Berita BojonegoroFeatured

Pemkab Bojonegoro Luncurkan Drone Spayer, Inovasi Teknologi Untuk Pertanian dan Berkelanjutan

BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus berinovasi untuk pengembangan pertanian ramah lingkungan. Salah satunya dengan pemasifan gerakan SAKA (Selamatkan Alam Kembali ke Alam) yang ditandani dengan peluncuran teknologisasi pertanian drone sprayer di Desa Sarirejo, Kecamatan Balen, Senin (26/5/2025).

Program drone sprayer untuk menyemprot pupuk Ini merupakan langkah nyata Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) untuk mendukung pertanian berkelanjutan.  

Bupati Bojonegoro Setyo Wahono bersama Pj Sekda Andik Sudjarwo dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, serta para stakeholder lainnya menyaksikan langsung pengoperasionalan drone sprayer yang diisi dengan Elisitor Biosaka yang dikembangkan oleh Warga Sarirejo, Kecamatan balen. Selain drone sprayer juga ada inovasi mini tractor, combine harvester yang dilaunching pada hari yang sama.

Menurut Bupati Setyo Wahono, teknologi pertanian perlu terus dikembangkan. Apalagi, saat ini tenaga buruh pertanian semakin sedikit. Bupati mencontohkan di beberapa tempat untuk mencari orang tandur (menanam padi) butuh waktu 2 hingga 3 minggu, karena harus menunggu antrean sebab semakin sedikitnya orang yang bisa.

“Saya senang jika ada generasi muda yang mau meneruskan pertanian, mari kita membangun petani milenial yang melek teknologi dan melek pasar teknologi juga peluang pertanian dengan teknologi,“ ungkapnya.

Lebih lanjut, Bupati Wahono juga sangat mengapresiasi penggunaan pupuk organik Biosaka. Sebab untuk menyuburkan tanah tidak ada lagi cara selain pupuk kandang atau organik. Bupati berharap Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) mensosialisasikan terkait penggunaan organik dan mengembangkan produk organik.

“Saya sangat bersyukur dengan munculnya petani-petani milenial dari Bojonegoro apalagi penggunaan pupuk organik,” tandasnya.

Sementara itu Pegiat Pupuk Organik Desa Sarirejo, Agus Naim menyampaikan dengan menggunakan Biosaka yang disemprotkan menggunakan drone sprayer ini bisa membuat tanaman bisa menjadi sehat dan tahan hama. Selain itu, Biosaka ini bisa dilakukan dengan praktis dan ekonomis karena pembuatannya mudah, cukup dengan mengambil beberapa macam daun yang bagus dan tidak diserang hama. Proses pembuatanya cukup mudah.

“Untuk takarannya sesuai SOP, 1 tangki menggunakan 40ml, karena jika diberikan berlebihan tanaman akan terbakar,” jelasnya.

Biosaka ini sebenarnya bukan pupuk, dan juga bukan obat. Namun elisitor atau signal untuk tanaman agar bisa menyerap nutrisi dengan maksimal. Jika dikasih biosaka yang ada di unsur hara banyak sekali, maka elisitor ini bekerja lebih praktis dan ekonomis. Juga cocok untuk tanaman apa saja. 

“Untuk padi dibutuhkan 40-50ml per tangki, cabai dan jagung 30ml, jika habis kebanjiran dikasih 120ml Insya’Allah bisa cepat pulih. Semoga biosaka bermanfaat di dunia pertanian Indonesia,” ungkapnya.

Salah satu warga, Kamim atau yang kerap disapa Dekromo asal Kecamatan Dander menyampaikan bahwa ia mendukung adanya pertanian organik yang juga sudah ia praktikkan. Untuk penggunaan pupuk kimia tetap masih yang digunakan sebagai pemancing.

“Jadi kami mohon dukungan Bapak Bupati dan instansi terkait untuk gencar mensosialisasikan pertanian organik agar Bojonegoro lumbung pangan organik dan untuk menjadi lumbung pangan dunia,” pungkasnya.

**(Red)

Sukisno

Seorang Wartawan Veteran di Daerah Bojonegoro

Related Articles