Pemdes Pancur Bersama Warganya, Terus Memelihara Tradisi dan Adat Istiadat, Dengan Menggelar Sedekah Bumi

BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Pemerintah desa (Pemdes) Pancur, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, bersama warganya menyelenggarakan sedekah bumi atau yang biasa disebut Nyadranan, Rabu (4/6/2025).
Kegiatan yang digelar di Sendang Wangi itu, dilaksanakan dengan tahlil dan do’a bersama, seluruh warga datang ke lokasi acara untuk mendo’akan para pendahulunya atau nenek moyang terutama kepada pendiri desa atau cikal bakal berdirinya Desa Pancur itu.
Warga tumplek blek di lokasi nyadranan dengan membawa tumpeng lengkap dengan nasi, lauk, hingga jajanan seperti kucur, rengginang, jadah, tape ketan dan masih banyak varian lainnya.
“Masyarakat berdo’a bersama sebagai wujud rasa syukur atas berkah panen yang melimpah di tahun ini dan telah dijauhkan dari mara bahaya dan didekatkan dengan berkah dari Allah SWT, diberi kesehatan, rejeki yang melimpah dan sukses dalam pekerjaanya masing-masing,” demikian dikatakan Kepala Desa Pancur H. Lulus Pujiono, kepada rakyatindependen.id, Rabu (4/6/2025) malam.

Lanjut H. Lulus Pujiono, kegiatan sedekah bumi ini telah menjadi kalender tahunan sehingga dilaksanakan setiapp tahun sekali. Pelaksanaanya, setelah warga panen padi masa tanam pertama.
“Pihak Pemerintah Desa Pancur mengikuti kehendak warga untuk tetap memelihara tradisi dan adat istiadat yang masih terpelihara dengan baik di desa ini,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Lu itu.
Ditambahkannya, dengan sedekah bumi, warga bisa berkumpul dalam suatu acara tersebut. Dengan kesibukan mereka, sulit untuk bertemu warga yang satu dengan yang lainya.
“Dengan sedekah bumi, warga rela libur dari pekerjaanya, berkumpul dan bersilaturahmi. Baik Kepala desa beserta perangkatnya dengan warganya atau antara warga yang satu dengan yang lainnya,” kata Gus Lu menandaskan.
Beberapa warga yang dimintai komentarnya mengatakan, bahwa Kepala Desa Pancur Lulus Pujiono beserta perangkatnya itu sangat menghargai tradisi dan adat istiadat dan menghargai keinginan warga yang berharap kegiatan sedekah terus dilaksanakan setiap tahun seperti yang telah diadakan selama ini.

“Alhamduliilah, Mbah Inggi (sebutan Kepala Desa) dengan perangkat desa selalu mengikuti keinginan warga untuk khormat leluhur atau nenek moyang, mendo’akan agar mereka (arwah) nenek moyang pendiri Desa Pancur ini memperoleh Surganya Allah SWT,” demikian dikatakan salah seorang warga Pancur yang enggan dipublikasikan namanya.
Guna melengkapi kegiatan sedekah bumi, digelar Seni Tayub dengan Kerawitan Sakti Budoyo dari Dander, pimpinan Ki Jupri. Menampillkan Waranggana Yakni, Nyi Rumiati dari Desa Kolong, Ngasem dan Nyi Supriyati dari Bakulan, Temayang.
Ada yang menarik dalam Pagelaran Seni Tayub saat pentas malam hari. Dimana, Kepala Desa Pancur Lulus Pujiono beserta istri duduk dengan diapit 2 (dua) Waranggana dan dibelakangnya berdiri perangkat desa dan juga Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang berdinas di Desa Pancur,
Saat itu, kedua waranggana melantunkan gending dan Lulus Pujiono memberikan tips atau yang biasa disesbut saweran. Setelah itu, Kepala desa dan perangkatnya didaulat untuk melakukan beksan Tayub (joget) bersama.
Tampak hadir, Kapolsek Temayang AKP Eko Suwanto bersama personilnya, anggota Koramil Temayang, anggota Linmas Pancur, tokoh masyarakat serta undangan lainya.
**(Kis/Red)