Mandul Gol, Jacques Medina Jadi Bulan-bulanan Suporter PSM: Bayang-bayang Adilson Silva Menghantui

Winger PSM Makassar, Jacques Medina Themopele, kini berada dalam pusaran kritik pedas dari para suporter setia Juku Eja. Performa pemain asal Kongo ini dinilai jauh dari harapan, bahkan setelah melakoni delapan pertandingan di Super League 2025/2026. Minimnya kontribusi gol dan assist dari Medina telah memicu gelombang kekecewaan di kalangan pendukung PSM, yang kini mulai membandingkannya dengan performa kurang memuaskan dari mantan pemain asing lainnya, Adilson Silva.
Tekanan terhadap Medina semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Setiap pertandingan tanpa gol semakin memperburuk citranya di mata suporter. Mereka mulai mempertanyakan keputusan manajemen untuk mendatangkan pemain dengan rekam jejak yang dianggap belum teruji di level kompetisi tertinggi.
Jacques Medina, pemain bertubuh jangkung dengan tinggi 187 cm, diharapkan menjadi mesin gol baru bagi PSM Makassar. Kehadirannya diharapkan mampu memberikan dimensi baru dalam serangan tim, dengan kemampuannya dalam duel udara dan kecepatan dalam menyisir sisi lapangan. Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Medina kesulitan untuk beradaptasi dengan gaya bermain PSM, dan performanya jauh di bawah ekspektasi.
Berdasarkan data dari situs Transfermarkt, nilai pasar Jacques Medina saat ini mencapai Rp1,30 miliar. Angka ini mencerminkan ekspektasi tinggi yang diletakkan di pundaknya saat pertama kali bergabung dengan PSM. Namun, dengan performa yang mengecewakan, nilai tersebut kini dipertanyakan oleh banyak pihak. Apakah Medina mampu membuktikan dirinya sepadan dengan investasi yang telah dikeluarkan oleh klub?
Selama membela PSM, Jacques Medina telah bermain total 590 menit. Ia lebih sering ditempatkan di posisi sayap kiri, posisi yang seharusnya menjadi wilayah kekuasaannya untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. Namun, alih-alih menjadi ancaman bagi pertahanan lawan, Medina justru terlihat kesulitan dalam menciptakan peluang dan melepaskan tembakan akurat ke gawang.
Pada laga terakhir kontra Madura United di Stadion Gelora BJ Habibie, Medina hanya bermain selama 60 menit sebelum akhirnya ditarik keluar dan digantikan oleh pemain lain. Keputusan ini semakin memperjelas bahwa pelatih PSM Makassar, saat itu, mulai kehilangan kepercayaan pada kemampuan Medina untuk memberikan kontribusi signifikan dalam pertandingan.
Dari delapan penampilannya musim ini, Jacques Medina hanya empat kali bermain penuh selama 90 menit. Itu pun terjadi saat menghadapi tim-tim yang secara kualitas berada di bawah PSM, seperti Semen Padang, Persija Jakarta, Arema FC, dan Persik Kediri. Namun, dalam pertandingan-pertandingan tersebut, Medina tetap gagal mencetak gol atau memberikan assist, yang semakin memperkuat argumen bahwa ia belum mampu beradaptasi dengan tuntutan kompetisi di Indonesia.
Minimnya kontribusi Medina telah memicu gelombang kritik dari suporter PSM di media sosial. Berbagai komentar pedas dan sindiran dilontarkan kepada pemain asal Kongo ini. Mereka mempertanyakan kualitasnya sebagai pemain profesional dan mempertanyakan apakah ia benar-benar layak untuk bermain di PSM Makassar.
Salah satu komentar pedas datang dari akun Instagram @marmin.samuel, yang menulis, "Bagaimana caranya pemain basket ji dikasi main bola," sindirnya. Komentar ini merujuk pada postur tubuh Medina yang tinggi menjulang, yang dianggap lebih cocok untuk bermain basket daripada sepak bola. Sindiran ini mencerminkan kekecewaan suporter terhadap gaya bermain Medina yang dianggap tidak efektif dan tidak sesuai dengan pola permainan tim.
Akun lainnya, @r3ndr4_84, memberikan penilaian yang lebih moderat. Ia mengakui bahwa kemampuan fisik Medina cukup baik, namun ia menilai bahwa pemain tersebut belum maksimal dalam permainan tim. "Pemain ini lumayan kuat. Utamanya pada fisik. Cuman game plannya masih perlu dievaluasi dan dikembangkan lagi sesuai kebutuhan tim atau lawan yang akan dihadapi," tulisnya. Komentar ini menunjukkan bahwa suporter masih melihat potensi dalam diri Medina, namun mereka berharap agar pelatih dapat membantu pemain tersebut untuk mengembangkan permainannya dan beradaptasi dengan taktik tim.
Namun, kritik yang lebih tajam datang dari akun @firman_tu.tu6900, yang menyoroti sikap individualis Medina di lapangan. "Dia main bola ngotot, tapi hanya untuk dirinya sendiri. Tanpa memikirkan kemenangan buat tim," ujarnya. Komentar ini menyoroti masalah yang lebih dalam dalam permainan Medina, yaitu kurangnya kerjasama tim dan egoisme di lapangan. Jika Medina terus bermain seperti ini, sulit baginya untuk mendapatkan dukungan dari rekan-rekan setimnya dan memberikan kontribusi positif bagi PSM.
Perbandingan dengan Adilson Silva, mantan pemain asing PSM Makassar yang juga gagal memenuhi ekspektasi, semakin menambah tekanan bagi Jacques Medina. Adilson Silva didatangkan dengan harapan menjadi mesin gol bagi PSM, namun ia justru tampil mengecewakan dan akhirnya didepak dari tim. Kini, suporter PSM khawatir bahwa Medina akan mengikuti jejak Adilson Silva dan menjadi очередная kegagalan dalam perekrutan pemain asing.
Situasi yang dihadapi Jacques Medina saat ini sangat sulit. Ia harus mampu membuktikan diri kepada suporter, pelatih, dan manajemen PSM bahwa ia layak untuk mendapatkan kesempatan bermain. Ia harus bekerja keras untuk meningkatkan kualitas permainannya, beradaptasi dengan taktik tim, dan menunjukkan sikap profesional di dalam maupun di luar lapangan.
Jika Medina mampu mengatasi tekanan ini dan menunjukkan performa terbaiknya, ia berpotensi menjadi pemain kunci bagi PSM Makassar. Namun, jika ia terus gagal memberikan kontribusi yang signifikan, bukan tidak mungkin ia akan bernasib sama dengan Adilson Silva dan menjadi bagian dari sejarah kelam perekrutan pemain asing di PSM Makassar.
Kisah Jacques Medina di PSM Makassar adalah contoh klasik tentang bagaimana ekspektasi tinggi dan tekanan dari suporter dapat mempengaruhi performa seorang pemain. Ia harus mampu menghadapi tantangan ini dengan mental yang kuat dan kerja keras yang tak kenal lelah. Hanya dengan begitu ia dapat membuktikan dirinya sebagai pemain yang layak untuk membela panji-panji Juku Eja.
Selain itu, peran pelatih dan tim manajemen PSM Makassar juga sangat penting dalam membantu Medina untuk mengatasi masalah ini. Pelatih harus mampu memberikan arahan yang tepat dan membantu Medina untuk beradaptasi dengan taktik tim. Tim manajemen juga harus memberikan dukungan moral dan membantu Medina untuk merasa nyaman di lingkungan barunya.
Dengan kerjasama yang baik antara pemain, pelatih, dan manajemen, PSM Makassar berharap Jacques Medina dapat bangkit dari keterpurukan dan menunjukkan performa terbaiknya. Suporter PSM Makassar pun berharap agar Medina dapat segera mencetak gol dan memberikan kontribusi positif bagi tim. Hanya dengan begitu, ia dapat memenangkan hati para suporter dan membuktikan dirinya sebagai pemain yang layak untuk membela panji-panji Juku Eja.
Namun, jika Medina terus gagal memenuhi ekspektasi, bukan tidak mungkin PSM Makassar akan mempertimbangkan untuk mencari penggantinya di jendela transfer mendatang. Kompetisi di Super League semakin ketat, dan PSM membutuhkan pemain-pemain yang mampu memberikan kontribusi maksimal bagi tim. Jika Medina tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut, ia mungkin akan menjadi korban dari kerasnya persaingan di sepak bola profesional.
Kisah Jacques Medina di PSM Makassar adalah sebuah drama yang masih berlanjut. Akankah ia mampu bangkit dari keterpurukan dan membuktikan dirinya sebagai pemain yang berkualitas? Atau akankah ia menjadi bagian dari sejarah kelam perekrutan pemain asing di PSM Makassar? Waktu yang akan menjawabnya.




