Suporter PSM Makassar Geram: Minimnya Tayangan Langsung di Televisi Picu Protes Keras kepada Pemegang Hak Siar

Gelombang kekecewaan dan protes keras menggema dari kalangan suporter setia PSM Makassar, menyusul minimnya penayangan langsung pertandingan tim kesayangan mereka di layar kaca. Kekecewaan ini ditujukan langsung kepada pemegang hak siar kompetisi Super League 2025/2026, dengan Indosiar sebagai stasiun televisi nasional yang menjadi sorotan utama.
Ketidakpuasan suporter mencapai puncaknya setelah empat pertandingan yang telah dilakoni PSM Makassar di bawah arahan pelatih Bernardo Tavares, tidak satu pun yang disiarkan secara langsung di Indosiar. Alih-alih menikmati aksi Wiljan Pluim dan kawan-kawan di televisi, para suporter hanya bisa menyaksikan pertandingan melalui layanan streaming Vidio.com. Hal ini tentu saja menimbulkan rasa frustrasi dan kekecewaan mendalam, mengingat tidak semua suporter memiliki akses yang memadai atau preferensi untuk menonton melalui platform streaming.
Protes ini bukan sekadar keluhan biasa. Ini adalah ungkapan kecintaan yang mendalam terhadap PSM Makassar dan keinginan untuk merasakan kebersamaan serta atmosfer pertandingan secara langsung, meskipun hanya melalui layar kaca. Bagi sebagian besar suporter, menonton pertandingan di televisi adalah bagian dari ritual dan tradisi yang telah lama melekat dalam budaya sepak bola Indonesia.
Ketiadaan tayangan langsung di televisi bukan hanya merugikan suporter dari segi hiburan, tetapi juga berdampak pada aspek lain. Misalnya, potensi untuk menarik minat sponsor dan meningkatkan pendapatan klub menjadi terhambat. Selain itu, citra PSM Makassar sebagai salah satu klub besar di Indonesia juga dapat tercoreng jika tidak mendapatkan eksposur yang layak di media televisi.
Gelombang protes suporter PSM Makassar ini menemukan saluran ekspresinya di berbagai platform media sosial. Kolom komentar di akun resmi PSM Makassar dibanjiri dengan keluhan, kritik, dan bahkan sindiran pedas kepada Indosiar. Tagar-tagar yang menyuarakan kekecewaan juga bermunculan, menunjukkan solidaritas dan kesatuan suara dari para suporter.
Salah satu komentar yang cukup menohok datang dari akun @makassarfootballselection yang mempertanyakan hubungan antara PSM Makassar dan Indosiar, "Baku bombe (bermusuhan) ki Indosiar kah min?? @psm_makassar," tulisnya. Komentar ini kemudian dibalas oleh akun @ian0202 dengan singkat, "Bah kayaknya." Sementara itu, akun @ashar_official28 dengan nada kecewa menimpali, "Nda pernah live di Indosiar."
Komentar-komentar ini hanyalah sebagian kecil dari ribuan ungkapan kekecewaan yang membanjiri media sosial. Hal ini menunjukkan betapa besar harapan suporter PSM Makassar untuk melihat tim kesayangan mereka tampil di layar kaca.
Lantas, apa sebenarnya yang menjadi penyebab minimnya tayangan langsung pertandingan PSM Makassar di televisi? Apakah ini murni masalah teknis, strategi penyiaran, atau ada faktor lain yang lebih kompleks? Pertanyaan ini tentu saja membutuhkan jawaban yang transparan dan akuntabel dari pihak-pihak terkait, terutama Indosiar selaku pemegang hak siar.
Beberapa spekulasi pun bermunculan di kalangan suporter. Ada yang menduga bahwa Indosiar lebih memprioritaskan pertandingan klub-klub lain yang dianggap memiliki daya tarik yang lebih besar. Ada pula yang beranggapan bahwa jadwal pertandingan PSM Makassar kurang strategis sehingga tidak menarik bagi stasiun televisi untuk menayangkannya.
Namun, apapun alasannya, fakta bahwa PSM Makassar, sebagai salah satu klub dengan sejarah panjang dan basis suporter yang besar, tidak mendapatkan porsi tayangan yang layak di televisi adalah sebuah ironi. Hal ini tentu saja menjadi preseden buruk bagi perkembangan sepak bola Indonesia secara keseluruhan.
Pihak manajemen PSM Makassar sendiri diharapkan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi masalah ini. Komunikasi yang intensif dengan pemegang hak siar dan lobi-lobi yang efektif perlu dilakukan agar PSM Makassar mendapatkan porsi tayangan yang lebih baik di masa depan.
Selain itu, manajemen PSM Makassar juga perlu mempertimbangkan untuk menjalin kerjasama dengan stasiun televisi lokal atau platform media digital lainnya untuk memperluas jangkauan siaran pertandingan tim. Hal ini akan memberikan alternatif bagi suporter yang tidak memiliki akses ke layanan streaming atau yang lebih memilih untuk menonton pertandingan di televisi.
Lebih dari sekadar hiburan, tayangan langsung pertandingan sepak bola di televisi memiliki peran penting dalam membangun identitas dan kebanggaan daerah. PSM Makassar adalah simbol kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan. Ketiadaan tayangan langsung di televisi sama saja dengan merampas hak masyarakat untuk merasakan kebersamaan dan dukungan terhadap tim kesayangan mereka.
Oleh karena itu, sudah saatnya para pemangku kepentingan sepak bola Indonesia, termasuk pemegang hak siar, klub, dan federasi, duduk bersama untuk mencari solusi terbaik. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa semua klub, tanpa terkecuali, mendapatkan porsi tayangan yang adil dan proporsional di televisi.
Sepak bola adalah olahraga yang paling populer di Indonesia. Potensi ekonomi dan sosialnya sangat besar. Namun, potensi ini tidak akan bisa dimaksimalkan jika masalah-masalah seperti minimnya tayangan langsung di televisi terus berlarut-larut.
Penting untuk diingat bahwa suporter adalah jantung dari sepak bola. Tanpa dukungan mereka, sepak bola tidak akan memiliki arti apa-apa. Oleh karena itu, suara dan aspirasi suporter harus didengarkan dan diakomodasi.
Protes suporter PSM Makassar ini adalah momentum yang tepat untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penyiaran sepak bola di Indonesia. Perlu ada transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan terkait pemilihan pertandingan yang akan ditayangkan. Selain itu, perlu ada mekanisme yang jelas untuk memastikan bahwa semua klub mendapatkan kesempatan yang sama untuk tampil di layar kaca.
Pemerintah, melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga, juga memiliki peran penting dalam mendorong perbaikan sistem penyiaran sepak bola. Pemerintah dapat memfasilitasi dialog antara pemegang hak siar, klub, dan federasi untuk mencari solusi yang saling menguntungkan. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada stasiun televisi yang berkomitmen untuk menayangkan pertandingan sepak bola secara adil dan proporsional.
Dengan kerjasama yang baik antara semua pihak, diharapkan masalah minimnya tayangan langsung pertandingan PSM Makassar di televisi dapat segera teratasi. Suporter PSM Makassar berhak untuk mendapatkan yang terbaik. Mereka berhak untuk melihat tim kesayangan mereka tampil di layar kaca. Mereka berhak untuk merasakan kebersamaan dan kebanggaan sebagai bagian dari keluarga besar PSM Makassar.
Semoga suara protes suporter PSM Makassar ini didengar dan direspon dengan baik oleh para pemangku kepentingan sepak bola Indonesia. Mari kita jadikan sepak bola Indonesia lebih baik, lebih adil, dan lebih profesional. Salam olahraga!