Berita BojonegoroFeaturedUncategorized

Makni Batik dan Fosil Ikan Hiu di Desa Jono, Temayang, Ikuti Penilaian Geopark Nasional 2025

BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Tim Penilaian Verifikasi dan Validasi Geopark Nasional (UGGP) UNESCO Global Geopark tahun 2025, melakukan penilain di Desa Jono, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (12/6/2025).

Penilaian dilakukan pada Seni batik yaitu Makni Batik yang berada di Desa Jono, RT 010, RW 002 dan Lokasi Fosil ikan Hiu di Petak 128 RPH Sampang, KPH Dander, yang berada di wilayah hukum Desa Jono, Kecamatan Temayang.

Desa Jono yang telah memperoleh predikat Desa Wisata Budaya itu, Tim Verifikasi dan Validasi serta Penilaian Geopark Nasional 2025, yang di pimpin langsung oleh ketuanya yaitu Mirawati Sudjono.

Saat berkunjung dan melakukan penilaian di Makni Batik yang merupakan Batik Bojonegoro itu, Mirawati Sujono bersama timnya sangat teliti dan banyak memberikan saran dan masukan demi kemajuan usaha batik yang ditekuni oleh Makni Batik yang memiliki nama Paini (48) itu.

Ciri Khas Batik Desa Jono telah di tetapkan sebagai Batik Ikon Bojonegoro . dengan 9 (Sembilan) motif batik yang telah ditetapkan Bupati Bojonegoro yang bernomor 188/50/412 .11/2010 , tertanggal 25 Februari 2010 silam.

Ketua Tim Penilaian Geopark Nasional Mirawati Sujono saat mencoba membatik di Makni Batik yang berada di Desa Jono, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Kamis (12/6/2025)

Adapun sembilan motif khas batik Bojonegoro yakni, Pari Sumilah , Soto Gondo Wangi , Parang Dahono Mungal , Jagung Miji Emas , Mliwis Mukti , Gatra Rinoce , Renchak Thengul , Parang Sekar Lembu Rinambat dan Sekar Jati.

Dalam memproduksi batik tersebut, wanita yang akrab disapa Mak Ni itu, mempekerjakan para remaja putrid an ibu-ibu untuk bekerja membatik sehingga bisa menambah inkam untuk kebutuhan sehari-hari.

Gudang yang cukup luas milik Makni Batik itu, dipakai membatik dan banyak anak-anak usia sekolah dan juga mahasiswi yang datang untuk latihan membatik sehingga Makni Batik itu bisa menjadi tempat wisata di Desa Jono itu.

Desa Jono yang memiliki budaya kerawitan yang sering disebut Seni Tayub Bojonegoro juga memiliki peninggalan benda-benda bersejarah dan berbagai hal tentang peninggalan alam yang luar biasa seperti halnya dengan adanya Fosil Ikan Hiu yang berdasarkan penelitian umurnya sudah ratusan juta tahun silam.

Fosil Ikan Hiu yang berada di tengah hutan jati 2013 siam itu, ditemukan seorang Arkeolog bernama KRT Supangat yang sudah purna TNI AD tahun 2013 silam itu.

“Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Museum Bandung, fosil ikan hiu yang ditemukan di wilayah hukum Desa Jono itu umurnya di perkirakan sudah 112 juta tahun,” ungkapnya.

Tampak, anak-anak berlatih membatik di Makni Batik yang berada di Desa Jono, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Kamis (12/6/2025)

Lanjut Supangat, melalui penyusutan air laut yang sudah ratusan juta tahun silam sehingga membuat daratan banyak Ikan besar seperti Ikan Hiu yang mati sehingga tulang belulangnya serta giginya membatu dan akhirnya menjadi Fosil itu.

Ketua Tim Penilaian Geopark Nasional Mirawati Sujono merasa heran sekaligus kagum, mengapa ada fosil sirip ikan hiu di hutan yang ada di Desa Jono itu. Padahal jarak Desa Jono dengan Laut yang berada di wilayah Kabupaten Tuban itu diperkirakan ada 80 kilo meter.

“Lokasi fosil ini harus dijaga dengan baik dan jangan ditanam pohon dekat lokasi, harus steril karena ini merupakan peninggalan yang langka dan satu-satunya di Indonesia,” kata Mirawati Sujono menegaskan.

Lanjut Mirawati, jaga dan lindungi lokasi Fosil Sirip Ikan Hiu ini, jika perlu jadikan tempat ini menjadi Edukasi bagi para anak-anak, tentang pentingnya menjaga dan melindungi warisan seni dan budaya warisan nenek moyang kita itu

Di akhir penuturannya, Mirawati memberikan saran agar pengelola Fosil Sirip ikan Hiu itu mengajukan proposal pembangunan pendukung, baik pendopo maupun gazebo-gazebo itu BUMN yang ada di Kabupaten Bojonegoro ini.

“Ajukan saja ke BUMN yang ada di Kabupaten Bojonegoro seperti Exxon Mobil, Pertamina atau juga bisa ke BUMD Bojonegoro untuk memperoleh CSR untuk membangun lokasi Fosil Sirip Ikan Hiu ini. Enthenglah bagi perusahaan besar jika hanya membiayai lokasi Fosil ikan Hiu ini.” Pungkasnya.

Ketua Tim Penilaian Geopark Nasional Mirawati Sujono foto bersama di lokasi fosil ikan hiu yang berada di Desa Jono, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Kamis (12/6/2025)

Sementara itu, Kepala Desa Jono Hj. Henis Meindrawati kepada para awak media mengatakan,
Kegiatan ini merupakan kegiatan Pemkab Bojonegoro. Namun, karena yang dikunjungi desanya maka dirinya memberikan sambutan kepada tim penilai tersebut.

Lanjut Hj Haenis Meindrawati, bahwa dengan banyaknya budaya , Situs dan benda-benda Purbakala yang ada di desanya itu, pihaknya berharap Desa Jono bisa menjadi desa wisata dan budaya yang dikunjungi para wisatawan baik lokal maupun turis asing sehingga membuat UMKM di desa Jono bisa berkembang dan semakin maju .

“Dengan keistimewaan Desa Jono yang merupakan Desa Wisata dan Budaya, kami berharap agar Pemkab Bojonegoro memberikan dukungan dengan membangun sarana-prasarana seprti jalan lingkungan, gorong-gorong, drainase sehingga bisa memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Jono,” katanya berharap.

Tampak hadir, Camat Temayang Mochammad Basuki, Dinas Pendidikan , Dinas Pariwisata , Dinas Perindustrian dan Perdagagan serta Dinas Perhubungan Bojonegoro , Perhutani KPH Bojonegoro dan anak-anak sekolah beserta para Guru sekolah Dasar dan Menengah di Bojonegoro.

Hadir pula, Satpol PP Kecamatan Temayang, Linmas Jono serta Mahasiswa-mahasiswi Universitas Bojonegoro (Unigoro).

**(Kis/Red)

Sukisno

Seorang Wartawan Veteran di Daerah Bojonegoro

Related Articles