Kemensos dan BKN Bahas Manajemen Talenta ASN, Fokus Benahi Data dan Ciptakan Pegawai Bertalenta Unggul

Jakarta – Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) bersama Badan Kepegawaian Negara (BKN) secara proaktif mengambil langkah strategis dalam upaya menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdaya saing tinggi dan berintegritas. Langkah konkret ini diwujudkan melalui Sesi Pertama Ekspose Manajemen Talenta Kemensos yang diselenggarakan di Kantor BKN, Jakarta Timur, pada Jumat (17/10/2025). Pertemuan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan sebuah forum krusial yang dirancang untuk mengukuhkan implementasi sistem manajemen talenta ASN yang tidak hanya terintegrasi secara nasional, tetapi juga berlandaskan prinsip meritokrasi yang kuat. Fokus utama diskusi adalah pada pembenahan fundamental data kepegawaian serta strategi komprehensif untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mempertahankan pegawai-pegawai bertalenta unggul yang akan menjadi tulang punggung pelayanan publik, khususnya di sektor sosial.

Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Robben Rico, dalam sambutannya, secara tegas menyampaikan komitmen penuh Kemensos dalam merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem manajemen talenta yang benar-benar berorientasi pada kompetensi inti dan potensi pengembangan setiap individu pegawai. "Harapannya dengan diskusi ini, sistem manajemen talenta di Kemensos bisa naik kelas dan lebih baik lagi, menjadi contoh praktik terbaik dalam pengelolaan SDM aparatur," ujar Robben, menekankan urgensi peningkatan kualitas pengelolaan ASN. Ia menambahkan bahwa upaya ini adalah bagian integral dari visi Kemensos untuk memiliki birokrasi yang lincah, profesional, dan adaptif terhadap tantangan sosial yang semakin kompleks. Robben menjelaskan bahwa fondasi sistem manajemen talenta di Kemensos sebenarnya telah dibangun dan dikembangkan sejak tiga tahun silam. Selama periode tersebut, Kemensos secara konsisten menjalin komunikasi dan koordinasi intensif dengan BKN, sebagai regulator dan pembina kepegawaian nasional. Kolaborasi erat ini bertujuan untuk mewujudkan formasi kepegawaian yang transparan, terstruktur, dan akuntabel, sehingga setiap tahapan pembinaan karier ASN, mulai dari rekrutmen, penempatan, promosi, hingga pengembangan, dapat berjalan secara adil, objektif, dan semata-mata berbasis pada kinerja nyata serta kemampuan individual. Ini adalah antitesis dari praktik-praktik lama yang mungkin didominasi oleh faktor-faktor non-teknis atau kedekatan personal.

Robben kemudian menyoroti bahwa sinkronisasi dan akurasi data kepegawaian merupakan fondasi utama, bahkan bisa disebut sebagai tulang punggung, dalam pengelolaan manajemen talenta yang efektif. Tanpa data yang valid dan terbarukan, seluruh proses identifikasi dan pengembangan talenta akan kehilangan arah. Saat ini, Kementerian Sosial tercatat memiliki 3.414 ASN di seluruh unit kerjanya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.757 pegawai telah berhasil tereksekusi dan terintegrasi dalam sistem manajemen talenta yang ada. Melalui implementasi sistem "Nine Box" yang canggih, pegawai dipetakan secara sistematis berdasarkan dua dimensi krusial: kinerja saat ini (performance) dan potensi pengembangan di masa depan (potential). Matriks Nine Box ini memungkinkan identifikasi yang presisi untuk menyusun rencana suksesi jabatan yang strategis, merancang program pengembangan kompetensi yang relevan dan personal, serta menentukan mekanisme rotasi dan retensi pegawai yang lebih terarah dan efisien. Identifikasi ini tidak hanya menemukan "bintang-bintang" berkinerja tinggi dan berpotensi besar, tetapi juga mengidentifikasi area-area yang memerlukan intervensi pengembangan khusus bagi pegawai lain, memastikan tidak ada potensi yang terlewatkan.

Dalam sesi ekspose yang berlangsung interaktif tersebut, isu disparitas atau ketidaksesuaian data ASN menjadi salah satu sorotan penting yang dikemukakan oleh pihak BKN. BKN mencatat bahwa masih terdapat sejumlah data ASN di lingkungan Kementerian Sosial yang memerlukan penyesuaian dan pemutakhiran agar mencapai tingkat akurasi yang optimal dan terintegrasi secara sempurna dengan sistem data kepegawaian nasional. Akurasi data ini adalah prasyarat mutlak untuk pengambilan keputusan yang tepat dalam manajemen talenta. Menanggapi temuan ini, Kementerian Sosial dengan sigap menyatakan komitmennya untuk segera melakukan pembaruan dan perbaikan data secara menyeluruh. Langkah ini bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan bagian fundamental dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas manajemen sumber daya manusia aparatur. "Kita perlu memastikan data ASN benar-benar bersih dan akurat, karena kualitas data adalah penentu mutlak kualitas manajemen talenta," tegas Robben, menggarisbawahi pentingnya integritas data sebagai cerminan dari validitas seluruh proses manajemen talenta. Data yang bersih akan memungkinkan analisis yang lebih tajam, prediksi kebutuhan talenta yang lebih tepat, dan alokasi sumber daya pengembangan yang lebih efektif.

Robben juga menegaskan bahwa penerapan manajemen talenta di Kemensos bukan sekadar upaya untuk memfasilitasi promosi jabatan semata. Lebih dari itu, ini adalah langkah strategis jangka panjang untuk memastikan bahwa setiap karier ASN berkembang secara profesional, didasarkan pada prestasi, dan yang tak kalah penting, terlindungi dari segala bentuk pengaruh non-teknis, seperti nepotisme, intervensi politik, atau preferensi pribadi yang tidak relevan dengan kompetensi. Sistem ini, lanjutnya, dirancang sebagai wadah yang adil dan objektif bagi setiap ASN untuk maju dan berkembang berdasarkan kapasitas kompetensi yang dimiliki, kinerja yang telah ditunjukkan, serta dedikasi dalam memberikan pelayanan publik terbaik kepada masyarakat. Ini adalah upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang meritokratis sejati, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk bersinar berdasarkan kemampuan dan kontribusinya.

Dengan adanya sinergi yang solid dan berkelanjutan antara Kemensos dan BKN, sistem manajemen talenta diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang sehat, kompetitif, dan produktif. Lingkungan semacam ini akan mendorong setiap ASN untuk menampilkan potensi terbaiknya, berinovasi, dan terus meningkatkan kapasitas diri demi memperkuat layanan sosial yang esensial bagi masyarakat Indonesia. Pada akhirnya, keberhasilan manajemen talenta akan tercermin pada peningkatan kualitas hidup penerima manfaat layanan sosial, efisiensi program-program Kemensos, dan kepercayaan publik terhadap birokrasi.

Ekspose penting ini turut dihadiri oleh jajaran pimpinan dan pejabat teknis dari BKN yang memiliki peran sentral dalam pengembangan dan implementasi kebijakan kepegawaian nasional. Mereka antara lain Sekretaris Utama BKN Imas Sukmariah, Deputi Bidang Pembinaan Penyelenggaraan Manajemen ASN Herman, JF Asesor SDM Aparatur Ahli Utama Supranawa Yusuf, Direktur Pengelolaan Sistem Informasi dan Digitalisasi Wahyu Firdaus, Direktur Pengelolaan Data dan Penyajian Informasi ASN I Ketut Buana, serta Direktur Pengembangan Talenta dan Karier ASN Samsul Hidayat. Kehadiran para pakar ini menunjukkan betapa seriusnya komitmen BKN dalam mendukung Kemensos. Turut hadir pula pendamping PIC Kemensos dari BKN, yaitu Analis Kebijakan Ahli Madya Muhlis Irfan dan Auditor Manajemen ASN Ahli Pertama Leory Bastian, yang siap memberikan dukungan teknis dan konsultasi berkelanjutan. Pertemuan ini menjadi penanda awal dari sebuah babak baru dalam pengelolaan SDM aparatur di Kemensos, menuju birokrasi yang lebih profesional, akuntabel, dan berdaya guna tinggi bagi bangsa dan negara.

(rakyatindependen.id)

Exit mobile version