Misteri Terkuak? Mayat Ditemukan di Jurang Ganding, Diduga Kunci Kasus Pembunuhan Brutal Pacitan

Pacitan – Sebuah penemuan mengerikan mengguncang ketenangan Dusun Gading, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, pada Kamis, 25 September 2025. Sesosok mayat tanpa identitas ditemukan di dasar jurang yang curam, tepatnya di aliran Sungai Ganding. Penemuan ini bukan sekadar insiden biasa, melainkan sebuah petunjuk krusial yang diduga kuat memiliki kaitan erat dengan kasus pembunuhan brutal yang terjadi hanya beberapa hari sebelumnya di Dusun Drono, Desa Temon, sekitar satu kilometer dari lokasi penemuan mayat.
Warga setempat yang kebetulan melintas di area tersebut adalah yang pertama kali dikejutkan oleh pemandangan tak wajar di kedalaman jurang. Bau tak sedap yang menyengat dan penampakan samar sebuah tubuh di antara bebatuan dan semak belukar di dasar jurang memicu kecurigaan. Laporan segera disampaikan kepada pihak berwajib, yang kemudian dengan cepat merespons insiden ini. Lokasi yang terpencil dan medan yang sulit dijangkau membuat proses evakuasi menjadi tantangan tersendiri bagi tim kepolisian dan relawan.
Kapolsek Arjosari, Ipda Ferry Ardyanto, membenarkan adanya temuan mayat tersebut. Dalam keterangannya kepada media, Ipda Ferry menyatakan bahwa pihaknya belum dapat memastikan identitas jenazah. "Mayat sudah dievakuasi oleh tim Inafis ke RSUD Pacitan untuk dilakukan autopsi. Kami masih menunggu hasil autopsi guna memastikan identitasnya," jelas Ferry saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada hari penemuan. Pernyataan ini menunjukkan kehati-hatian polisi dalam mengelola informasi di tengah spekulasi yang mulai beredar di masyarakat.
Tim Identifikasi dan Forensik (Inafis) dari Kepolisian Resor Pacitan segera diterjunkan ke lokasi setelah laporan diterima. Dengan peralatan khusus dan kehati-hatian, mereka melakukan proses evakuasi yang tidak mudah mengingat kondisi medan jurang yang terjal dan licin. Mayat tersebut kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pacitan. Di sana, proses autopsi akan dilakukan oleh tim medis forensik. Autopsi ini krusial untuk mengungkap berbagai petunjuk, mulai dari penyebab pasti kematian, perkiraan waktu kematian, hingga karakteristik fisik yang dapat membantu dalam proses identifikasi. Ini adalah langkah vital dalam setiap penyelidikan kematian yang tidak wajar.
Hingga kini, fokus utama penyelidikan polisi adalah mendalami dugaan bahwa jenazah yang ditemukan di jurang Sungai Ganding tersebut adalah AS alias Wawan, terduga pelaku pembunuhan brutal di Temon yang telah menjadi buronan selama beberapa hari. Kasus pembunuhan yang dimaksud adalah tragedi berdarah yang terjadi pada Sabtu, 20 September 2025, di Dusun Drono, Desa Temon. Insiden mengerikan itu menewaskan dua orang korban; satu meninggal di lokasi kejadian dan satu lainnya menghembuskan napas terakhir saat dirawat intensif di rumah sakit. Selain dua korban jiwa, tiga orang lainnya juga mengalami luka-luka serius akibat aksi sadis yang diduga dilakukan oleh AS.
Setelah kejadian pembunuhan brutal tersebut, AS alias Wawan menghilang tanpa jejak. Pihak kepolisian telah melakukan pencarian intensif, menyisir area sekitar tempat kejadian perkara, serta menyebarkan ciri-ciri terduga pelaku. Manhunt atau perburuan terhadap AS alias Wawan telah menjadi prioritas utama aparat kepolisian, mengingat kekejaman perbuatannya dan potensi ancaman yang mungkin masih ada. Penemuan mayat di jurang Sungai Ganding ini pun seketika membuka harapan sekaligus kekhawatiran baru dalam upaya penuntasan kasus.
Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terburu-buru menyebarkan spekulasi maupun foto-foto penemuan mayat yang belum terverifikasi kebenarannya. "Kita tunggu hasil resmi dari tim Inafis dan pihak rumah sakit," pesan AKBP Ayub. Imbauan ini sangat penting untuk mencegah penyebaran informasi palsu yang dapat memperkeruh suasana dan mengganggu proses penyelidikan yang sedang berlangsung. Spekulasi liar dan foto-foto yang belum tentu akurat justru bisa menimbulkan kepanikan atau kesalahpahaman di kalangan masyarakat.
Tragedi di Dusun Drono yang mendahului penemuan mayat ini telah meninggalkan luka mendalam bagi warga Pacitan. Kekerasan yang terjadi begitu brutal, menyebabkan duka dan ketakutan di tengah masyarakat. Identifikasi terduga pelaku, AS alias Wawan, sebagai orang yang bertanggung jawab atas kejahatan tersebut, telah memicu perburuan besar-besaran. Keberadaan AS alias Wawan yang misterius pasca-kejadian telah menjadi pertanyaan besar yang menghantui warga dan aparat. Penemuan mayat di jurang Ganding ini, meskipun masih dalam tahap identifikasi, menjadi titik terang sekaligus teka-teki baru dalam kasus yang telah menyedot perhatian publik ini.
Kondisi jurang Sungai Ganding yang terjal dan minim penerangan alami, terutama di bagian dasar, membuat proses penemuan dan evakuasi semakin menantang. Area tersebut merupakan wilayah yang cukup terpencil, jauh dari pemukiman padat penduduk, sehingga tidak banyak orang yang sering melintas. Faktor-faktor geografis ini bisa jadi menjadi alasan mengapa mayat baru ditemukan beberapa hari setelah kejadian pembunuhan di Drono, dan mengapa terduga pelaku mungkin memilih area tersebut sebagai tempat persembunyian atau, dalam kasus ini, tempat di mana tubuhnya ditemukan.
Jika hasil autopsi nanti memang mengkonfirmasi bahwa jenazah tersebut adalah AS alias Wawan, maka kasus pembunuhan brutal di Drono akan mengambil dimensi baru. Kematian terduga pelaku akan mengakhiri perburuan, namun akan memunculkan pertanyaan tentang bagaimana ia meninggal. Apakah itu bunuh diri, kecelakaan saat bersembunyi atau melarikan diri, ataukah ada pihak lain yang terlibat? Semua kemungkinan ini akan menjadi fokus penyelidikan selanjutnya. Di sisi lain, jika identitas jenazah ternyata bukan AS alias Wawan, maka polisi akan menghadapi dua kasus kematian yang terpisah dan pencarian AS alias Wawan akan terus berlanjut.
Kepolisian Resor Pacitan berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini hingga tuntas. Proses autopsi diharapkan dapat memberikan jawaban yang jelas mengenai identitas mayat serta penyebab kematiannya. Data forensik seperti sidik jari, DNA, atau catatan gigi, jika ada, akan sangat membantu dalam proses identifikasi. Keluarga korban pembunuhan di Drono, serta seluruh masyarakat Pacitan, tentu sangat menantikan hasil resmi dari pihak berwenang agar kejelasan dan keadilan dapat segera terwujud. Penemuan mayat ini adalah langkah penting, namun perjalanan menuju kebenaran seutuhnya masih panjang dan penuh tantangan.
Masyarakat diimbau untuk terus bekerja sama dengan pihak kepolisian, memberikan informasi yang relevan jika ada, dan menghindari penyebaran berita atau informasi yang belum terverifikasi kebenarannya. Hanya melalui proses investigasi yang cermat dan berlandaskan fakta ilmiah, misteri di balik penemuan mayat di jurang Sungai Ganding ini dapat terkuak, dan keadilan dapat ditegakkan bagi semua pihak yang terdampak oleh tragedi ini.
(rakyatindependen.id)