Khofifah Bangga, SMK Jatim Borong Emas di WorldSkills ASEAN 2025: Bukti Keunggulan Vokasi Jawa Timur di Kancah Internasional

Prestasi gemilang kembali diukir oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jawa Timur (Jatim) di kancah internasional. Dalam ajang bergengsi The 14th WorldSkills ASEAN Competition 2025 yang diselenggarakan di Manila, Filipina, kontingen SMK Jatim berhasil mendominasi perolehan medali emas untuk Indonesia. Dari total 9 medali emas yang diraih oleh tim Merah Putih, 4 di antaranya disumbangkan oleh para pelajar berprestasi asal Jawa Timur. Keberhasilan ini tidak hanya mengharumkan nama Jatim di mata dunia, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa pendidikan vokasi di provinsi ini telah mencapai level yang membanggakan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya atas pencapaian luar biasa ini. Menurutnya, dominasi SMK Jatim dalam perolehan medali emas di WorldSkills ASEAN Competition 2025 merupakan bukti konkret bahwa Jawa Timur adalah barometer pendidikan vokasi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pembinaan dan pengembangan pendidikan vokasi di Jatim telah berjalan dengan sangat baik dan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan siap bersaing di pasar kerja global.
"Alhamdulillah, SMK Jatim mendominasi perolehan emas untuk kontingen Indonesia. Ini membuktikan bahwa pembinaan vokasi di Jatim bukan main-main," ujar Khofifah dengan penuh semangat di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Selasa (2/9/2025). Pernyataan ini mencerminkan apresiasi yang tinggi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim terhadap kerja keras dan dedikasi para siswa, guru, dan seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan pendidikan vokasi di Jatim.
Dari total 27 delegasi SMK yang mewakili Indonesia di ajang WorldSkills ASEAN Competition 2025, 11 di antaranya berasal dari Jawa Timur. Hal ini menjadikan kontingen Jatim sebagai yang terbesar dan terkuat dalam tim Indonesia. Secara keseluruhan, kontingen Jatim berhasil menyumbangkan 4 medali emas, 1 medali perak, 5 medali perunggu, dan 1 Medal of Excellence (MOE). Perolehan medali ini menunjukkan bahwa siswa-siswi SMK Jatim memiliki kompetensi yang sangat baik di berbagai bidang keahlian.
Ajang WorldSkills ASEAN Competition 2025 diikuti oleh 258 talenta muda dari 10 negara anggota ASEAN. Kompetisi ini menjadi platform bagi para peserta untuk menunjukkan keahlian dan keterampilan mereka di berbagai bidang, seperti teknologi informasi, manufaktur, konstruksi, dan jasa. Indonesia berhasil menempati posisi ketiga dalam klasemen akhir dengan total 9 medali emas, 1 medali perak, 9 medali perunggu, dan 9 MOE. Sementara itu, Malaysia keluar sebagai juara umum, diikuti oleh Filipina di peringkat kedua.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menjelaskan bahwa para delegasi SMK Jatim yang berangkat ke WorldSkills ASEAN Competition 2025 telah melalui proses seleksi yang sangat ketat dalam ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS). LKS merupakan ajang kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menguji kemampuan dan keterampilan siswa-siswi SMK di seluruh Indonesia. Para pemenang LKS tingkat provinsi akan mewakili daerahnya di tingkat nasional, dan para pemenang tingkat nasional akan berkesempatan untuk mengikuti seleksi tim Indonesia untuk WorldSkills ASEAN Competition.
Aries Agung Paewai juga menambahkan bahwa perolehan MOE, meskipun bukan medali, menunjukkan kompetensi tinggi dan nilai yang bagus dari para peserta. MOE diberikan kepada peserta yang mencapai standar kompetensi yang ditetapkan oleh WorldSkills International. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswi SMK Jatim tidak hanya memiliki keterampilan teknis yang mumpuni, tetapi juga memiliki kemampuan untuk memenuhi standar internasional.
"Perolehan ini menjadi bukti bahwa anak-anak kita memang kompeten. Para peserta tidak hanya bersaing menunjukkan keahlian teknis, tetapi juga ketekunan, inovasi, dan daya saing global," kata Aries Agung Paewai. Pernyataan ini menegaskan bahwa pendidikan vokasi di Jatim tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan teknis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan mentalitas yang kuat pada diri siswa.
Prestasi yang diraih oleh SMK Jatim di WorldSkills ASEAN Competition 2025 tidak lepas dari komitmen Pemprov Jatim dalam memperkuat pendidikan vokasi. Pemprov Jatim telah mengalokasikan anggaran yang besar untuk pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas guru, dan penyediaan peralatan praktik yang modern di SMK. Selain itu, Pemprov Jatim juga menjalin kerja sama dengan berbagai industri untuk memastikan bahwa kurikulum pendidikan vokasi relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Penguatan pendidikan vokasi dianggap sebagai modal penting untuk memajukan sektor manufaktur di Jatim. Sektor manufaktur merupakan salah satu sektor ekonomi utama di Jatim yang menyerap banyak tenaga kerja. Dengan tersedianya SDM yang kompeten dan terampil, sektor manufaktur di Jatim dapat terus berkembang dan bersaing di pasar global. Hal ini akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Jatim.
Keberhasilan SMK Jatim di WorldSkills ASEAN Competition 2025 merupakan inspirasi bagi seluruh siswa-siswi SMK di Indonesia. Prestasi ini menunjukkan bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan yang tepat, siswa-siswi SMK dapat mencapai prestasi yang gemilang di kancah internasional. Pendidikan vokasi memiliki peran yang sangat penting dalam menyiapkan SDM yang kompeten dan siap kerja. Oleh karena itu, pemerintah, industri, dan masyarakat harus terus mendukung pengembangan pendidikan vokasi agar Indonesia dapat bersaing di era globalisasi.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di seluruh wilayahnya. Berbagai program dan inisiatif telah diluncurkan untuk memastikan bahwa siswa-siswi SMK mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang terbaik. Salah satu program unggulan adalah program "SMK Mini", yaitu program pendirian unit produksi di SMK yang melibatkan siswa dalam proses produksi barang dan jasa. Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktik yang nyata kepada siswa dan meningkatkan keterampilan kewirausahaan mereka.
Selain itu, Pemprov Jatim juga активно mendorong kerja sama antara SMK dan industri. Kerja sama ini meliputi penyusunan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri, penyediaan tempat praktik kerja (PKL) bagi siswa, dan rekrutmen lulusan SMK oleh industri. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan lulusan SMK dapat langsung terserap di pasar kerja dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian daerah.
Keberhasilan SMK Jatim di WorldSkills ASEAN Competition 2025 merupakan momentum yang tepat untuk terus memajukan pendidikan vokasi di Indonesia. Pemerintah, industri, dan masyarakat harus bersinergi untuk menciptakan ekosistem pendidikan vokasi yang kondusif dan berkelanjutan. Dengan demikian, Indonesia dapat menghasilkan SDM yang kompeten, terampil, dan berdaya saing tinggi, sehingga mampu menghadapi tantangan dan peluang di era globalisasi.
Pencapaian gemilang siswa-siswi SMK Jawa Timur di ajang WorldSkills ASEAN Competition 2025 adalah cerminan dari komitmen dan kerja keras semua pihak yang terlibat dalam pengembangan pendidikan vokasi di provinsi tersebut. Prestasi ini bukan hanya sekadar medali, tetapi juga simbol dari kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh pendidikan vokasi Jawa Timur. Diharapkan, keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus mengembangkan diri dan meraih prestasi di berbagai bidang, serta berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.
Dengan terus berinvestasi dalam pendidikan vokasi, Jawa Timur dan Indonesia secara keseluruhan dapat menciptakan tenaga kerja yang terampil dan kompeten, yang siap menghadapi tantangan ekonomi global dan memajukan sektor industri di masa depan. Prestasi di WorldSkills ASEAN Competition 2025 adalah langkah awal yang menjanjikan menuju masa depan yang lebih cerah bagi pendidikan vokasi dan perekonomian Indonesia.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan pendidikan vokasi, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di pasar kerja global. Dengan dukungan dari semua pihak, pendidikan vokasi di Jawa Timur akan terus berkembang dan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.