Khofifah Jadi Tamu Kehormatan Menlu Singapura, Berikut yang Dibahas dan Isi
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, baru-baru ini mencatat kunjungan penting ke Singapura sebagai tamu kehormatan Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura, H.E. Vivian Balakrishnan. Kunjungan ini merupakan bagian dari undangan bergengsi dalam rangka RISING Fellowship program yang diselenggarakan di The White Label, 101 Jln Sultan, Singapura, pada Rabu, 12 November 2025. Pertemuan antara kedua pemimpin ini bukan sekadar silaturahmi biasa, melainkan sebuah forum strategis yang berfokus pada penguatan kerja sama bilateral antara Provinsi Jawa Timur dan negara kota Singapura di berbagai sektor krusial.
Dalam suasana yang hangat, kolaboratif, dan penuh optimisme, Gubernur Khofifah dan Menlu Balakrishnan mendiskusikan berbagai agenda yang berpotensi membawa kemajuan signifikan bagi kedua belah pihak. Fokus utama pembahasan mencakup penguatan kerja sama di bidang ekonomi hijau, peningkatan investasi, pengembangan sektor pendidikan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Inisiatif ini merupakan wujud nyata dari komitmen kuat Provinsi Jawa Timur untuk memperluas jejaring kerja sama di kancah regional dan internasional, dengan Singapura sebagai salah satu mitra strategis utama.
Gubernur Khofifah mengungkapkan rasa hormat dan apresiasinya atas kesempatan berharga ini. "Merupakan suatu kehormatan besar dapat berada di Singapura, dan saya sangat menghargai kesempatan untuk berbagi pandangan dengan Menteri Vivian Balakrishnan," ujarnya, menekankan pentingnya dialog terbuka untuk membangun kemitraan yang kokoh. Lebih lanjut, ia menegaskan visi Jawa Timur untuk memperdalam kerja sama lintas batas. "Kami berkomitmen untuk memperluas kerja sama regional dan internasional, termasuk kemitraan dalam bidang pendidikan, investasi, inovasi, dan ekonomi hijau," imbuhnya, menyoroti cakupan luas dari potensi kolaborasi yang ingin digarap.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga memaparkan secara komprehensif profil dan potensi besar Jawa Timur di hadapan Menteri Vivian Balakrishnan. Ia menjelaskan bahwa Jawa Timur adalah provinsi terbesar kedua di Indonesia dari segi demografi, dengan jumlah penduduk mencapai 42,08 juta jiwa. Luas wilayahnya yang mencapai 48.037 kilometer persegi mencakup sekitar 36,23 persen dari total luas Pulau Jawa, menunjukkan skala dan potensi pasar yang signifikan.
"Jawa Timur merupakan provinsi yang kaya akan potensi sumber daya alam dan manusia," tutur Gubernur Khofifah, menyoroti kekayaan alam mulai dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, hingga potensi pariwisata yang belum sepenuhnya tergali. Selain itu, ketersediaan sumber daya manusia yang melimpah dan terus berkembang menjadi modal penting bagi pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Posisi geografis Jawa Timur yang strategis juga menjadi salah satu poin kuat yang disampaikan. Didukung oleh infrastruktur yang komprehensif dan memadai, Jawa Timur kini semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat utama perdagangan, pendidikan, dan konektivitas di Kawasan Timur Indonesia.
Penjelasan Gubernur Khofifah mengenai infrastruktur Jawa Timur sangat detail dan menggambarkan kesiapan provinsi ini sebagai hub logistik dan ekonomi maritim nasional. "Jawa Timur didukung dengan keberadaan 37 pelabuhan, 21 rute dari 39 rute tol laut berangkat dari Jawa Timur, 7 bandara, 12 ruas jalan tol, 13 kawasan industri, 2 kawasan ekonomi khusus, dan 1 kawasan industri halal," terangnya. Keberadaan fasilitas-fasilitas ini tidak hanya mempermudah arus barang dan jasa di dalam negeri, tetapi juga membuka peluang besar bagi investasi asing, termasuk dari Singapura, untuk memanfaatkan konektivitas tersebut sebagai gerbang menuju pasar yang lebih luas di Indonesia Timur.
"Dukungan infrastruktur ini menjadikan Jawa Timur kini menjadi hub logistik dan ekonomi maritim nasional," lanjutnya, menegaskan peran vital provinsi ini dalam rantai pasok nasional. Lebih jauh lagi, Khofifah menggarisbawahi posisi Jawa Timur sebagai "Center of Gravity" yang menyuplai hampir 80 persen logistik Indonesia Timur. Fakta ini menunjukkan betapa krusialnya peran Jawa Timur dalam menjaga stabilitas ekonomi dan ketersediaan pasokan di wilayah tersebut, menjadikannya mitra yang sangat menarik bagi negara-negara yang ingin memperluas jangkauan bisnis di Asia Tenggara.
Tidak hanya potensi dan infrastruktur, Gubernur Khofifah juga memaparkan capaian ekonomi Jawa Timur yang impresif. Provinsi ini terus mencatat kemajuan yang stabil, menjadi salah satu kawasan ekonomi utama Indonesia yang menyumbang sekitar 14,54 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. "Jawa Timur merupakan provinsi yang berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia, 14,54 persen PDB Indonesia disumbang Jawa Timur," ungkapnya, menunjukkan kontribusi signifikan provinsi ini terhadap perekonomian nasional. Angka ini tidak hanya mencerminkan kekuatan ekonomi lokal, tetapi juga stabilitas dan potensi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pada Triwulan III, Jawa Timur telah melaksanakan berbagai program strategis yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif, memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta memperkuat sumber daya manusia. Program-program ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Khofifah menyebutkan beberapa indikator keberhasilan, antara lain penurunan tingkat kemiskinan yang signifikan. "Per Maret 2025, tingkat kemiskinan Jawa Timur turun menjadi 9,5 persen, dan kemiskinan ekstrem berhasil ditekan hingga 0,66 persen," jelasnya, menyoroti efektivitas kebijakan pemerintah provinsi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain itu, capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur yang telah masuk kategori tinggi sejak tahun 2020 juga menjadi bukti nyata peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pertumbuhan yang kuat di berbagai sektor, utamanya industri, pertanian, dan pariwisata, semakin melengkapi gambaran positif mengenai perkembangan Jawa Timur.
Melihat ke depan, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan berfokus pada lima bidang utama. Bidang-bidang tersebut meliputi daya saing ekonomi dan inovasi, kualitas sumber daya manusia, perlindungan sosial, pemberdayaan UMKM, serta pertanian berkelanjutan. Kelima pilar ini dirancang untuk memastikan pertumbuhan yang holistik dan berkelanjutan, selaras dengan agenda pembangunan nasional dan global. Visi ini juga menunjukkan keselarasan dengan banyak inisiatif pembangunan di Singapura, terutama dalam hal inovasi dan keberlanjutan.
"Saya meyakini bahwa Singapura dan Jawa Timur memiliki banyak kesamaan tujuan, terutama dalam memajukan inovasi, SDM, dan keberlanjutan," tuturnya, menyampaikan keyakinan kuat akan potensi sinergi antara kedua belah pihak. Kesamaan visi ini menjadi landasan kuat untuk membangun kemitraan yang lebih dalam dan saling menguntungkan. Oleh sebab itu, Gubernur Khofifah berharap bahwa diskusi yang telah berlangsung akan membuka peluang baru bagi kolaborasi yang lebih kuat dan kemitraan yang saling menguntungkan, baik bagi masyarakat Jawa Timur maupun Singapura. Ia kembali menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dan persahabatan yang terjalin, berharap hubungan baik ini dapat terus tumbuh erat dan membawa kemakmuran yang lebih besar bagi kedua wilayah.
Menanggapi presentasi dan harapan Gubernur Khofifah, Menteri Luar Negeri Singapura, H.E. Vivian Balakrishnan, memberikan respons positif. Ia menyatakan bahwa hasil pertemuan dan silaturahmi dengan Gubernur Khofifah akan ditindaklanjuti untuk direalisasikan menjadi kerja sama konkret pada masa mendatang. Pernyataan ini menunjukkan komitmen Singapura untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi kerja sama yang telah dibahas, menegaskan bahwa kunjungan Gubernur Khofifah bukan sekadar pertemuan seremonial, melainkan langkah awal menuju kemitraan yang lebih erat dan produktif.
Kunjungan ini menegaskan posisi Jawa Timur sebagai salah satu lokomotif ekonomi Indonesia yang semakin aktif di kancah internasional. Dengan potensi yang besar, infrastruktur yang memadai, dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, Jawa Timur menjadi mitra yang sangat menjanjikan bagi Singapura dalam memperkuat posisi regionalnya. Kolaborasi di bidang ekonomi hijau, investasi, pendidikan, dan pengembangan SDM diharapkan tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mempererat hubungan diplomatik dan budaya antara Indonesia, khususnya Jawa Timur, dengan Singapura. Melalui kemitraan ini, kedua belah pihak dapat bersama-sama menghadapi tantangan global dan meraih peluang di era yang semakin terhubung.
(rakyatindependen.id)
![]()



