Nasional

Lamongan Memimpin Modernisasi Pertanian: Alsintan Canggih Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

Pemerintah Kabupaten Lamongan terus menunjukkan komitmen kuatnya dalam memajukan sektor pertanian, sebuah pilar ekonomi yang vital bagi daerah. Melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Pemkab Lamongan secara masif menyalurkan berbagai jenis alat dan mesin pertanian (alsintan) modern kepada kelompok-kelompok tani di seluruh wilayahnya. Langkah strategis ini bukan sekadar bantuan biasa, melainkan sebuah investasi jangka panjang yang dirancang untuk merevolusi praktik pertanian, meningkatkan efisiensi, menekan biaya produksi, menghemat waktu dan tenaga, serta pada akhirnya, meningkatkan kesejahteraan para petani. Inisiatif ini menandai babak baru dalam upaya Lamongan untuk mengukuhkan posisinya sebagai lumbung pangan nasional yang modern dan berkelanjutan.

Dalam konteks pertanian global yang semakin kompetitif dan tantangan perubahan iklim yang nyata, modernisasi pertanian bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan. Pemkab Lamongan memahami betul dinamika ini dan meresponsnya dengan kebijakan proaktif. Penyaluran alsintan ini menjadi tulang punggung strategi daerah dalam mencapai swasembada pangan yang lebih tangguh dan berdaya saing. Dengan adopsi teknologi pertanian yang tepat, diharapkan petani Lamongan dapat mengatasi berbagai kendala tradisional seperti keterbatasan tenaga kerja, tingginya biaya operasional, serta risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem.

Salah satu bantuan alsintan yang paling menonjol dan sangat dinantikan adalah mesin combine harvester. Mesin pemanen padi canggih ini telah disalurkan kepada kelompok tani di Desa Pangkatrejo, Kecamatan Sugio, sebuah daerah yang dikenal sebagai salah satu sentra produksi padi di Lamongan. Kehadiran combine harvester membawa angin segar bagi petani, terutama saat musim panen tiba. Jika sebelumnya proses panen membutuhkan banyak tenaga kerja manual, waktu yang lama, dan seringkali menimbulkan kehilangan hasil panen (losses) yang signifikan, kini dengan combine harvester, seluruh proses dapat dipercepat secara drastis. Mesin ini mampu memotong, merontokkan, dan membersihkan gabah dalam satu kali operasi, mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja musiman yang semakin langka dan mahal. Efisiensi waktu yang didapatkan juga memungkinkan petani untuk segera mempersiapkan lahan untuk musim tanam berikutnya, sehingga meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan pada akhirnya, total produksi padi. Selain itu, kualitas gabah yang dihasilkan oleh combine harvester cenderung lebih baik karena proses perontokan yang lebih bersih dan minim kerusakan.

Kepala DKPP Lamongan, Mugito, menegaskan bahwa program penyaluran alsintan ini merupakan buah dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lamongan yang telah diselaraskan dengan visi dan kebijakan nasional. "Bantuan alsintan ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia dalam mempercepat terwujudnya swasembada pangan nasional," ungkap Mugito pada Senin (21/10/2025). Menurutnya, Lamongan memiliki peran strategis sebagai salah satu wilayah penyangga utama lumbung pangan nasional. Oleh karena itu, dukungan daerah terhadap visi tersebut harus diwujudkan melalui program-program konkret yang langsung menyentuh petani di lapangan. "Pemerintah Kabupaten Lamongan berupaya agar proses produksi pertanian menjadi lebih efisien dan berbiaya ringan. Dengan penggunaan mesin kombi, panen menjadi lebih cepat dan murah, sehingga pendapatan petani bisa meningkat," tambahnya, menggambarkan dampak ekonomi langsung yang diharapkan. Peningkatan pendapatan petani ini krusial untuk mengangkat taraf hidup mereka dan mendorong regenerasi petani muda yang tertarik pada sektor pertanian modern.

Selain combine harvester yang fokus pada komoditas padi, Pemkab Lamongan juga tidak melupakan komoditas unggulan lainnya. Sebanyak 23 unit motor roda tiga telah disalurkan kepada para petani tembakau. Bantuan ini memiliki sumber pendanaan yang berbeda, yaitu dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). DBHCHT adalah bagian dari pendapatan negara yang dialokasikan kepada daerah penghasil cukai tembakau untuk berbagai kegiatan pembangunan, termasuk di sektor pertanian. Motor roda tiga ini dirancang untuk mengatasi masalah logistik yang sering dihadapi petani, terutama dalam mengangkut hasil panen dari lahan ke tempat pengolahan atau pasar. Meskipun awalnya ditujukan untuk panen tembakau, fleksibilitas motor roda tiga ini menjadikannya aset yang sangat berharga dan multifungsi. Petani dapat memanfaatkannya untuk mengangkut berbagai komoditas lain seperti padi, jagung, sayur-mayur, atau pupuk dan alat-alat pertanian, sehingga memaksimalkan nilai guna dan efisiensi operasional sepanjang tahun. Kemampuan adaptasi ini penting mengingat pola tanam petani seringkali bervariasi sesuai musim dan kebutuhan pasar.

Lamongan Memimpin Modernisasi Pertanian: Alsintan Canggih Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

Tidak berhenti pada panen dan transportasi, DKPP Lamongan juga berinvestasi pada tahap awal budidaya dengan menyalurkan rice transplanter, atau mesin tanam padi. Alat ini didistribusikan kepada sejumlah kelompok tani sebagai bagian dari program percepatan musim tanam padi pertama periode 2025-2026. Rice transplanter merupakan inovasi penting yang mengubah cara penanaman padi dari manual menjadi mekanis. Keunggulannya meliputi kecepatan tanam yang jauh lebih tinggi, penanaman bibit yang seragam dalam hal jarak dan kedalaman, serta mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual yang melelahkan. Penanaman yang seragam ini berkontribusi pada pertumbuhan tanaman yang lebih baik, kemudahan dalam pemeliharaan (pemupukan dan penyiangan), serta potensi peningkatan hasil panen yang lebih optimal. Program ini menjadi langkah konkret pemerintah daerah dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani sejak awal siklus budidaya, memastikan bahwa petani dapat memulai musim tanam dengan lebih cepat dan terstruktur.

Mugito menekankan bahwa semua bantuan alsintan ini berbasis kelompok tani, bukan perorangan. "Kami pastikan alat-alat tersebut dimanfaatkan bersama untuk kepentingan kelompok," tegas Mugito. Pendekatan berbasis kelompok ini memiliki beberapa alasan strategis. Pertama, alsintan modern umumnya memiliki harga yang relatif tinggi, sehingga sulit dijangkau oleh petani perorangan. Dengan kepemilikan kelompok, biaya investasi dapat ditanggung bersama dan manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh anggota. Kedua, pengelolaan dan pemeliharaan alsintan menjadi tanggung jawab bersama, mendorong rasa memiliki dan kerja sama antarpetani. Ketiga, model ini memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman dalam penggunaan teknologi baru, sehingga mempercepat adopsi inovasi di tingkat akar rumput. Ini juga membangun kapasitas kelembagaan kelompok tani, menjadikan mereka lebih mandiri dan profesional.

Dengan hadirnya bantuan alsintan modern ini, Pemkab Lamongan memiliki harapan besar. Para petani diharapkan dapat bekerja lebih produktif, mandiri, dan mampu menekan biaya produksi secara signifikan. Penggunaan teknologi pertanian modern diyakini menjadi kunci untuk memperkuat daya saing produk pertanian Lamongan di pasar, baik lokal maupun nasional. Selain itu, modernisasi ini diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk kembali menekuni sektor pertanian, melihat bahwa bertani kini dapat dilakukan dengan lebih mudah, efisien, dan menjanjikan secara ekonomi. Lingkungan kerja yang lebih baik dan prospek pendapatan yang meningkat dapat mengubah persepsi negatif tentang pertanian sebagai pekerjaan yang berat dan kurang menjanjikan.

Program penyaluran alsintan ini bukan hanya tentang mesin semata, tetapi merupakan bagian integral dari strategi besar Pemkab Lamongan untuk mendukung ketahanan pangan daerah dan nasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Lamongan terus berupaya memperkuat posisinya sebagai daerah penyangga lumbung pangan nasional yang handal dan inovatif. Ini melibatkan tidak hanya penyediaan alat, tetapi juga program pendampingan, pelatihan penggunaan dan perawatan alsintan, serta akses terhadap informasi pasar dan teknologi terbaru. Upaya ini mencerminkan visi holistik pemerintah daerah dalam membangun sektor pertanian yang resilien, produktif, dan berkelanjutan, memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau bagi masyarakat, serta masa depan yang lebih cerah bagi para petani Lamongan.

[rakyatindependen.id]

Lamongan Memimpin Modernisasi Pertanian: Alsintan Canggih Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

Related Articles