Pemkab Bojonegoro, Dorong Pemerintah Desa Aktif Kelola Sampah, Wujudkan Kelestarian Lingkungan

BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, terus menggerakkan kesadaran akan kepeduian pada lingkungan. Salah satu langkah, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar Peningkatan Kapasitas Bank Sampah, di Ruang Angling Dharma, Gedung Pemkab Bojonegoro, Selasa (22/4/2025)
Melalui bank sampah tersebut, diharapkan dapat mewujudkan kelestarian lingkungan yang sustainable (berkelanjutan).
Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro Nurul Azizah, yang hadir secara daring, menjelaskan bahwa perlu ada strategi untuk mencapai target. Diantaranya berkaitan dengan kualitas air, udara dan berkaitan dengan pengelolaan persampahan.
Wabup juga menekankan perlunya penataan aset, diantaranya kendaraan roda tiga. Karena berdasarkan evaluasi, ada pemeriksa dari BPK terkait aset dalam mendukung bank sampah, yaitu bentuk pinjam pakai kendaraan roda tiga. Ia mengintruksikan agar pemerintab desa dan bank sampah saling bersinergi. Sehingga pihaknya meminta para Sekretaris Desa (Sekdes) untuk hadir dan punya tugas mencatat pengelolaan administrasi sesuai aturan.
“Para sekdes segera sampaikan pelaporan usulan untuk direalisasi meliputi honor RT/RW, proposal fisik BKK Desa, APBDes yang harus menyesuaikan ketahanan pangan dan alokasi 10 persen untuk penanggulangan kemiskinan. Termasuk melaporkan kodisi fisik bank sampah secara rill. Semoga membangun desa dengan ikhlas terkait kelestarian lingkungan akan berimbas pada keberhasilan dan kesejahteraan keluarga masing-masing,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Bojonegoro Luluk Alifah menjelaskan, bank sampah menjadi solusi untuk mengelola sampah dengan cara memilah sampah organik dan anorganik. Agar dapat mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Bank sampah, lanjut dia, adalah fasilitas untuk mengelola sampah dengan prinsip 3R yaitu reuse, reduce dan recycle.
“Jika volume pengiriman sampah di TPA residunya semakin sedikit, artinya bank sampah benar-benar aktif dan bekerja untuk menunjang visi-misi Bupati untuk kelestarian lingkungan,” katanya.
Kegiatan ini, lanjut Luluk, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dan meningkatkan kembali 176 bank sampah yang tersebar di 170 desa di 18 kecamatan. Selain itu, peran 170 sekdes yang hadir juga berperan aktif sebagai penghubung antara Pemdes dan masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui bank sampah.
“Harapannya, sekdes memberikan dukungan administrasi operasional kepada bank smpah. Sebab bank sampah berbasis kewilayahan. Karena jika desa bersih, lestari, kita juga yang akan merasakannya. Bank sampah ini berbasis sustainable dan ini sama saja kita menanam amal jariyah untuk kelestarian lingkungan,” ujarnya.
**(Kominfo Bojonegoro/ Red)