Berita BojonegoroFeatured

Sukseskan Program Gayatri, Pemkab Bojonegoro Gelar Training of Fasilitator Bagi Para Pendamping

BOJONEGORO (RAKYATINDEPENDEN) – Program Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri (Gayatri) terus digerakkan untuk mengurangi angka kemiskinan di Kota Ledre ini.  

Guna mensukseskan program ini, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro menggelar Training Of Facilitator bagi pendamping program Gayatri

Pembukaan pelatihan tersebut digelar di Pendopo Malowopati, Pemkab Bojonegoro, Rabu (1/10/2025).

Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah menyampaikan Program Gayatri merupakan inovasi Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah di tahun 2025.

Sesuai rencana di APBD 2025, ada 400 keluarga penerima manfaat (KPM) yang memperoleh program, yang di 10 Desa dari 5 Kecamatan. Kemudian paa P-APBD direncanakan akan ada 5.000 KPM.

“Maka harapannya dapat diberikan merata kepada seluruh desa, Jadi semuanya program Pemkab sudah ada di masing masing desa. Jika 127 desa yang disurvei kemarin tidak direalisasi seperti survei akan diberikan di tahun 2026/2027,” jelasnya.

GAYATRI memang mempunyai beberapa skema. Pertama bersumber dari anggaran APBD induk, kedua P-APBD, juga seluruh kades mengalokasikan dana desa (DD) di bidang ketahanan pangan, dengan total 2.800 KPM. Tapi sampai saat ini baru 732 KPM dan belum seluruh desa memberikan Gayatri.

Dengan skema ini, jika seluruh desa sudah mengalokasikan 2.800 KPM, maka total akan ada 9.400 KPM. Selain itu ada skema Gayatri dari dana CSR perusahaan sebanyak 544 KPM.

“Selain Gayatri, kemudian ada domba kesejahteraan dimana setiap KPM menerima domba betina dan jantan dengan jumlah 1.200 KPM, Selain itu juga ada program Kolega,” tegasnya.

Para penamping nantinya memiliki tugas mengecek setelah program Gayatri diterima KPM. Mulai dari kandangnya, jumlah ayamnya, pakan, hingga vitaminnya. Para fasilitator diharap bisa membantu warga yang saat ini miskin dan menjadi masyarakat yang sejahtera.

Sementara itu, Sekretaris Disnakkan Bojonegoro, Elfia Nuraini dalam laporannya menyampaikan kegiatan Training of Facilitator (ToF) ini agar peserta memahami teknik pendampingan dan cara mendampingi program Gayatri yang efektif dan efesien.

Lanjut Elfia Nuraini untuk membekali peserta dengan kemampuan dan keterampilan untuk menjadi fasilitator/pendamping yang berkualitas dan inspiratif, serta interaktif untuk mencapai tujuan program Gayatri

Training of Facilatator (ToF)  dilaksanakan secara online dan offline dengan terbagi 4 gelombang dan 16 angkatan, yakni mulai tanggal 3 Oktober hingga 24 Oktober. ToF online dilaksanakan di masing-masing wilayah, sedang untuk offline digelar di kampus UNIGORO.

ToF ini dilaksanakan melalui Perjanjian Kerjasama (PKS) Dinas Peternakan dan Perikanan dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu.

“Peserta ToF sebanyak 560 orang, yaitu terdiri perwakilan desa sebanyak 419 orang, Kelurahan 11 orang,perwakilan kecamatan 28 orang, dan pendamping peternakan 102 orang,” paparnya.

Pada kesempatan hari ini pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Bupati dan Ibu Wakil Bupati, karena melalui kebijakan Program Gayatri, Bojonegoro meraih juara 1 tingkat Provinsi Jawa Timur dalam lomba penilaian manajemen  kelompok agribisnis peternakan katagori komoditas unggas yaitu Kelompok Tani Ternak Sumber Unggas Jaya Desa Margomulyo Kecamatan Balen yang bergerak di usaha ayam petelur.

“Kelompok ini berkontribusi tidak hanya di kelompoknya saja tapi berkontribusi dalam pendampingan Program GAYATRI dari hulu sampai hilir, sehingga ini nantinya bisa menjadi role model untuk Program GAYATRI dan adopsi untuk semua kecamatan,” tandasnya.

Melalui Training of Facilatator (ToF) ini, Disnakkan juga berharap para peserta mengembangkan strategi pendampingan yang efektif dan efisien.

Dijelasnya, dengan begitu para penerima manfaat dapat meningkatkan jumlah ayam petelur yang dimiliki dan dapat mengembangkan usaha peternakan yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan serta peningkatan pendapatan sehingga bisa menurunkan angka kemiskinan.

**(Red)

Sukisno

Seorang Wartawan Veteran di Daerah Bojonegoro

Related Articles