Pemerintah Lumajang Tegaskan Komitmen Kesejahteraan Umat: Rp 4,8 Miliar Mengalir untuk 4.013 Guru Ngaji dan Marbot Masjid

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, mengukir sejarah baru dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pengakuan terhadap dedikasi para pelayan umat. Dalam sebuah langkah progresif yang menegaskan komitmen kuat terhadap pengembangan keagamaan dan sosial, Pemkab Lumajang secara resmi meluncurkan program penyaluran bantuan insentif bagi ribuan guru ngaji dan marbot masjid. Inisiatif monumental ini tidak hanya menjadi wujud apresiasi, tetapi juga pilar penting dalam memastikan keberlanjutan peran vital mereka di tengah masyarakat. Program ini, yang didanai sepenuhnya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025, menandai sebuah era baru di mana kesejahteraan para pengabdi agama mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah.
Peluncuran program ini secara resmi dilaksanakan pada Jumat, 17 Oktober 2025, mengukuhkan janji pemerintah untuk memberikan dukungan nyata kepada mereka yang selama ini bekerja tanpa pamrih. Sebanyak 4.013 penerima manfaat telah terdata dan memenuhi kriteria yang ditetapkan, terdiri dari 2.866 guru ngaji yang menjadi garda terdepan dalam mendidik generasi muda dengan nilai-nilai Al-Qur’an, serta 1.147 marbot masjid yang setia menjaga kebersihan, kenyamanan, dan keberlangsungan operasional rumah ibadah. Jumlah yang signifikan ini mencerminkan cakupan program yang luas dan komitmen untuk menjangkau sebanyak mungkin individu yang berhak. Melalui kebijakan strategis ini, Pemkab Lumajang tidak hanya berharap insentif ini mampu meningkatkan taraf hidup para penerima, tetapi juga membangkitkan semangat dan motivasi mereka untuk terus mendedikasikan diri dalam melayani masyarakat di bidang keagamaan dan sosial, menciptakan ekosistem yang lebih harmonis dan berakhlak mulia.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, dalam keterangannya pada Senin, 20 Oktober 2025, menjelaskan secara rinci mengenai besaran dan dampak insentif ini. Setiap penerima, baik guru ngaji maupun marbot masjid, akan memperoleh insentif sebesar Rp 1,2 juta per tahun, atau setara dengan Rp 100.000 per bulan. Angka ini, meskipun mungkin terlihat moderat, merupakan bentuk pengakuan yang sangat berarti bagi mereka yang selama ini seringkali bekerja dengan imbalan minim atau bahkan tanpa imbalan finansial sama sekali. Jika dikalkulasikan secara keseluruhan, total anggaran yang disiapkan oleh Pemkab Lumajang untuk program ini mencapai angka fantastis, yaitu Rp 4,815 miliar. Alokasi dana yang besar ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mengimplementasikan program ini secara berkelanjutan dan merata, memastikan bahwa bantuan yang diberikan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kehidupan para penerima.
Lebih lanjut, Bupati Indah Amperawati menyoroti peran sentral guru ngaji dan marbot masjid dalam kehidupan masyarakat. "Guru ngaji adalah sosok mulia yang tak kenal lelah memberikan ilmu agama, membimbing anak-anak kita mengaji, mengajarkan budi pekerti, dan membentuk karakter Islami sejak dini. Namun, ironisnya, peran vital mereka sering terlupakan dalam hiruk pikuk kehidupan modern," ujarnya dengan nada penuh empati. "Begitu pula dengan marbot masjid, mereka adalah penjaga rumah ibadah, yang dengan ikhlas dan sukarela merawat, membersihkan, dan memastikan kenyamanan masjid sebagai pusat kegiatan umat. Pekerjaan mereka sangat mendasar namun sering kali luput dari perhatian publik." Oleh karena itu, kata Indah, pemerintah merasa memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa para pahlawan tanpa tanda jasa ini mendapatkan perhatian dan penghargaan yang layak atas dedikasi mereka yang tak terhingga. Insentif ini bukan sekadar bantuan finansial, melainkan simbol penghargaan dan pengakuan atas keberadaan serta kontribusi besar mereka terhadap pembangunan spiritual dan moral masyarakat Lumajang.
Pemberian insentif ini bukan tanpa prosedur. Bupati Indah menekankan bahwa program ini dilaksanakan melalui proses pendataan yang sangat ketat dan transparan, bertujuan untuk memastikan bahwa setiap penerima benar-benar memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Proses verifikasi yang berlapis ini melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk aparat desa, kecamatan, hingga koordinasi intensif dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lumajang. Tujuan utama dari pendataan ketat ini adalah untuk menghindari penyalahgunaan, memastikan bahwa bantuan tepat sasaran kepada mereka yang paling berhak, dan menjaga akuntabilitas penggunaan anggaran daerah. Kriteria yang jelas dan proses seleksi yang transparan menjadi kunci keberhasilan program ini, membangun kepercayaan publik terhadap inisiatif pemerintah.
Untuk tahun anggaran 2025, kriteria penerima insentif untuk guru ngaji secara spesifik diarahkan kepada mereka yang aktif mengajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan secara resmi terdaftar di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lumajang. Pemilihan TPQ sebagai fokus utama didasari oleh perannya yang sangat strategis dalam pendidikan agama dasar anak-anak, tempat di mana mereka pertama kali mengenal dan mencintai Al-Qur’an. Pendaftaran di Kemenag menjadi prasyarat penting untuk memastikan legalitas, profesionalisme, dan akuntabilitas para pengajar. Kemenag memiliki data yang komprehensif mengenai lembaga pendidikan agama dan para pengajarnya, sehingga kolaborasi ini sangat efektif dalam memverifikasi kelayakan penerima. Sementara itu, program ini juga menyasar marbot masjid sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka dalam menjaga dan merawat tempat ibadah. Kriteria untuk marbot umumnya mencakup aktivitas rutin dalam menjaga kebersihan, keamanan, dan membantu kelancaran berbagai kegiatan di masjid, seperti azan, persiapan shalat, dan acara keagamaan lainnya.
Bupati Indah Amperawati mengakui bahwa jumlah insentif sebesar Rp 100.000 per bulan mungkin tidak seberapa jika dibandingkan dengan besarnya pengabdian yang telah mereka berikan. Namun, ia menegaskan bahwa substansi dari program ini jauh melampaui angka nominal semata. "Meski jumlahnya tidak besar, ini adalah wujud nyata perhatian pemerintah daerah terhadap mereka. Ini adalah pesan bahwa kami melihat, kami menghargai, dan kami mendukung kerja keras mereka," pungkas Indah. "Kami ingin menunjukkan secara konkrit bahwa kesejahteraan guru ngaji dan para pelayan rumah ibadah juga merupakan prioritas penting bagi pemerintah. Kami berharap insentif ini dapat sedikit meringankan beban ekonomi mereka, memberikan motivasi tambahan, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas pelayanan keagamaan di seluruh wilayah Lumajang." Pernyataan ini menggarisbawahi filosofi di balik program, yaitu pengakuan martabat dan dorongan semangat, yang diharapkan akan menciptakan efek domino positif bagi seluruh komunitas.
Program insentif ini diharapkan dapat membawa dampak jangka panjang yang signifikan bagi Kabupaten Lumajang. Dengan meningkatnya kesejahteraan dan pengakuan terhadap guru ngaji, diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan Al-Qur’an, menarik lebih banyak individu berkualitas untuk berprofesi sebagai guru ngaji, dan memperkuat fondasi moral serta spiritual generasi mendatang. Bagi marbot masjid, dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat mereka dalam merawat dan mengelola masjid, menjadikannya pusat kegiatan umat yang lebih aktif, bersih, dan nyaman. Lebih dari sekadar bantuan finansial, program ini adalah investasi sosial dan keagamaan yang akan memperkuat ikatan komunitas, mempromosikan nilai-nilai kebersamaan, dan membangun masyarakat Lumajang yang lebih religius, berpendidikan, dan sejahtera secara menyeluruh. Inisiatif Pemkab Lumajang ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk turut memberikan perhatian yang layak kepada para pahlawan keagamaan di wilayah masing-masing, menegaskan kembali bahwa pembangunan sejati harus mencakup aspek spiritual dan kesejahteraan para pengabdi umat.
rakyatindependen.id