Nasional

Ponorogo Intimate, Perayaan Kreatif Sambut Status UNESCO Creative City

Sabtu malam yang dinanti-nantikan, tepatnya pada 8 November 2025, Jalan Urip Sumoharjo, jantung Kota Ponorogo, akan bertransformasi menjadi panggung megah bagi sebuah perayaan kreativitas yang tak tertandingi. Dalam balutan cahaya lampu warna-warni yang memukau, denting gamelan yang syahdu berpadu dengan irama musik modern, semerbak aroma kuliner khas UMKM lokal yang menggugah selera, serta sorak-sorai antusiasme warga, event perdana Ponorogo Intimate akan lahir sebagai ajang kreatif terbaru yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Acara ini bukan sekadar festival biasa; ia adalah manifestasi nyata dari kebanggaan dan visi Ponorogo sebagai kota kreatif dunia, sebuah perayaan akbar atas pengakuan bergengsi dari UNESCO.

Momen historis ini menandai era baru bagi Ponorogo, menyusul penetapan UNESCO yang secara resmi mengakui kota ini sebagai anggota baru UNESCO Creative Cities Network (UCCN) 2025 dalam kategori Crafts and Folk Art atau Kriya dan Seni Rakyat. Pencapaian luar biasa ini tak hanya sekadar penghargaan, melainkan sebuah penegasan kembali akan identitas budaya Ponorogo yang kaya dan dinamis di panggung global, melanjutkan jejak gemilang Reog Ponorogo yang telah lebih dulu diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Status UCCN ini membuka pintu bagi Ponorogo untuk berkolaborasi dengan kota-kota kreatif lain di seluruh dunia, saling berbagi inspirasi, dan memajukan sektor ekonomi kreatifnya secara berkelanjutan.

Bupati Sugiri Sancoko, dengan sorot mata penuh semangat, pada Jumat (7/11/2025) menjelaskan latar belakang di balik inisiatif ini. “Kami sepakat dengan Pak Kapolres, Pak Dandim, serta seluruh unsur terkait, termasuk tim kreatif dari para pelaku seni, budaya, dan UMKM, bahwa menyongsong dan menerjemahkan status UCCN itu harus segera dilakukan dengan sesuatu yang luar biasa dan berdampak,” ujarnya. Pernyataan ini menegaskan komitmen kolektif dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintahan untuk tidak hanya merayakan, tetapi juga mengimplementasikan esensi dari status kota kreatif secara konkret. Ponorogo Intimate diharapkan menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi, antara warisan masa lalu dan potensi masa depan.

Lebih lanjut, Bupati Sugiri menambahkan bahwa Ponorogo Intimate dirancang untuk menjadi agenda rutin setiap malam Minggu, sebuah tradisi baru yang akan menghidupkan denyut nadi kota. Konsepnya menyerupai car free night, namun dengan sentuhan khas Ponorogo yang unik dan mendalam. “Ini akan menjadi wadah berkumpulnya orang-orang kreatif, di mana kami sepakat setiap malam Minggu akan ada yang namanya Ponorogo Intimate. Di sana akan tersaji beragam kesenian, musik, budaya, pameran UMKM, serta produk-produk kreatif lokal yang inovatif. Saya mengundang seluruh masyarakat, dulur-dulur semua, untuk ngumpul dan menikmati keindahan di Ponorogo Intimate,” ajaknya dengan ramah. Ini adalah undangan terbuka bagi setiap warga dan pengunjung untuk menjadi bagian dari pergerakan budaya yang hidup.

Perayaan perdana Ponorogo Intimate dipastikan akan menyuguhkan penampilan yang memukau dan beragam. Piyu, gitaris legendaris dari grup band Padi, akan menjadi magnet utama bagi para penikmat musik modern, menambahkan nuansa kontemporer pada malam yang penuh budaya. Namun, akar budaya Ponorogo tetap menjadi primadona, dengan kehadiran kesenian tradisional ikonik seperti Reog dan Jaranan yang akan memeriahkan acara. Keberadaan dua elemen ini menciptakan harmoni yang indah antara seni modern dan warisan leluhur, sebuah cerminan dari identitas Ponorogo yang terus berkembang.

Ponorogo Intimate, Perayaan Kreatif Sambut Status UNESCO Creative City

Area perayaan akan membentang luas, mulai dari ujung Tambakbayan hingga Pasar Legi, di mana jalan utama akan ditutup total bagi kendaraan sejak waktu Isya hingga menjelang tengah malam. Penutupan jalan ini bukan tanpa alasan; ia sengaja dirancang untuk menciptakan ruang publik yang aman dan nyaman, memungkinkan warga untuk berjalan kaki dengan leluasa, menikmati setiap pertunjukan seni yang tersebar di sepanjang jalan, berbelanja produk-produk kreatif dari UMKM, atau sekadar menikmati malam yang hangat di tengah gemerlap seni dan budaya. Setiap sudut jalan Urip Sumoharjo akan menjadi galeri terbuka, panggung spontan, dan pasar seni yang dinamis.

Bupati Sugiri kembali menegaskan komitmennya terhadap keberagaman program. “Besok ada Piyu Padi, nanti tiap malam Minggu akan digilir semua. Ada Reog, ada Jaranan, dan berbagai kesenian lainnya yang akan tampil secara bergantian,” tambahnya. Rotasi seniman dan jenis kesenian ini menjamin bahwa setiap edisi Ponorogo Intimate akan selalu menawarkan pengalaman baru dan segar, sekaligus memberikan kesempatan yang adil bagi seluruh pelaku seni lokal untuk menunjukkan bakat dan karya mereka. Hal ini juga memperkaya pengalaman pengunjung, mendorong mereka untuk kembali setiap minggunya untuk menemukan kejutan-kejutan baru.

Ponorogo Intimate lebih dari sekadar event; ia adalah simbol bahwa kota kecil di barat Jawa Timur ini tidak hanya setia menjaga tradisi dan warisan budaya adiluhung, tetapi juga berani membuka ruang kolaborasi lintas generasi dan lintas genre. Event ini secara efektif menghilangkan sekat antara seniman, pelaku UMKM, dan masyarakat, menciptakan interaksi langsung yang otentik. Para seniman dan pengrajin dapat memamerkan karyanya, berinteraksi dengan audiens, dan mendapatkan umpan balik langsung, sementara pelaku UMKM dapat memasarkan produk-produk kreatif mereka kepada pasar yang lebih luas. Masyarakat, di sisi lain, mendapatkan akses langsung ke kekayaan budaya dan produk lokal yang berkualitas.

Kehadiran Ponorogo Intimate adalah wujud nyata dari sebuah kota kreatif dunia, di mana seni, budaya, dan inovasi berpadu menjadi kekuatan pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya platform ini, diharapkan Ponorogo dapat terus mengembangkan potensi ekonomi kreatifnya, menarik wisatawan, serta menjadi pusat inspirasi bagi kota-kota lain. Ini adalah langkah maju yang signifikan bagi Ponorogo untuk tidak hanya dikenal sebagai kota Reog, tetapi juga sebagai kota yang hidup, inovatif, dan penuh dengan energi kreatif. Ponorogo Intimate adalah undangan untuk merayakan masa lalu, menikmati masa kini, dan membangun masa depan yang lebih cerah dan kreatif bersama-sama. Perayaan ini adalah bukti bahwa dengan semangat kebersamaan dan visi yang kuat, sebuah kota dapat mengubah status penghargaan menjadi sebuah gerakan budaya yang nyata dan menginspirasi.

[rakyatindependen.id]

Ponorogo Intimate, Perayaan Kreatif Sambut Status UNESCO Creative City

Related Articles

X

UPDATE YOUR LICENSE

YOUR LICENSE IS EXPIRED, FOR MORE UPDATE YOU MUST RENEW THE LICENSE

YOUR THEME HAVE VULNERABILITY PROBLEM, UPDATE THIS THEME

- Security Fix: Cross Site Scripting (XSS) vulnerability. - Security Fix: Local File Inclusion vulnerability. - Security Fix: PHP Object Injection vulnerability. - Update: Jannah Extensions plugin updated to version 1.1.5 - And Improvements and minor bug fixes.

Update License