Melampaui ‘Alice in Borderland’: Kento Yamazaki, Sang Raja Romantis Jepang dalam 8 Kisah Cinta Tak Terlupakan
Kento Yamazaki, atau yang akrab disapa Yamaken, telah mengukuhkan posisinya sebagai salah satu aktor paling menonjol di Jepang, bahkan di kancah internasional. Perannya yang intens sebagai Arisu Ryohei dalam serial thriller distopia global ‘Alice in Borderland’ di Netflix telah menarik perhatian jutaan penonton di seluruh dunia, memperlihatkan kapasitas aktingnya yang luar biasa dalam genre laga dan misteri. Publik mungkin mengenalnya sebagai wajah yang penuh ketegangan, cerdas, dan seringkali terlibat dalam narasi yang gelap serta penuh adrenalin. Namun, di balik citra yang melekat erat dengan karakter-karakter kompleks dan mendebarkan tersebut, tersimpan sebuah fakta yang mungkin mengejutkan bagi sebagian orang: Yamazaki adalah seorang maestro dalam memerankan kisah cinta. Ia adalah Raja Romantis sejati yang telah menghidupkan berbagai karakter kekasih yang tak terlupakan, memukau penggemar dengan pesona dan kedalaman emosionalnya. Portofolio romansa Yamazaki tidak hanya luas, tetapi juga sangat beragam, mencakup hampir setiap sub-genre yang bisa dibayangkan—mulai dari fiksi ilmiah yang visioner, komedi romantis yang menggemaskan, hingga drama yang menyayat hati dan menguras air mata. Melalui artikel ini, kita akan menyelami sisi lain dari Kento Yamazaki, menelusuri perjalanan karier romantisnya yang memukau melalui delapan film dan serial terbaiknya yang wajib masuk dalam daftar tontonan para penggemar drama Jepang dan siapapun yang ingin melihat spektrum aktingnya yang sesungguhnya.
The Door Into Summer (2021)
Film fiksi ilmiah romantis yang memukau ini menawarkan pengalaman sinematik yang benar-benar unik, diadaptasi dengan brilian dari novel klasik karya penulis legendaris Yasutaka Tsutsui. Kento Yamazaki memerankan karakter seorang insinyur robotika jenius bernama Soichiro Takakura, yang hidup di Tokyo tahun 1995. Hidupnya berantakan setelah dikhianati oleh mitra bisnisnya dan tunangannya sendiri, menyebabkan ia kehilangan semua yang dimilikinya. Dalam keputusasaan, Soichiro memilih untuk memasuki mode ‘tidur beku’ (cold sleep) dan terbangun 30 tahun kemudian di tahun 2025. Di masa depan yang asing itu, ia menggunakan teknologi mesin waktu untuk membongkar konspirasi pengkhianatan yang menghancurkan hidupnya di masa lalu, sekaligus bertekad menemukan cinta sejatinya, Riko (diperankan oleh Kaya Kiyohara), yang telah ia kenal sejak kecil. Yamazaki berhasil membawakan karakter Soichiro dengan nuansa emosional yang mendalam, menunjukkan kegigihan, kecerdasan, dan kerentanan seorang pria yang berjuang melawan takdir dan waktu demi keadilan serta cinta. Film ini wajib ditonton bagi mereka yang mencari kisah romansa yang ‘out of the box’ dengan premis yang cerdas dan kompleks, menghadirkan perpaduan unik antara emosi yang mengharukan, misteri yang mendebarkan, dan elemen perjalanan waktu yang memukau, di mana cinta menjadi kekuatan pendorong di balik setiap keputusan dan penemuan.Wotakoi: Love is Hard For Otaku (2020)
Beralih ke dunia yang lebih ringan dan penuh warna, adaptasi live-action dari anime dan manga populer ini menyuguhkan kisah romansa komedi yang menggemaskan tentang kehidupan dan percintaan para pekerja kantoran yang juga merupakan otaku. Meskipun Kento Yamazaki tampil dalam peran pendukung sebagai Kabakura Taro, penampilannya tetap mencuri perhatian dan meninggalkan kesan mendalam. Kabakura digambarkan sebagai seorang ‘otaku fujoshi’ (penggemar budaya fujoshi) yang kasar dan seringkali sinis di luar, namun sebenarnya memiliki hati yang penyayang dan sangat peduli terhadap orang-orang terdekatnya, terutama pasangannya, Koyanagi Hanako (diperankan oleh Nanao). Chemistry Yamazaki dengan Nanao sangat dinamis, menciptakan dinamika komedi yang menggemaskan sekaligus realistis, yang menjadi salah satu daya tarik utama film ini. Interaksi mereka menyoroti tantangan dan keunikan hubungan antara dua otaku dewasa. Film ini sangat cocok untuk Anda yang menyukai rom-com dewasa dengan hubungan ‘slow-burn’ yang manis, humor yang cerdas, dan representasi budaya otaku yang otentik dan relatable, jauh dari stereotip.One Week Friends (2017)
Memasuki genre romansa sekolah yang manis dan mengharu-biru, film ini adalah permata emosional yang akan menyentuh hati setiap penonton. Kisah ini berpusat pada Kaori Fujimiya (diperankan oleh Haruna Kawaguchi), seorang gadis SMA yang ingatannya tentang teman-temannya akan ter-reset setiap minggu, membuatnya selalu merasa sendirian. Kento Yamazaki memerankan Yuki Hase, seorang siswa yang berusaha keras untuk berteman dengannya. Dengan kesabaran dan kelembutan yang luar biasa, Yuki dengan gigih mendekati Kaori setiap minggu, bahkan setelah Kaori melupakannya berulang kali, berusaha menciptakan kenangan baru dan melindunginya dari rasa sakit. Yamazaki menampilkan sisi paling murni dan lembut dari dirinya dalam peran ini, menghadirkan karakter yang penuh empati dan determinasi. Ia berhasil menggambarkan perjuangan dan harapan Yuki dengan sangat meyakinkan, membuat penonton ikut merasakan manisnya persahabatan dan cinta yang tulus. Film ini menyajikan kisah heartwarming yang sempurna untuk penyuka romansa murni, sedikit melodramatis, dan ingin melihat kekuatan cinta yang mampu mengatasi batasan ingatan.Your Lie in April (2016)
Inilah salah satu mahakarya drama romantis yang wajib ditonton oleh semua penggemar Kento Yamazaki, sekaligus menjadi bukti puncak akting dramatisnya. Adaptasi live-action dari anime dan manga ikonik ‘Shigatsu wa Kimi no Uso’ ini menyajikan kisah cinta yang tragis, mendalam, dan penuh emosi. Yamazaki berperan sebagai Kosei Arima, seorang pianis jenius yang kehilangan kemampuan mendengar nada setelah trauma mendalam atas kematian ibunya, membuatnya tidak bisa lagi bermain piano. Hidupnya yang kelabu berubah drastis ketika ia bertemu dengan Kaori Miyazono (diperankan oleh Suzu Hirose), seorang pemain biola yang ceria, bebas, dan penuh semangat hidup. Kaori perlahan menarik Kosei kembali ke dunia musik dan warna. Yamazaki berhasil membawakan transformasi Kosei dari seorang pemuda yang patah hati dan apatis menjadi seseorang yang menemukan kembali gairahnya, dengan nuansa emosi yang kompleks dan sangat meyakinkan. Film ini akan membawa penonton pada rollercoaster emosi yang tak terlupakan, dengan perpaduan musik klasik yang indah, visual yang memukau, dan kisah cinta yang menguras air mata tentang harapan, impian, dan kehilangan.Wolf Girl and Black Prince (2016)
Kembali ke formula shojo klasik yang digemari banyak remaja, film ini menyuguhkan kisah komedi romantis yang penuh dinamika. Erika Shinohara (diperankan oleh Fumi Nikaido), seorang gadis SMA yang suka berbohong, mengaku punya pacar untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannya. Ia kemudian memaksa Kyoya Sata, seorang cowok populer dan tampan di sekolahnya, untuk berpura-pura menjadi pacarnya. Kento Yamazaki dengan sempurna memerankan Kyoya Sata, si ‘Pangeran Hitam’ yang tampan, masam, dan sadis di awal, namun perlahan-lahan menunjukkan sisi manis dan protektifnya hanya kepada Erika. Karakter Kyoya yang tsundere—dingin di luar tapi hangat di dalam—menjadi ikon berkat Yamazaki. Chemistry-nya dengan Fumi Nikaido sangat dinamis, penuh pertengkaran yang lucu dan momen-momen manis yang membuat penonton gemas. Film ini cocok untuk penggemar trope shojo klasik di mana cowok ‘jahat’ atau sombong hanya baik pada sang heroine, dengan bumbu komedi yang ringan dan kisah cinta yang berkembang secara perlahan namun pasti.Heroine Disqualified (2015)
Rom-com sekolah yang cerah dan menghibur ini menawarkan cerita ringan tentang seorang gadis bernama Hatori Matsuzaki (diperankan oleh Mirei Kiritani) yang berusaha menyembunyikan perasaannya pada teman masa kecilnya dengan berbagai cara yang konyol dan seringkali memalukan. Kento Yamazaki berperan sebagai Teruomi Miik, teman masa kecil yang cool, populer, dan secara tidak sadar menjadi objek cinta sejati Hatori. Teruomi adalah prototipe pahlawan romansa shojo yang ideal—tampan, atletis, dan baik hati, namun sedikit tidak peka terhadap perasaan Hatori yang sudah sangat jelas. Film ini menghadirkan dinamika ‘childhood friends’ yang manis dan komedi situasi yang lucu, di mana Hatori berusaha bersaing dengan gadis lain untuk mendapatkan perhatian Teruomi. Yamazaki berhasil menunjukkan chemistry yang solid dengan Mirei Kiritani, membuat penonton terhibur dengan tingkah laku Hatori yang ekspresif dan reaksi Teruomi yang tenang namun penuh perhatian. Film ini adalah pilihan tepat bagi Anda yang mencari hiburan romantis yang ringan, penuh tawa, dan sedikit drama khas remaja.Orange (2015)
Film drama fantasi yang sangat menyentuh ini menyajikan cerita yang mendalam tentang persahabatan, penyesalan, dan pengorbanan. Kisah ini berawal ketika Naho Takamiya (diperankan oleh Tao Tsuchiya) menerima surat dari dirinya di masa depan, berisi peringatan dan petunjuk untuk menyelamatkan seorang teman baru yang akan pindah ke kelasnya, Kakeru Naruse (diperankan oleh Kento Yamazaki). Yamazaki tampil dalam peran utama sebagai Kakeru, seorang pemuda yang membawa beban emosional dan memiliki masa lalu yang kelam. Namun, peran yang sering dianggap sebagai salah satu penampilan pendukung terbaik Yamazaki justru adalah sebagai Suwa Hiroto (diperankan oleh Ryo Ryusei), seorang teman yang sangat setia, dewasa, dan dengan rela hati mengorbankan kebahagiaannya sendiri—termasuk cintanya pada Naho—demi masa depan dan kebahagiaan Kakeru dan Naho. Karakter Kakeru yang dibawakan Yamazaki menunjukkan kerentanan dan kerapuhan seorang pemuda yang berjuang melawan depresi, sementara interaksinya dengan kelompok teman-temannya menyoroti pentingnya dukungan sosial. Film ini menampilkan kisah tentang persahabatan yang tak tergoyahkan, penyesalan atas pilihan masa lalu, dan pengorbanan yang sangat mengharukan, di mana Kento Yamazaki berhasil memberikan kedalaman emosional yang krusial bagi narasi.LDK (2014)
Menyelesaikan daftar ini adalah salah satu adaptasi manga shojo populer yang menjadi fondasi awal karier romantis Kento Yamazaki. Film ini bercerita tentang Aoi Nishimori (diperankan oleh Ayame Gouriki), seorang siswi SMA yang terpaksa tinggal serumah dengan Shusei Kugayama (diperankan oleh Kento Yamazaki), tetangga barunya yang tampan, populer, namun memiliki reputasi sebagai ‘pangeran’ yang dingin dan menolak semua gadis yang mendekatinya. Yamazaki berperan sebagai Shusei, karakter yang awalnya terlihat angkuh dan menyebalkan, namun perlahan menunjukkan sisi posesif, cemburu, dan bahkan sedikit ‘yandere’ (karakter yang terobsesi dan protektif secara ekstrem terhadap orang yang dicintainya) terhadap Aoi. Sebagai salah satu peran romantis awal Yamazaki yang ikonik, film ini menawarkan dinamika ‘cohabitation’ atau tinggal serumah yang penuh ketegangan, humor, dan tentu saja, romansa yang berkembang dari benci menjadi cinta. Film ini wajib ditonton bagi para penggemar yang ingin melihat akar karier romantisnya dan bagaimana ia sudah mampu menghidupkan karakter shojo yang kompleks dan karismatik sejak awal.

Melalui penelusuran delapan karya luar biasa ini, dari film fiksi ilmiah visioner seperti ‘The Door Into Summer’ yang penuh misteri hingga adaptasi shojo klasik yang mendebarkan seperti ‘LDK’, perjalanan ini secara gamblang membuktikan kekuatan dan kedalaman akting Kento Yamazaki dalam membawakan berbagai nuansa cinta. Ia telah menunjukkan kemampuannya untuk beresonansi sebagai seorang insinyur jenius yang patah hati, seorang otaku yang penyayang di balik penampilan kasarnya, siswa yang sabar dan protektif, pianis yang dihantui trauma, pangeran gelap yang perlahan melunak, teman masa kecil yang menawan, hingga sahabat setia yang rela berkorban. Setiap judul tidak hanya menawarkan pengalaman romansa yang unik dan tak terlupakan, tetapi juga secara kolektif menunjukkan evolusi aktingnya yang mumpuni. Yamazaki berhasil menghidupkan karakter-karakter ini dengan karisma yang berbeda, kedalaman emosional yang autentik, dan kemampuan untuk membangun chemistry yang tak terbantahkan dengan lawan mainnya. Ia tidak hanya memerankan kisah cinta; ia menjadi esensi dari cinta itu sendiri di layar. Jadi, bagi Anda yang mungkin hanya mengenalnya dari perannya yang menegangkan, inilah saatnya untuk menjelajahi sisi ‘Raja Romantis’ Kento Yamazaki dan menyaksikan sendiri bagaimana ia mampu menaklukkan hati penonton dengan setiap tatapan, senyum, dan air mata dalam portofolio romantisnya yang kaya. Kekuatan aktingnya dalam genre romansa adalah bukti nyata bahwa ia adalah salah satu talenta paling serbaguna dan dicintai di industri hiburan Jepang.
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id




