Merajut Asa Kesehatan Komunitas: Pemkab Mojokerto dan UWKS Perkuat Sinergi Pendidikan Medis dalam Kepaniteraan Klinik

Mojokerto (rakyatindependen.id) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto kembali menegaskan komitmennya dalam memajukan sektor kesehatan masyarakat sekaligus mendukung dunia pendidikan. Langkah strategis ini diwujudkan melalui pembukaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS). Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas akademik, melainkan sebuah jembatan vital yang menghubungkan teori di bangku kuliah dengan realitas pelayanan kesehatan di lapangan, menciptakan kolaborasi pendidikan yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Mojokerto. Inisiatif ini menandai babak baru dalam upaya kolaboratif untuk menghasilkan tenaga medis yang tidak hanya cakap secara klinis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang kesehatan komunitas dan tantangan yang dihadapi di tingkat akar rumput.
Acara pembukaan yang penuh semangat ini dipimpin langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra, di ruang rapat Satya Bina Karya (SBK) Pemkab Mojokerto pada Senin, 3 November 2025. Suasana khidmat namun optimis menyelimuti ruangan, mencerminkan harapan besar yang diemban oleh program ini. Bupati Albarra, yang akrab disapa Gus Barra, menyambut hangat rombongan dari UWKS, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor. Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, yang akan menjadi mitra utama dalam pelaksanaan PKL, serta Dekan Fakultas Kedokteran UWKS, Dr. Harry K. Gondo, bersama para dosen pembimbing yang akan mendampingi para mahasiswa selama masa praktik. Kehadiran para kepala UPTD dari lima puskesmas yang menjadi lokasi PKL juga sangat krusial, menunjukkan kesiapan fasilitas kesehatan primer dalam menerima dan membimbing calon dokter muda. Pertemuan ini tidak hanya menjadi seremoni pembukaan, tetapi juga forum diskusi awal untuk menyelaraskan visi dan misi antara pemerintah daerah dan institusi pendidikan.
Program PKL Kepaniteraan Klinik ini direncanakan akan berlangsung intensif selama tiga pekan penuh, dimulai dari tanggal 4 hingga 24 November 2025. Periode ini dianggap cukup untuk memberikan pengalaman komprehensif bagi para mahasiswa dalam memahami dinamika pelayanan kesehatan primer. Lima puskesmas di Kabupaten Mojokerto terpilih sebagai lokasi praktik, yaitu Puskesmas Jetis, Gedeg, Kupang, Kemlagi, dan Kedungsari. Pemilihan puskesmas-puskesmas ini didasarkan pada keragaman karakteristik wilayah dan tantangan kesehatan yang mungkin dihadapi, mulai dari daerah perkotaan hingga pedesaan, sehingga mahasiswa akan mendapatkan spektrum pengalaman yang luas dan bervariasi. Setiap puskesmas akan menjadi laboratorium hidup bagi para dokter muda, tempat mereka mengaplikasikan ilmu, mengasah keterampilan, dan membangun empati terhadap masyarakat.
Dalam pidato pembukaannya, Gus Barra dengan lugas menyampaikan bahwa kegiatan PKL ini merupakan elemen krusial dalam tahapan akhir pendidikan seorang calon dokter. Ia menekankan bahwa ini adalah kesempatan emas bagi mahasiswa untuk beralih dari pembelajaran teoretis ke praktik nyata, belajar langsung dalam menangani pasien, memahami secara mendalam sistem pelayanan kesehatan dasar yang menjadi garda terdepan, serta berinteraksi secara riil dengan berbagai lapisan masyarakat. Proses ini diharapkan tidak hanya memperkaya pengetahuan klinis mereka, tetapi juga membentuk karakter dan profesionalisme yang tangguh. Bupati menyoroti bahwa di puskesmas, para mahasiswa akan dihadapkan pada kompleksitas masalah kesehatan masyarakat yang sesungguhnya, jauh berbeda dengan kasus-kasus yang disajikan di buku atau laboratorium.
Gus Barra lebih lanjut menguraikan bahwa di lingkungan puskesmas, para dokter muda akan secara langsung berhadapan dengan spektrum kondisi kesehatan masyarakat yang sangat beragam. Ini mencakup upaya promotif, seperti penyuluhan kesehatan untuk mencegah penyakit; upaya preventif, misalnya imunisasi dan skrining dini; upaya kuratif, yaitu diagnosis dan pengobatan penyakit; hingga upaya rehabilitatif, yang bertujuan memulihkan fungsi tubuh pasien pasca sakit atau cedera. "Kami percaya, dokter muda yang hadir di sini akan membawa energi baru, ide segar, dan semangat pelayanan yang tulus bagi masyarakat," ujar Gus Barra dengan penuh keyakinan. Ia menambahkan bahwa semangat inovasi dan perspektif baru dari para mahasiswa sangat dibutuhkan untuk terus meningkatkan efektivitas program-program kesehatan di tingkat komunitas. Mereka diharapkan tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga agen perubahan yang aktif.

Bupati Mojokerto juga dengan tegas menegaskan bahwa kehadiran para dokter muda ini tidak semata-mata sebagai sarana pembelajaran bagi mereka, melainkan juga sebagai kontribusi nyata dan signifikan dalam upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan di tingkat puskesmas. Partisipasi mereka diharapkan dapat meringankan beban kerja tenaga kesehatan yang ada, sekaligus membawa praktik-praktik terbaru dari dunia akademik. Gus Barra secara khusus menyoroti esensi pentingnya sinergi antara lingkungan kampus, sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, dan pemerintah daerah, sebagai pemegang kebijakan dan pelaksana layanan publik. Kolaborasi ini, menurutnya, adalah kunci untuk memperkuat sistem kesehatan yang berbasis pada komunitas, di mana kebutuhan dan partisipasi masyarakat menjadi prioritas utama. Sebuah sistem kesehatan yang kuat tidak hanya membutuhkan fasilitas dan tenaga ahli, tetapi juga keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat dan dukungan dari lembaga pendidikan.
"Kolaborasi semacam ini harus terus dijaga untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang berdampak langsung bagi masyarakat. Sinergi antara kampus dan pemerintah daerah diharapkan dapat terus berlanjut, menciptakan ekosistem pembelajaran yang berdampak langsung bagi masyarakat," tambahnya, menggarisbawahi visi jangka panjang dari kemitraan ini. Ekosistem pembelajaran yang dimaksud bukan hanya sebatas transfer pengetahuan dari dosen ke mahasiswa, melainkan juga pertukaran pengalaman dari lapangan kembali ke institusi pendidikan, yang pada akhirnya akan memperkaya kurikulum dan penelitian. Ini adalah siklus berkelanjutan di mana teori dan praktik saling melengkapi, menghasilkan solusi inovatif untuk masalah kesehatan komunitas. Lebih jauh, Gus Barra berharap bahwa program semacam ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam membangun kemitraan yang efektif antara dunia pendidikan dan sektor pelayanan publik.
Menutup sambutannya yang inspiratif, Gus Barra menyampaikan beberapa pesan krusial kepada seluruh peserta PKL. Ia menekankan pentingnya untuk selalu menjaga etika profesi yang luhur, menunjukkan disiplin tinggi dalam setiap tugas, serta menjunjung tinggi profesionalitas selama bertugas di puskesmas. Dalam dunia medis, integritas adalah segalanya. Para dokter muda diharapkan dapat menjalin kerja sama yang baik dan harmonis dengan seluruh tenaga kesehatan yang ada di puskesmas, mulai dari dokter, perawat, bidan, hingga staf administrasi, karena pelayanan kesehatan adalah kerja tim. Selain itu, Gus Barra juga mengingatkan pentingnya untuk menghormati nilai-nilai lokal dan budaya masyarakat setempat, agar interaksi dengan pasien dan komunitas dapat berjalan lancar dan penuh pengertian. Ia berharap agar pengalaman berharga ini dapat menjadi bekal yang tak ternilai harganya bagi mereka dalam menapaki jalan pengabdian di masa depan, membentuk mereka menjadi dokter yang kompeten, berempati, dan berdedikasi tinggi kepada bangsa dan negara.
Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto sendiri telah mempersiapkan segala fasilitas dan dukungan yang dibutuhkan untuk kelancaran PKL ini. Kepala Dinas Kesehatan menyatakan optimisme bahwa kehadiran mahasiswa UWKS akan memberikan angin segar dan membantu berbagai program kesehatan masyarakat yang sedang berjalan, terutama dalam upaya promotif dan preventif. Para mahasiswa diharapkan dapat membantu mengidentifikasi masalah kesehatan di tingkat komunitas, merancang intervensi sederhana, dan melakukan edukasi kesehatan yang efektif. Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UWKS, Dr. Harry K. Gondo, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Pemkab Mojokerto atas kesempatan berharga ini. Ia menegaskan bahwa UWKS sangat berkomitmen untuk mencetak dokter yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki jiwa pengabdian dan pemahaman yang kuat tentang kesehatan masyarakat, sesuai dengan visi universitas untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan bangsa.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat ini diharapkan tidak hanya memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa, tetapi juga memicu penelitian-penelitian baru yang relevan dengan kondisi kesehatan di Kabupaten Mojokerto. Data dan temuan dari lapangan dapat menjadi dasar bagi pengembangan kebijakan kesehatan yang lebih tepat sasaran. Program ini juga menjadi ajang pengenalan bagi mahasiswa terhadap realitas kerja di fasilitas kesehatan primer, yang seringkali menjadi pilihan karier pertama bagi banyak dokter muda. Dengan demikian, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan dan tuntutan profesi dokter di masa depan, terutama di daerah-daerah yang masih kekurangan tenaga medis. Kolaborasi antara Pemkab Mojokerto dan UWKS ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan kesehatan masyarakat Mojokerto, yang akan melahirkan generasi dokter yang lebih siap dan berintegritas tinggi.
[tin/beq]
rakyatindependen.id



