Krisis Lini Tengah dan Kontrol Emosi: Mengapa PSM Makassar Terseok-seok di Awal Musim?

PSM Makassar, sang kampiun yang gagah perkasa, kini bagaikan kapal oleng di tengah badai. Lima pekan telah berlalu di Super League 2025/2026, namun jangkar kemenangan belum juga berhasil diturunkan. Alih-alih merajut poin demi poin, Juku Eja justru terperangkap dalam labirin hasil imbang dan kekalahan, mengumpulkan hanya tiga angka dari empat pertandingan yang telah dilakoni.
Start yang mengecewakan ini tentu saja memicu tanda tanya besar di benak para suporter setia. Apa gerangan yang menimpa tim kebanggaan mereka? Mengapa PSM, yang dikenal dengan soliditas dan daya juangnya, kini tampak kehilangan arah? Pertanyaan-pertanyaan ini menggema di setiap sudut kota Makassar, mencari jawaban yang mampu menjelaskan kemerosotan performa tim kesayangan.
Di tengah kebimbangan dan kekecewaan, sang nahkoda, Bernardo Tavares, mencoba memberikan penjelasan. Dengan nada prihatin, pelatih asal Portugal ini menyoroti dua faktor utama yang menjadi biang keladi keterpurukan PSM: masalah di lini tengah dan kontrol emosi para pemain.
Lini Tengah yang Kurang Kreatif dan Belum Padu
Tavares mengakui bahwa lini tengah PSM saat ini masih jauh dari harapan. Ia menilai para pemain tengah belum mampu menunjukkan kreativitas yang cukup untuk membongkar pertahanan lawan. Selain itu, chemistry antar pemain di lini tengah juga belum terbangun dengan baik, sehingga aliran bola seringkali tersendat dan kurang efektif.
"Saya melihat ada permasalahan di lini tengah. Para pemain tengah kesulitan menciptakan peluang dan belum bisa bermain sebagai satu kesatuan," ujar Tavares dengan nada serius. "Kami membutuhkan lebih banyak kreativitas dan kerja sama di lini tengah agar bisa mendominasi pertandingan dan mencetak gol."
Evaluasi Tavares ini sejalan dengan apa yang terlihat di lapangan. Lini tengah PSM memang tampak kurang menggigit dan kurang mampu mengalirkan bola ke lini depan dengan lancar. Akibatnya, para penyerang PSM seringkali kesulitan mendapatkan suplai bola yang memadai, sehingga mereka kesulitan untuk mencetak gol.
Selain itu, lini tengah PSM juga kurang mampu memberikan perlindungan yang cukup bagi lini belakang. Akibatnya, pertahanan PSM seringkali rentan terhadap serangan balik lawan. Hal ini terlihat jelas dalam beberapa pertandingan terakhir, di mana PSM seringkali kebobolan gol-gol yang seharusnya bisa dicegah.
Masalah Emosi yang Mempengaruhi Performa
Selain masalah di lini tengah, Tavares juga menyoroti masalah emosi yang dialami para pemainnya. Ia menilai para pemain PSM seringkali terlalu tegang dan terbebani dengan ekspektasi tinggi dari para suporter. Akibatnya, mereka tidak bisa bermain lepas dan menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
"Saya melihat para pemain terlalu tegang dan terbebani dengan ekspektasi tinggi. Mereka tidak bisa bermain lepas dan menikmati pertandingan," keluh Tavares. "Kami harus bisa mengatasi masalah emosi ini agar para pemain bisa bermain dengan lebih tenang dan percaya diri."
Masalah emosi ini memang menjadi salah satu kendala terbesar bagi PSM. Para pemain PSM seringkali melakukan kesalahan-kesalahan mendasar akibat terlalu tegang. Selain itu, mereka juga seringkali terpancing emosi oleh provokasi lawan, sehingga mereka kehilangan fokus dan konsentrasi.
Dalam beberapa pertandingan terakhir, terlihat jelas bahwa para pemain PSM kurang mampu mengontrol emosi mereka. Mereka seringkali melakukan pelanggaran-pelanggaran yang tidak perlu, yang berakibat pada kartu kuning dan kartu merah. Hal ini tentu saja merugikan tim, karena mereka harus bermain dengan jumlah pemain yang lebih sedikit.
Analisis Statistik: Dominasi Penguasaan Bola yang Sia-Sia
Statistik pertandingan menunjukkan bahwa PSM sebenarnya mampu mendominasi penguasaan bola dalam beberapa pertandingan terakhir. Namun, dominasi penguasaan bola ini ternyata tidak berbanding lurus dengan hasil yang diraih. PSM seringkali kesulitan untuk memanfaatkan dominasi penguasaan bola mereka untuk menciptakan peluang dan mencetak gol.
Dalam salah satu pertandingan, misalnya, PSM mencatatkan 67 persen penguasaan bola dan total 14 tembakan ke arah gawang (4 on target). Namun, mereka gagal mencetak satu gol pun. Sementara itu, lawan mereka hanya kebagian 33 persen penguasaan bola dan 6 tembakan tepat sasaran dari 9 percobaan.
Statistik ini menunjukkan bahwa PSM terlalu lama memainkan bola di lini tengah dan kurang efektif dalam memanfaatkan peluang yang ada. Mereka terlalu fokus pada penguasaan bola dan kurang fokus pada menciptakan peluang dan mencetak gol.
Tavares sendiri mengakui bahwa timnya terlalu lama memainkan bola di lini tengah. Ia menilai para pemainnya tidak mampu memanfaatkan kelemahan lawan dan terlalu lama menguasai bola tanpa menciptakan peluang yang berarti.
"Kita pegang bola, kita terlalu lama dengan bola di tengah dan kita tidak latihankan hal ini," ujar Tavares dengan nada kecewa. "Padahal kita sudah memberi informasi tentang kelemahan tim lawan yang bsa dimanfaatkan. Tapi mereka tidak memanfaatkan hal tersebut."
Solusi: Evaluasi Mendalam dan Perubahan Strategi
Menghadapi situasi yang sulit ini, PSM Makassar harus segera melakukan evaluasi mendalam dan mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaiki performa tim. Tavares sebagai pelatih kepala harus mampu mengidentifikasi akar permasalahan dan merumuskan solusi yang tepat.
Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah memperbaiki lini tengah. Tavares harus mampu menemukan formula yang tepat untuk lini tengah PSM, dengan memadukan pemain-pemain yang memiliki kreativitas dan kemampuan untuk bekerja sama dengan baik. Selain itu, ia juga harus melatih para pemain tengah untuk lebih berani mengambil inisiatif dan menciptakan peluang.
Selain itu, PSM juga harus mengatasi masalah emosi yang dialami para pemainnya. Tavares harus mampu memberikan motivasi dan dukungan kepada para pemain agar mereka bisa bermain dengan lebih tenang dan percaya diri. Ia juga harus melatih para pemain untuk lebih mampu mengontrol emosi mereka dan tidak terpancing oleh provokasi lawan.
Di samping itu, PSM juga perlu melakukan perubahan strategi. Mereka tidak bisa terus mengandalkan penguasaan bola tanpa mampu menciptakan peluang dan mencetak gol. Mereka harus lebih berani mengambil risiko dan bermain lebih menyerang. Selain itu, mereka juga harus lebih efektif dalam memanfaatkan peluang yang ada.
Harapan di Tengah Keterpurukan
Meskipun tengah terpuruk, PSM Makassar tetap memiliki potensi untuk bangkit dan meraih hasil yang lebih baik. Mereka memiliki pemain-pemain berkualitas dan pelatih yang berpengalaman. Dengan kerja keras dan kerja sama yang baik, mereka pasti bisa mengatasi masalah yang ada dan kembali ke jalur kemenangan.
Para suporter setia PSM juga tidak boleh kehilangan harapan. Mereka harus terus memberikan dukungan kepada tim kesayangan mereka, baik dalam keadaan suka maupun duka. Dukungan dari para suporter akan menjadi motivasi tambahan bagi para pemain untuk memberikan yang terbaik di lapangan.
Perjalanan masih panjang. Masih banyak pertandingan yang harus dilakoni. PSM Makassar harus bangkit dari keterpurukan dan membuktikan bahwa mereka adalah tim yang kuat dan pantang menyerah. Dengan semangat juang yang tinggi dan dukungan dari para suporter setia, mereka pasti bisa meraih kesuksesan di Super League 2025/2026.
PSM Makassar, Ewako!