pada penyembuhan luka, tetapi juga pada dukungan emosional untuk memastikan Bejo dapat pulih sepenuhnya. Pertanyaan tentang bagaimana masa depan Bejo setelah ini, siapa yang akan merawatnya dan di mana ia akan tinggal, menjadi perhatian banyak pihak, termasuk pemerintah desa dan Dinas Sosial setempat.
Pemerintah Kabupaten Magetan melalui dinas terkait diharapkan dapat memberikan bantuan rehabilitasi dan dukungan psikososial kepada Bejo. Kejadian ini juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap keberadaan lansia yang hidup sendiri, terutama mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Program-program sosial yang melibatkan tetangga dan komunitas dapat menjadi jaring pengaman yang efektif untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan memastikan lansia seperti Bejo mendapatkan perhatian yang layak. Kesadaran akan bahaya kebakaran dan pentingnya langkah-langkah pencegahan, seperti tidak merokok di dalam rumah atau memastikan sumber api padam sepenuhnya, perlu terus digalakkan.
Peristiwa kebakaran di Dusun Nganjir ini adalah pengingat pahit akan kerapuhan hidup dan pentingnya kewaspadaan. Namun, di balik tragedi, tersingkap pula keindahan solidaritas dan kepedulian yang mendalam antarwarga. Gotong royong tetangga dalam menyelamatkan Bejo dan memadamkan api adalah cerminan nilai-nilai luhur yang masih hidup di masyarakat pedesaan. Kisah Bejo adalah kisah tentang ketahanan seorang lansia di tengah badai, dan tentang tangan-tangan tak terlihat dari komunitas yang siap merangkul dan membantu sesama di saat-saat paling sulit. Semoga Bejo segera pulih dan mendapatkan kembali kehidupan yang layak, dengan dukungan penuh dari keluarga, tetangga, dan pemerintah.
rakyatindependen.id