Kevin De Bruyne jadi Tumbal Capolista SSC Napoli Usai Kalahkan Inter Milan 3-1
Kemenangan dramatis SSC Napoli atas Inter Milan dengan skor 3-1 pada giornata kedelapan Serie A, Minggu dini hari (25/10/2025), membawa mereka kembali menduduki puncak klasemen, alias capolista. Setelah sempat tergusur pekan sebelumnya, tim berjuluk Partenopei ini kini mengoleksi 18 poin, unggul satu poin dari rival terdekatnya, AC Milan, yang menempati posisi runner-up. Euforia kemenangan di Stadio Diego Armando Maradona, Naples, memang begitu terasa, namun kegembiraan itu harus dibayar mahal dengan cedera yang menimpa gelandang andalan mereka, Kevin De Bruyne. Momen tersebut menjadi "tumbal" yang tak terhindarkan dalam perjalanan Napoli menuju puncak.
Laga kontra Inter Milan ini bukanlah sekadar pertandingan biasa. Ini adalah pertarungan dua raksasa yang sama-sama mengincar posisi teratas dan ingin menegaskan dominasi mereka di liga. Napoli, yang baru saja mengalami dua kekalahan beruntun – sebuah anomali bagi tim yang menargetkan scudetto – datang dengan tekad membara untuk bangkit dan kembali ke jalur kemenangan. Sementara Inter, yang juga memiliki ambisi besar, berupaya keras untuk menghambat laju Napoli dan menjaga asa mereka di papan atas. Atmosfer di Maradona begitu memanas, dipenuhi oleh puluhan ribu tifosi yang tak henti-hentinya meneriakkan dukungan, menciptakan dinding suara yang menggetarkan.
Babak pertama dimulai dengan tempo tinggi. Kedua tim saling berbalas serangan, menunjukkan kualitas lini tengah dan ketajaman lini depan masing-masing. Napoli, dengan gaya permainan menyerang yang atraktif, mencoba mendominasi penguasaan bola dan menciptakan peluang dari berbagai sisi. Inter Milan, di sisi lain, mengandalkan serangan balik cepat dan transisi yang efektif untuk mengancam pertahanan tuan rumah. Pertarungan di lini tengah menjadi kunci, dan di sinilah peran Kevin De Bruyne begitu terasa. Dengan visi bermainnya yang brilian, umpan-umpan akurat, dan kemampuan mengontrol tempo, ia menjadi dirigen permainan Napoli.
Momen krusial itu terjadi pada menit ke-33. Setelah Napoli mendapatkan hadiah penalti menyusul pelanggaran di kotak terlarang, Kevin De Bruyne, dengan ketenangan khasnya, maju sebagai algojo. Bola berhasil ia lesakkan ke gawang Inter, disambut sorakan membahana dari ribuan tifosi di Stadio Diego Armando Maradona. Gol tersebut tidak hanya membuka keunggulan Napoli, tetapi juga menjadi titik balik penting dalam pertandingan. Namun, euforia itu seketika sirna, tergantikan kekhawatiran yang mendalam. Sesaat setelah menendang bola dan berbalik merayakan, De Bruyne terlihat memegangi bagian belakang paha kanannya. Ekspresi wajahnya yang menahan sakit, langkahnya yang terpincang-pincang, langsung mengirim sinyal bahaya. "King Kev" – julukan yang disematkan kepadanya karena pengaruh besarnya di lapangan – ambruk di rumput hijau, menandakan ada sesuatu yang tidak beres.
Tim medis Napoli segera berlari menghampirinya, dan setelah pemeriksaan singkat, jelaslah bahwa ia tidak dapat melanjutkan pertandingan. Mathias Olivera masuk menggantikan, sementara De Bruyne, dengan raut wajah penuh kekecewaan, tertatih-tatih meninggalkan lapangan, disambut tepuk tangan simpati dari seluruh stadion. Kemenangan yang baru saja diukir seolah kehilangan sebagian kilaunya, terbayangi oleh potensi cedera serius yang menimpa sang motor serangan. "Melihat ekspresi De Bruyne yang sangat kesakitan, ada potensi cederanya cukup parah," tulis Sky Sports, menggarisbawahi kekhawatiran banyak pihak. Cedera hamstring kanan seringkali membutuhkan waktu pemulihan yang signifikan, dan kehilangan pemain sekaliber De Bruyne tentu menjadi pukulan telak bagi ambisi Napoli.
Namun, yang patut diacungi jempol adalah respons Napoli setelah kehilangan De Bruyne. Alih-alih mengendur atau kehilangan fokus, para pemain Partenopei justru menunjukkan mentalitas baja. Mereka bermain dengan semangat juang yang lebih tinggi, seolah ingin mempersembahkan kemenangan ini untuk rekan setim mereka yang cedera. Di babak kedua, Napoli semakin mengganas. Scott McTominay menggandakan keunggulan pada menit ke-54, menunjukkan ketajamannya di depan gawang lawan. Inter sempat membalas melalui Hakan Calhanoglu di menit ke-59, memberikan sedikit harapan bagi tim tamu. Namun, Zambo Anguissa memastikan kemenangan Napoli dengan golnya pada menit ke-66, memupus asa Inter untuk bangkit dan mengunci tiga poin krusial bagi tim tuan rumah.
Bagi Inter Milan, kekalahan ini tentu menjadi pil pahit. Mereka datang ke Naples dengan ambisi untuk meraih poin, namun harus pulang dengan tangan hampa. Meskipun sempat memberikan perlawanan dan mencetak satu gol balasan, mereka gagal menahan gelombang serangan Napoli, terutama di babak kedua. Ini menjadi PR bagi Simone Inzaghi, pelatih Inter, untuk mengevaluasi performa timnya dan mencari solusi agar bisa lebih kompetitif dalam persaingan di papan atas Serie A.
Cedera Kevin De Bruyne ini memperpanjang daftar pemain Napoli yang harus menepi karena masalah fisik. Sebelumnya, tim sudah kehilangan beberapa pilar penting seperti kiper Alex Meret, penyerang Romelu Lukaku dan Rasmus Hojlund, bek Amir Rrahmani, serta gelandang Stanislav Lobotka. Kehilangan De Bruyne, yang dikenal sebagai salah satu gelandang paling kreatif dan berpengaruh di dunia, jelas akan sangat terasa. Ia adalah otak di balik serangan Napoli, pengumpan ulung, dan juga memiliki insting mencetak gol yang tinggi. Tanpa dirinya, pelatih Napoli akan dihadapkan pada tantangan besar untuk meracik ulang lini tengah dan serangan tim. Kedalaman skuad akan benar-benar diuji dalam beberapa pekan mendatang, terutama mengingat jadwal padat yang akan dihadapi Napoli di liga maupun kompetisi Eropa.
Kemenangan atas Inter ini memang memutus tren dua kekalahan beruntun yang sempat membuat para tifosi cemas. Namun, kegembiraan tersebut diselimuti kekhawatiran mendalam akan kondisi De Bruyne. Posisi capolista yang kini mereka genggam masih belum sepenuhnya aman. Napoli bakal menempati posisi runner-up jika AS Roma berhasil mengalahkan US Sassuolo pada Minggu malam minimal dengan selisih 5 gol, meskipun skenario tersebut tergolong sangat kecil kemungkinannya. Namun, itu menunjukkan betapa ketatnya persaingan di papan atas Serie A musim ini.
Meskipun harus membayar mahal dengan cedera pemain bintangnya, kemenangan ini menjadi bukti mentalitas juara Napoli. Mereka menunjukkan bahwa mereka bisa bangkit dari keterpurukan dan mengatasi rintangan, bahkan ketika kehilangan pemain kunci. Tantangan sesungguhnya bagi Napoli adalah bagaimana mereka akan melanjutkan perjalanan tanpa De Bruyne dalam beberapa waktu ke depan. Peran pengganti akan sangat krusial, dan para pemain lain harus mampu meningkatkan performa mereka untuk menutupi lubang yang ditinggalkan "King Kev". Perjalanan menuju scudetto masih panjang dan penuh liku, dan insiden cedera ini menjadi pengingat bahwa setiap langkah menuju puncak membutuhkan pengorbanan. Bagi Napoli, Kevin De Bruyne telah menjadi tumbal yang berharga dalam upaya mereka merebut kembali tahta Serie A.
Baca berita lainnya di rakyatindependen.id



