Siapa Susie Hatadji: Arsitek di Balik Layar Timnas Indonesia yang Jadi Sorotan

Nama Susie Hatadji mendadak mencuat ke permukaan dan menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air. Hal ini tak lepas dari sorotan tajam yang dilayangkan oleh politisi Andre Rosiade, yang menyebutnya sebagai salah satu sosok kunci yang memiliki pengaruh signifikan dalam pengelolaan Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Pernyataan ini kontan menimbulkan tanda tanya besar dan spekulasi liar mengenai peran dan sejauh mana keterlibatan Susie Hatadji dalam dinamika internal Timnas Garuda.
Latar belakang munculnya nama Susie Hatadji ini berawal dari kekecewaan mendalam atas performa Timnas Indonesia yang gagal melaju ke Piala Dunia 2026. Di tengah euforia dan harapan yang sempat membumbung tinggi, kegagalan ini menjadi pukulan telak yang memicu berbagai reaksi dan tuntutan evaluasi menyeluruh. Dalam pusaran kekecewaan inilah, Andre Rosiade melontarkan pernyataan kontroversial yang menyinggung keberadaan dua sosok berinisial "S" yang dianggapnya memiliki kendali penuh atas Timnas, melampaui wewenang manajer tim resmi, Sumardji.
Susie Hatadji, sebagai salah satu sosok yang dimaksud, kemudian menjadi pusat perhatian. Apalagi, selama ini ia dikenal sebagai sosok kepercayaan Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, dalam berbagai urusan bisnis. Keterlibatannya dalam dunia sepak bola, khususnya Timnas Indonesia, menjadi pertanyaan besar yang membutuhkan jawaban transparan dan akuntabel.
Menurut Andre Rosiade, dua sosok berinisial "S" ini (satu perempuan Indonesia, yaitu Susie Hatadji, dan satu pria Maroko) memiliki kekuatan untuk mendikte kebijakan dan operasional Timnas. Ia bahkan menuding bahwa sebuah podcast yang viral sebelum pertandingan krusial melawan Irak diselenggarakan atas izin kedua sosok ini, tanpa sepengetahuan manajer tim. Hal ini mengindikasikan adanya struktur kekuasaan informal di dalam Timnas, di mana keputusan penting diambil di luar jalur resmi dan tanpa melibatkan pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab.
Pernyataan Andre Rosiade ini tentu saja menimbulkan kegaduhan dan memicu perdebatan sengit di kalangan pengamat sepak bola dan masyarakat umum. Banyak yang mempertanyakan kebenaran tudingan tersebut dan mendesak PSSI untuk memberikan klarifikasi resmi. Isu ini juga membuka tabir mengenai dugaan adanya "invisible hand" atau tangan tak terlihat dalam tata kelola Timnas Indonesia, yang selama ini mungkin tersembunyi dari publik.
Lantas, siapakah sebenarnya Susie Hatadji? Mengapa ia memiliki pengaruh sedemikian besar dalam Timnas Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menelusuri jejak karier dan latar belakangnya yang ternyata cukup mentereng.
Susie Hatadji bukanlah sosok baru dalam lingkaran Erick Thohir. Ia telah lama menjadi figur kunci di balik layar yang mendampingi Erick Thohir dalam berbagai proyek dan kegiatan, baik di dunia bisnis maupun olahraga. Kepercayaan yang diberikan Erick Thohir kepadanya menunjukkan bahwa Susie Hatadji memiliki kompetensi, loyalitas, dan integritas yang tinggi.
Jejak karier Susie Hatadji dapat ditelusuri hingga ajang Olimpiade 2012 di London. Saat itu, ia mendampingi Erick Thohir sebagai pendamping kontingen Indonesia. Kehadirannya di Olimpiade menunjukkan bahwa ia telah terlibat dalam dunia olahraga sejak lama dan memiliki pemahaman yang mendalam mengenai dinamika dan tantangan yang dihadapi oleh atlet dan tim nasional.
Selain itu, Susie Hatadji juga mendampingi Erick Thohir saat menjabat sebagai Presiden Inter Milan, salah satu klub sepak bola terbesar di Italia. Perannya dalam manajemen Inter Milan tentu tidak bisa dianggap remeh. Ia kemungkinan besar terlibat dalam berbagai aspek, mulai dari negosiasi transfer pemain, pengelolaan keuangan, hingga pengembangan strategi pemasaran. Pengalaman ini tentu sangat berharga dan relevan dengan tugasnya saat ini di Timnas Indonesia.
Tak hanya itu, Susie Hatadji juga terlibat dalam kerja sama antara Erick Thohir dan Real Madrid, klub sepak bola raksasa asal Spanyol. Kerja sama ini melibatkan berbagai program pengembangan sepak bola, termasuk pelatihan pemain muda dan pertukaran pengetahuan antara kedua klub. Keterlibatan Susie Hatadji dalam kerja sama ini menunjukkan bahwa ia memiliki jaringan yang luas di dunia sepak bola internasional dan mampu menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak.
Dengan latar belakang dan pengalaman yang dimilikinya, tidak mengherankan jika Susie Hatadji memiliki pengaruh yang besar dalam Timnas Indonesia. Ia memiliki pemahaman yang mendalam mengenai dunia sepak bola, jaringan yang luas, dan kepercayaan penuh dari Erick Thohir. Hal ini memungkinkan ia untuk berperan aktif dalam berbagai aspek pengelolaan Timnas, mulai dari perencanaan strategi, pemilihan pemain, hingga negosiasi kontrak.
Namun, di sinilah letak persoalannya. Keterlibatan Susie Hatadji yang terlalu dalam dalam Timnas Indonesia dapat menimbulkan berbagai masalah. Pertama, dapat mengganggu struktur organisasi dan hierarki yang ada. Jika Susie Hatadji memiliki kekuatan untuk mengambil keputusan tanpa sepengetahuan atau persetujuan manajer tim, maka hal ini dapat merusak koordinasi dan komunikasi internal. Kedua, dapat menimbulkan konflik kepentingan. Jika Susie Hatadji memiliki kepentingan bisnis atau pribadi yang terkait dengan Timnas Indonesia, maka hal ini dapat memengaruhi pengambilan keputusan yang tidak objektif dan merugikan kepentingan tim. Ketiga, dapat mengurangi akuntabilitas dan transparansi. Jika keputusan penting diambil di luar jalur resmi dan tanpa melibatkan pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab, maka sulit untuk mengukur kinerja dan mengevaluasi hasil yang dicapai.
Oleh karena itu, penting bagi PSSI untuk segera memberikan klarifikasi resmi mengenai peran dan keterlibatan Susie Hatadji dalam Timnas Indonesia. PSSI juga perlu memastikan bahwa struktur organisasi dan hierarki yang ada berjalan dengan baik, sehingga setiap pihak memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas. Selain itu, PSSI perlu menghindari konflik kepentingan dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil selalu mengutamakan kepentingan Timnas Indonesia.
Kasus Susie Hatadji ini menjadi momentum penting bagi PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola Timnas Indonesia. PSSI perlu memastikan bahwa Timnas dikelola secara profesional, transparan, dan akuntabel, sehingga dapat mencapai prestasi yang membanggakan. Selain itu, PSSI perlu melibatkan semua pihak yang berkepentingan, termasuk pemain, pelatih, manajer, dan suporter, dalam proses pengambilan keputusan, sehingga Timnas Indonesia dapat menjadi kebanggaan seluruh bangsa.
Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci untuk membangun Timnas Indonesia yang kuat dan berprestasi. PSSI harus membuka diri terhadap kritik dan saran dari masyarakat, serta bersedia untuk melakukan perbaikan jika memang diperlukan. Dengan demikian, Timnas Indonesia dapat menjadi simbol persatuan dan kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kasus Susie Hatadji ini juga menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Bahwa dalam setiap organisasi, termasuk Timnas Indonesia, penting untuk memiliki struktur yang jelas, peran yang terdefinisi, dan akuntabilitas yang tinggi. Dengan demikian, kita dapat menghindari konflik kepentingan, meningkatkan efisiensi, dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Semoga kasus ini dapat menjadi titik balik bagi perbaikan tata kelola Timnas Indonesia, sehingga di masa depan kita dapat melihat Garuda terbang tinggi dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.