Olahraga

PSM Makassar Terus Dihantui Sanksi Disiplin: Denda Menggunung dan Kerugian Finansial Mengancam

PSM Makassar, klub sepak bola kebanggaan Sulawesi Selatan, kembali menjadi sorotan bukan karena prestasi gemilang di lapangan hijau, melainkan karena catatan buruk terkait pelanggaran disiplin yang berujung pada sanksi dan denda dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Nama tim berjuluk Juku Eja ini seolah menjadi langganan dalam daftar penerima sanksi, menimbulkan kekhawatiran akan kerugian finansial yang semakin membengkak dan citra klub yang tercoreng.

Terbaru, berdasarkan salinan keputusan Komdis PSSI tertanggal 7 November 2025, PSM Makassar kembali dijatuhi dua sanksi sekaligus, masing-masing berupa denda sebesar Rp60 juta. Sanksi pertama diberikan akibat ulah sejumlah suporter yang memasuki area lapangan di belakang gawang PSM dari arah tribun utara saat pertandingan melawan Madura United di Stadion BJ Habibie, Parepare, pada tanggal 2 November 2025. Sementara sanksi kedua diberikan karena adanya flare yang dinyalakan di tribun selatan stadion yang sama.

Kejadian ini menambah panjang daftar sanksi dan denda yang harus ditanggung oleh PSM Makassar sepanjang musim Super League 2025/2026. Hingga pekan ke-11, tercatat total denda yang harus dibayarkan oleh klub telah mencapai angka yang fantastis, yaitu Rp237,5 juta. Jumlah ini tentu saja menjadi beban finansial yang signifikan bagi klub, dan dapat menghambat upaya pengembangan tim serta peningkatan fasilitas.

Denda sebesar itu tidak hanya berasal dari pelanggaran yang dilakukan oleh tim senior yang berlaga di Super League, tetapi juga dari tim akademi PSM Makassar yang berkompetisi di Elite Pro Academy (EPA) 2025/2026. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan disiplin tidak hanya terjadi di level profesional, tetapi juga merambah hingga ke level pembinaan usia muda.

Salah satu penyumbang terbesar denda bagi PSM Makassar adalah sanksi yang diberikan akibat akumulasi kartu kuning. Tercatat, klub harus membayar denda sebesar Rp150 juta karena para pemainnya terlalu sering melakukan pelanggaran yang berujung pada pemberian kartu kuning oleh wasit. Hal ini mengindikasikan kurangnya kedisiplinan dan kontrol emosi para pemain di lapangan, yang pada akhirnya merugikan tim secara finansial.

Selain itu, pemain belakang andalan PSM Makassar, Yuran Fernandes, juga tidak luput dari sanksi. Ia dijatuhi denda sebesar Rp50 juta dan larangan bermain dalam empat pertandingan akibat tindakan indisipliner yang dilakukannya. Sanksi ini tentu saja menjadi pukulan berat bagi tim, mengingat Yuran Fernandes merupakan salah satu pilar penting di lini pertahanan.

Tim akademi PSM Makassar juga turut menyumbang denda yang tidak sedikit. Tercatat, manajemen klub harus mengeluarkan dana sebesar Rp37,5 juta untuk membayar denda yang diberikan kepada tiga tim di EPA. Denda ini disebabkan oleh berbagai pelanggaran, mulai dari terlambat mengumpulkan e-startlist, perbuatan pemain yang tidak sportif, hingga akumulasi kartu kuning.

Menanggapi banyaknya sanksi dan denda yang diterima oleh PSM Makassar, berbagai pihak выразили keprihatinan dan kekecewaan. Para suporter setia Juku Eja merasa malu dan kecewa dengan perilaku para pemain dan ofisial tim yang tidak menjunjung tinggi sportivitas dan fair play. Mereka berharap agar manajemen klub dapat mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah ini, dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.

PSM Makassar Terus Dihantui Sanksi Disiplin: Denda Menggunung dan Kerugian Finansial Mengancam

Pengamat sepak bola juga memberikan kritikan pedas terhadap PSM Makassar. Mereka menilai bahwa klub terlalu permisif terhadap tindakan indisipliner para pemain dan ofisial tim, sehingga pelanggaran terus berulang. Mereka mendesak agar manajemen klub melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan dan pengawasan disiplin, serta memberikan sanksi yang lebih berat kepada para pelaku pelanggaran.

Sementara itu, manajemen PSM Makassar menyatakan bahwa mereka akan segera melakukan evaluasi internal untuk mencari akar permasalahan dan menemukan solusi yang tepat. Mereka berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap perilaku para pemain dan ofisial tim, serta memberikan sanksi yang tegas kepada siapa pun yang melanggar aturan. Mereka juga akan meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan para suporter, agar kejadian yang merugikan klub tidak terulang kembali.

Namun, janji dan komitmen dari manajemen klub saja tidak cukup untuk mengatasi masalah ini. Perlu adanya tindakan nyata dan perubahan mendasar dalam budaya organisasi klub. Para pemain dan ofisial tim harus menyadari bahwa mereka adalah representasi dari klub dan daerah, dan tindakan mereka di lapangan maupun di luar lapangan akan berdampak pada citra klub.

Oleh karena itu, penting bagi PSM Makassar untuk membangun budaya disiplin yang kuat, yang didasarkan pada nilai-nilai sportivitas, fair play, dan profesionalisme. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti:

  1. Peningkatan kualitas pembinaan: Klub harus meningkatkan kualitas pembinaan usia muda, dengan menekankan pentingnya disiplin dan karakter yang baik. Para pemain muda harus diajarkan untuk menghormati lawan, wasit, dan aturan permainan.
  2. Pengawasan yang ketat: Klub harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap perilaku para pemain dan ofisial tim, baik di dalam maupun di luar lapangan. Pelanggaran sekecil apa pun harus ditindak tegas, tanpa pandang bulu.
  3. Sanksi yang proporsional: Klub harus memberikan sanksi yang proporsional kepada para pelaku pelanggaran, sesuai dengan tingkat kesalahannya. Sanksi dapat berupa denda, larangan bermain, atau bahkan pemecatan.
  4. Edukasi dan sosialisasi: Klub harus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada para pemain dan ofisial tim tentang pentingnya disiplin dan sportivitas. Mereka harus diberikan pemahaman yang mendalam tentang aturan permainan, kode etik, dan konsekuensi dari pelanggaran.
  5. Keterlibatan suporter: Klub harus melibatkan para suporter dalam upaya membangun budaya disiplin. Suporter dapat memberikan dukungan moral kepada tim, serta mengingatkan para pemain dan ofisial tim untuk selalu menjaga perilaku yang baik.

Dengan membangun budaya disiplin yang kuat, PSM Makassar dapat menghindari sanksi dan denda yang merugikan, serta meningkatkan citra klub di mata publik. Selain itu, budaya disiplin juga akan berdampak positif pada performa tim di lapangan, karena para pemain akan lebih fokus dan termotivasi untuk meraih kemenangan dengan cara yang sportif.

Namun, upaya membangun budaya disiplin bukanlah pekerjaan yang mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Dibutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak, mulai dari manajemen klub, pemain, ofisial tim, hingga suporter. Jika semua pihak dapat bersinergi dan saling mendukung, maka bukan tidak mungkin PSM Makassar akan menjadi klub yang disegani dan dihormati, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Selain itu, penting juga bagi PSM Makassar untuk menjalin komunikasi yang baik dengan Komdis PSSI. Klub harus proaktif dalam melaporkan setiap kejadian yang berpotensi melanggar aturan, serta bersedia menerima sanksi yang diberikan. Dengan menjalin komunikasi yang baik, klub dapat membangun kepercayaan dengan Komdis PSSI, dan menghindari sanksi yang tidak perlu.

PSM Makassar juga perlu belajar dari pengalaman klub lain yang berhasil membangun budaya disiplin yang kuat. Klub-klub tersebut biasanya memiliki sistem pembinaan yang baik, pengawasan yang ketat, dan sanksi yang tegas. Mereka juga memiliki pemain dan ofisial tim yang menjunjung tinggi sportivitas dan fair play.

Dengan mencontoh praktik baik dari klub lain, PSM Makassar dapat mempercepat proses pembangunan budaya disiplin di dalam klub. Namun, klub juga harus menyesuaikan praktik-praktik tersebut dengan kondisi dan karakteristik klub, agar lebih efektif dan efisien.

Pada akhirnya, kesuksesan PSM Makassar dalam membangun budaya disiplin akan sangat bergantung pada komitmen dan kerja keras dari semua pihak. Jika semua pihak dapat bersinergi dan saling mendukung, maka bukan tidak mungkin PSM Makassar akan menjadi klub yang disegani dan dihormati, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dengan demikian, PSM Makassar tidak hanya akan meraih prestasi gemilang di lapangan hijau, tetapi juga akan menjadi contoh bagi klub-klub lain dalam membangun budaya disiplin yang kuat. Dan dengan demikian, PSM Makassar tidak lagi menjadi langganan sanksi dan denda dari Komdis PSSI.

Related Articles

X

UPDATE YOUR LICENSE

YOUR LICENSE IS EXPIRED, FOR MORE UPDATE YOU MUST RENEW THE LICENSE

YOUR THEME HAVE VULNERABILITY PROBLEM, UPDATE THIS THEME

- Security Fix: Cross Site Scripting (XSS) vulnerability. - Security Fix: Local File Inclusion vulnerability. - Security Fix: PHP Object Injection vulnerability. - Update: Jannah Extensions plugin updated to version 1.1.5 - And Improvements and minor bug fixes.

Update License