Kekalahan menyakitkan harus ditelan Persipura Jayapura dalam lanjutan pekan kelima Liga Indonesia musim 2025/2026. Berhadapan dengan Deltras FC di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada Sabtu, 12 Oktober 2025, tim berjuluk Mutiara Hitam itu takluk dengan skor 2-0. Hasil minor ini tak hanya memperburuk posisi mereka di klasemen sementara, tetapi juga menempatkan pelatih kepala, Ricardo Salampessy, di bawah tekanan hebat. Dengan sikap profesional, Salampessy menyatakan siap menerima segala bentuk evaluasi dari manajemen klub, sebuah pernyataan yang semakin krusial mengingat kehadiran figur berpengalaman seperti Rahmad Darmawan di tengah sorotan publik.
Pertandingan di Sidoarjo sebenarnya dimulai dengan tempo sedang, di mana kedua tim saling menjajaki kekuatan. Persipura, dengan ambisi besar untuk kembali ke papan atas sepak bola nasional, mencoba mendominasi penguasaan bola dan membangun serangan dari lini tengah. Namun, determinasi Deltras FC sebagai tuan rumah juga tak bisa dianggap remeh. Mereka tampil solid dengan dukungan penuh suporter yang memadati stadion, berusaha keras untuk memecah kebuntuan dan mengamankan tiga poin di kandang sendiri.
Petaka bagi Persipura datang lebih awal dari yang diperkirakan. Pada menit ke-31, bek asing andalan mereka, Artur Jesus Vieira, harus keluar lapangan setelah diganjar kartu merah oleh wasit. Insiden ini, yang diduga bermula dari pelanggaran keras atau protes berlebihan yang dinilai wasit tidak pantas, secara drastis mengubah peta kekuatan di lapangan. Bermain dengan sepuluh orang sejak pertengahan babak pertama adalah tantangan berat bagi tim manapun, apalagi bagi Persipura yang sedang berusaha mencari ritme terbaik mereka. Keputusan wasit ini sontak memicu perdebatan di bangku cadangan Persipura dan di kalangan suporter, namun tidak ada yang bisa mengubah keputusan sang pengadil lapangan.
Kehilangan satu pemain kunci di lini belakang membuat pertahanan Persipura menjadi lebih rentan. Deltras FC, yang cerdik melihat celah ini, mulai meningkatkan intensitas serangan mereka. Hasilnya, menjelang akhir babak pertama, tepatnya pada menit ke-43, striker Deltras, Neville Mbanwei Tengeg, berhasil memecah kebuntuan. Gol ini tentu menjadi pukulan telak bagi mental para pemain Persipura, yang harus masuk ke ruang ganti dengan defisit satu gol dan satu pemain.
Memasuki babak kedua, Ricardo Salampessy mencoba melakukan penyesuaian taktik untuk menambal lubang yang ditinggalkan Artur Vieira. Beberapa perubahan pemain dilakukan dengan harapan dapat menyeimbangkan kembali tim, baik dalam bertahan maupun menyerang. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil signifikan. Bermain dengan sepuluh orang selama hampir satu jam adalah tugas yang sangat berat. Para pemain Persipura harus bekerja ekstra keras untuk menutup ruang gerak lawan, yang pada akhirnya menguras energi mereka.
Deltras FC, di sisi lain, tampil semakin percaya diri. Mereka memanfaatkan keunggulan jumlah pemain dengan sangat baik, terus menekan pertahanan Persipura dan menciptakan beberapa peluang berbahaya. Puncak dominasi Deltras terjadi pada menit ke-88, ketika Neville Mbanwei Tengeg kembali menunjukkan ketajamannya dengan mencetak gol kedua. Gol ini sekaligus mengunci kemenangan 2-0 untuk Deltras FC, membuat Persipura harus pulang dengan tangan hampa dan menyisakan banyak pekerjaan rumah.
Usai pertandingan, sorotan tajam langsung tertuju pada Ricardo Salampessy. Mantan bek tangguh Persipura ini, yang kini mengemban tugas sebagai pelatih kepala, tidak mengelak dari tanggung jawab. Dengan nada yang penuh kejujuran dan profesionalisme, ia menyampaikan, “Saya mencoba semuanya, tapi kami harus menerima hasil ini dan kekalahan ini menjadi tanggung jawab saya. Tentu, semua hasil apapun nantinya dari manajemen dari kekalahan ini, entah itu evaluasi atau kinerja saya, tentu saya serahkan ke manajemen.” Pernyataan ini menunjukkan kedewasaan seorang pelatih yang siap menghadapi konsekuensi pahit dari hasil yang tidak memuaskan.
Ricardo Salampessy menyadari betul bahwa beban yang dipikulnya tidaklah ringan. Manajemen Persipura Jayapura, klub dengan sejarah panjang dan reputasi sebagai salah satu raksasa sepak bola Indonesia, telah menetapkan target yang sangat tinggi di musim ini. Target tersebut adalah bersaing di papan atas Liga Indonesia, sebuah posisi yang selalu menjadi habitat alami bagi Mutiara Hitam. Namun, hingga pekan kelima, performa Persipura masih jauh dari harapan. Dengan hanya mengumpulkan tujuh poin dari lima pertandingan, posisi mereka jelas berada di luar zona persaingan papan atas yang diidamkan.
“Target yang diberikan manajemen kepada saya adalah satu target yang cukup tinggi di musim ini dan bersaing di papan atas. Sampai pekan kelima kami baru bisa meraih tujuh poin, ya itu tentunya di luar dari target yang diberikan. Apapun itu risiko pekerjaan dan saya sebagai pelatih saya siap menerima evaluasi atau apapun dari manajemen,” imbuh Ricardo, menegaskan kesiapannya untuk dievaluasi. Kondisi ini menempatkan Salampessy di persimpangan jalan, di mana masa depannya sebagai juru taktik Persipura menjadi tanda tanya besar.
Situasi di Persipura semakin memanas dengan kemunculan sosok Rahmad Darmawan. Mantan pelatih Barito Putera dan banyak klub besar lainnya di Indonesia ini terlihat hadir dalam sesi latihan Persipura dan juga menyaksikan langsung pertandingan melawan Deltras FC. Kehadiran Rahmad Darmawan, atau yang akrab disapa Coach RD, sontak memicu spekulasi liar di kalangan publik dan media. Dengan rekam jejak yang mentereng, termasuk pengalaman melatih klub-klub dengan tekanan tinggi dan meraih berbagai gelar, nama Rahmad Darmawan selalu dikaitkan dengan potensi perubahan besar.
Spekulasi yang berkembang mengerucut pada dua kemungkinan utama: pertama, Rahmad Darmawan akan mengambil alih posisi pelatih kepala menggantikan Ricardo Salampessy; kedua, ia akan dilibatkan dalam kapasitas baru, seperti Direktur Teknik. Opsi kedua ini sebenarnya selaras dengan pernyataan sebelumnya dari Owner Persipura Jayapura yang sempat mengungkapkan rencana untuk mendatangkan seorang Direktur Teknik. Posisi Direktur Teknik dalam struktur klub modern sangat krusial, bertanggung jawab atas pengembangan pemain muda, strategi jangka panjang, scouting, serta memastikan filosofi bermain klub berjalan konsisten dari level junior hingga senior.
Jika Rahmad Darmawan ditunjuk sebagai Direktur Teknik, ini bisa menjadi langkah strategis jangka panjang bagi Persipura. Pengalaman dan visinya yang luas diyakini dapat membantu klub dalam membangun fondasi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Namun, jika ia ditunjuk sebagai pelatih kepala, ini akan menjadi sinyal jelas bahwa manajemen Persipura membutuhkan perubahan drastis dan instan untuk mendongkrak performa tim. Kehadiran Coach RD, terlepas dari peran apa yang akan diemban, jelas memberikan tekanan tambahan bagi Salampessy dan staf pelatihnya saat ini.
Manajemen Persipura kini dihadapkan pada dilema besar. Di satu sisi, mereka harus mempertimbangkan hasil dan kinerja tim yang belum memenuhi target. Di sisi lain, mereka juga perlu memikirkan stabilitas tim dan dampak jangka panjang dari setiap keputusan yang diambil. Tekanan dari para pendukung yang sangat mendambakan kejayaan Mutiara Hitam juga tidak bisa diabaikan. Pengambilan keputusan ini akan menjadi krusial untuk menentukan arah Persipura di sisa musim ini dan beberapa tahun ke depan.
Kekalahan dari Deltras FC ini bukan hanya sekadar hasil akhir di lapangan, tetapi juga cerminan dari tantangan besar yang dihadapi Persipura Jayapura. Insiden kartu merah yang diterima Artur Jesus Vieira, yang secara signifikan mengubah jalannya pertandingan, menambah daftar pertanyaan tentang konsistensi tim dan kemampuan mereka dalam menghadapi tekanan. Mutiara Hitam harus segera bangkit dan menemukan solusi atas masalah yang mereka hadapi jika ingin mewujudkan target tinggi yang telah dicanangkan. Masa depan Ricardo Salampessy dan potensi masuknya Rahmad Darmawan kini menjadi sorotan utama, menandai babak baru yang penuh ketidakpastian bagi salah satu klub paling legendaris di Indonesia ini. Keputusan manajemen akan sangat dinantikan, menentukan apakah Persipura dapat kembali ke jalur kejayaan atau justru semakin terpuruk dalam krisis.
[way/suf]
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita rakyatindependen.id