Magetan, rakyatindependen.id – Sebuah peristiwa kebakaran hebat melanda Toko Sedulur Murah yang berlokasi di Desa Rejomulyo, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, pada Senin malam, 6 Oktober 2025. Insiden tragis ini tak hanya menghanguskan hampir seluruh bangunan toko, tetapi juga menimbulkan kerugian material yang diperkirakan mencapai angka fantastis Rp300 juta, meninggalkan duka mendalam bagi pemilik dan keprihatinan di kalangan masyarakat setempat. Api yang berkobar dengan cepat diduga berasal dari korsleting listrik, mengubah pusat perbelanjaan kebutuhan sehari-hari warga menjadi puing-puing dalam hitungan jam.
Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 23.45 WIB, ketika sebagian besar warga Desa Rejomulyo telah terlelap dalam tidurnya. Saksi kunci, Adi Setiawan, yang bertugas menjaga toko, baru saja kembali dari warung kopi di dekat lokasi. Saat langkah kakinya menapaki pelataran toko, ia merasakan hawa panas yang tidak biasa dan mencium bau asap menyengat yang menusuk hidung. Pandangannya kemudian tertuju pada bagian dalam toko, di mana kobaran api sudah membesar dan melahap barang-barang dagangan dengan ganas. Pemandangan mengerikan itu seketika membuat Adi terperanjat, jantungnya berdegup kencang menyaksikan tempat kerjanya dilalap si jago merah.
Dalam kepanikan yang luar biasa, Adi Setiawan segera berteriak meminta pertolongan. Teriakan paniknya memecah keheningan malam dan berhasil membangunkan beberapa warga sekitar yang rumahnya berdekatan dengan toko. Tanpa menunggu lama, warga mulai berdatangan, membawa ember-ember berisi air, karung goni basah, bahkan pasir, berusaha keras memadamkan api yang semakin tak terkendali. Mereka juga berupaya menyelamatkan barang-barang dagangan yang masih bisa dijangkau dari amukan api, meskipun asap tebal dan panas yang menyengat sangat menyulitkan. Semangat gotong royong terpancar jelas di tengah kegelapan malam, mencerminkan solidaritas warga Desa Rejomulyo dalam menghadapi musibah.
Kapolsek Panekan, AKP Haryono, yang segera tiba di lokasi kejadian setelah menerima laporan, menjelaskan kronologi awal penemuan api. "Melihat api sudah membesar, saksi bersama warga berusaha memadamkan api dan menyelamatkan barang dagangan yang belum terbakar," ujarnya. AKP Haryono mengapresiasi kecepatan tanggap warga yang berupaya melakukan pemadaman awal, meskipun api sudah terlampau besar untuk dipadamkan secara manual. Keputusan cepat untuk menghubungi pihak pemadam kebakaran adalah langkah yang tepat, mengingat skala kebakaran yang sudah mengkhawatirkan.
Tak lama setelah laporan diterima, dua unit mobil pemadam kebakaran dari Kabupaten Magetan bergegas menuju lokasi dengan sirine meraung-raung, membelah keheningan malam. Kedatangan mereka disambut lega oleh warga yang sudah mulai kelelahan dan putus asa menghadapi keganasan api. Para petugas pemadam kebakaran segera bertindak profesional, menyusun strategi pemadaman. Mereka mengerahkan selang-selang panjang, menyemprotkan air dengan tekanan tinggi ke titik-titik api yang paling parah. Asap tebal mengepul tinggi ke angkasa, membuat langit malam di atas Rejomulyo tampak kelabu dan sesekali dihiasi pijaran oranye dari kobaran api.
Proses pemadaman berlangsung intens selama hampir satu jam. Petugas pemadam kebakaran bekerja tanpa henti, dibantu oleh warga yang terus memberikan dukungan dan membantu mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Pertarungan sengit antara petugas dan si jago merah akhirnya membuahkan hasil. Setelah penyemprotan air dilakukan secara merata dan strategis, api akhirnya berhasil dipadamkan sepenuhnya. Namun, yang tersisa hanyalah kerangka bangunan yang menghitam, atap yang ambruk, dan tumpukan puing-puing hangus yang dulunya adalah Toko Sedulur Murah, sebuah pusat perekonomian kecil bagi warga sekitar.
Beruntung, dalam insiden ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, sebuah kabar baik di tengah kerugian material yang besar. Namun, kerugian materiil yang ditaksir mencapai sekitar Rp300 juta merupakan pukulan telak bagi Dwi Febrianto, pemilik Toko Sedulur Murah. Angka tersebut diperkirakan mencakup nilai bangunan yang rusak parah, seluruh stok barang dagangan mulai dari sembako, peralatan rumah tangga, hingga pakaian yang ludes terbakar, serta peralatan operasional toko lainnya. Bagi Dwi Febrianto, toko ini bukan hanya sekadar bangunan, melainkan sumber mata pencarian dan investasi hidup yang kini tinggal kenangan. Ia dikenal sebagai sosok yang ramah dan Toko Sedulur Murah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut nadi ekonomi lokal, melayani kebutuhan sehari-hari warga Desa Rejomulyo dan sekitarnya selama bertahun-tahun.
Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan mendalam untuk memastikan penyebab pasti kebakaran. Dugaan awal mengarah pada korsleting listrik, yang merupakan salah satu pemicu kebakaran paling umum. Tim investigasi akan memeriksa secara seksama kondisi instalasi listrik di lokasi kejadian, mencari bukti-bukti fisik, dan mengumpulkan keterangan dari para saksi. Pemeriksaan lebih lanjut akan melibatkan ahli forensik kebakaran untuk menganalisis sisa-sisa puing dan menentukan titik awal api, serta memastikan apakah ada faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap cepatnya penyebaran api. Pentingnya pemeriksaan rutin instalasi listrik, penggunaan peralatan listrik yang sesuai standar, dan menghindari penggunaan stop kontak berlebihan menjadi sorotan utama dalam upaya pencegahan kebakaran serupa di masa mendatang.
Peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran. Pemeriksaan berkala terhadap instalasi listrik di rumah maupun tempat usaha, penyediaan alat pemadam api ringan (APAR), serta pengetahuan dasar tentang cara penanganan awal kebakaran dapat sangat membantu meminimalisir risiko dan dampak yang ditimbulkan. Bagi pemilik usaha, asuransi kebakaran juga menjadi pertimbangan penting untuk melindungi aset dari kerugian tak terduga seperti ini.
Masyarakat Desa Rejomulyo menunjukkan keprihatinan mendalam atas musibah yang menimpa Toko Sedulur Murah. Banyak warga yang merasa kehilangan karena toko tersebut merupakan tempat mereka biasa berbelanja kebutuhan pokok. Beberapa tetangga dan kerabat Dwi Febrianto telah menyatakan kesiapan mereka untuk memberikan dukungan, baik secara moral maupun materiil, untuk membantu pemilik toko bangkit kembali dari keterpurukan. Solidaritas dan semangat gotong royong diharapkan dapat menjadi kekuatan bagi Dwi Febrianto untuk menata kembali usahanya di masa depan.
Kebakaran hebat ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Selain kerugian materiil yang sangat besar, peristiwa ini juga menyisakan trauma dan duka. Harapan kini tertumpu pada proses penyelidikan yang transparan dan upaya bersama untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Sementara itu, Dwi Febrianto dan keluarganya menghadapi tantangan besar untuk membangun kembali Toko Sedulur Murah, yang selama ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan ekonomi dan sosial di Desa Rejomulyo, Kecamatan Panekan, Magetan.
[fiq/beq]